Menuju konten utama

Mengapa Pesut Mahakam Kembali Muncul Setelah Hampir Punah?

Fenomena munculnya pesut Mahakam di sungai Mahakam, Kalimantan Timur karena mungkin menjadi indikator dari keadaan perairan atau sungai.

Mengapa Pesut Mahakam Kembali Muncul Setelah Hampir Punah?
Ilustrasi Pesut Mahakam. foto/isotkphoto

tirto.id - Sebuah video yang memperlihatkan kemunculan pesut Mahakam di sungai Mahakam banyak dibicarakan di media sosial Twitter.

Video yang diunggah oleh akun Syaiful Bahri ini menunjukkan beberapa ekor pesut Mahakam yang menampakkan dirinya di Sungai Mahakam Provinsi Kalimantan Timur.

Kemunculan pesut Mahakam menjadi perbincangan ramai karena ini merupakan salah satu jenis mamalia tertua yang masih ada namun terancam kepunahannya.

Menurut WWF, pesut Mahakam disebut juga dengan lumba-lumba Irrawaddy (nama latinnya Orcaella brevirostris) yang biasanya ditemukan di daerah pantai di Asia Selatan dan Tenggara, dan di tiga sungai: Ayeyarwady (Myanmar), Mahakam (Kalimantan Indonesia) dan Mekong.

Lumba-lumba Irrawaddy di sungai Mekong mendiami bentangan sepanjang 118 mil antara Kamboja dan PDR Laos dan langka, serta hanya 92 individu yang diperkirakan masih ada.

Lumba-lumba jenis ini memiliki dahi menonjol, paruh pendek, dan 12-19 gigi di setiap sisi kedua rahangnya.

Fenomena Kemunculan Pesut Mahakam

Kemunculan kembali spesies pesut Mahakam ini sangatlah unik, karena mereka bisa menjadi salah satu indikator dari keadaan perairan atau sungai.

Pesut Mahakam adalah mamalia air (bukan ikan) yang hidup di sungai air tawar daerah tropis dan hidup dengan cara berkelompok (6-9 ekor), demikian seperti dilansir dari Indonesia.go.id.

Pesut di Indonesia berkerabat dekat dengan pesut yang terdapat di Asia Tenggara dan Asia Selatan, juga Australia.

Menurut Animal Diversity,pesut Makaham lebih menyukai daerah pantai, terutama yang berlumpur, air payau di muara sungai dan delta, dan tampaknya tidak menjelajah jauh di lepas pantai. Hal ini menjadi salah satu alasan kenapa Pesut Mahakam terlihat muncul di Sungai Mahakam.

Sebagian besar penampakan telah dilakukan dalam 1,6 km dari garis pantai, tetapi beberapa telah dilaporkan di perairan lebih besar dari 5 km dari pantai.

Beberapa populasi tampaknya terbatas pada air tawar, misalnya Danau Chilka, India, Songhkla, Thailand, dan yang terakhir sungai Mahakam di Kalimantan Timur.

Pesut Mahakam merupakan salah satu spesies dari lumba-lumba air tawar. Dilansir dari World Wild Life, terdapat beberapa jenis spesies lumba-lumba air tawar yang cukup terkenal, yakni:

    • Lumba-lumba air tawar Amazon
    • Lumba-lumba air tawar Bolivia
    • Lumba-lumba air tawar Tucuxi
    • Lumba-lumba air tawar Gangga
    • Lumba-lumba air tawar Indus
    • Lumba-lumba air tawar Irrawaddy (pesut Mahakam)
    • Lumba-lumba air tawar Yangtze

Tidak seperti lumba-lumba lainnya, lumba-lumba Irrawaddy tidak memiliki paruh dan memiliki leher yang fleksibel. Fleksibilitas di leher menyebabkan kusut yang terlihat di belakang kepala.

Selain itu, lumba-lumba Irrawaddy memiliki kepala melotot, dengan dahi memanjang melewati mulut, sirip dada berbentuk segitiga, seperti dayung, dada, dan sirip punggung kecil berbentuk segitiga mengatur sekitar dua pertiga dari panjang tubuh di sepanjang punggung.

Warna kulit pesut Mahakam bervariasi dari biru muda ke abu-abu hijau dengan bagian bawah yang lebih terang.

Sementara wajah dan kepalanya mirip dengan paus beluga (Delphinapterus leucas). Lumba-lumba Irrawaddy memiliki gigi yang sempit, runcing, seperti pasak dengan panjang sekitar 1 cm di rahang atas dan bawah.

Massa tubuh bervariasi dari 114 kg hingga 143 kg dan panjangnya berkisar dari 146 cm hingga 275 cm.

Jantan cenderung lebih besar dalam massa dan panjang, dengan sirip punggung yang lebih besar. Lumba-lumba Irrawaddy kekurangan sfingter jantung dan perut dibagi lagi menjadi kompartemen.

Saat ini sedikit yang diketahui tentang sistem perkawinan di lumba-lumba Irrawaddy. Karena hewan-hewan hidup dalam kelompok kecil dengan rata-rata antara tiga hingga enam individu, diduga berkembang biak di luar kelompok itu. Musim kawinnya adalah antara Desember dan Juni.

Namun, sedikit yang diketahui tentang perilaku kawin. Seperti pada spesies lumba-lumba lainnya, dapat dianggap bahwa jantan kawin dengan beberapa betina dan bersaing untuk jantan.

Baca juga artikel terkait PESUT MAHAKAM atau tulisan lainnya dari Endah Murniaseh

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Endah Murniaseh
Penulis: Endah Murniaseh
Editor: Dhita Koesno