tirto.id - Perilaku menyimpang sering kali dapat ditemui disekitar kita. Tokoh sosiologi nasional, Robert M.Z.Lawang menyatakan bahwa perilaku menyimpang merupakan semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial. Salah satu perilaku menyimpang yang umum terjadi adalah kenakalan remaja.
Kenakalan remaja merupakan segala bentuk tindakan pelanggaran terhadap norma, adat, hingga hukum yang dilakukan oleh remaja. Karena adanya tindakan yang melawan norma, adat, dan hukum inilah mengapa kenakalan remaja disebut sebagai perilaku menyimpang.
Menurut Suryadin dalam Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan publikasi Kemendikbud, yang disebut sebagai remaja merupakan perempuan berusia 13 sampai 17 tahun dan laki-laki berusia 14 sampai 17 tahun.
Usia ini merupakan masa-masa saat individu mulai mencari jati diri, sehingga rentan terhadap hal baru diluar kebiasaan mereka. Sehingga pada usia ini penting untuk menekankan pendidikan moral, norma, dan hukum, serta memberikan bimbingan dan dukungan tindakan positif untuk remaja.
Faktor penyebab kenakalan remaja
Kenakalan remaja sendiri bisa disebabkan oleh berbagai hal. Menurut Shuadianto (2009) dalam modul Antropologi SMA yang dipublikasikan oleh Kemendikbud, kenakalan remaja disebabkan oleh dua faktor, internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang muncul dari dalam diri remaja. Faktor internal termasuk:
- Gangguan psikiatris yang terjadi pada perkembangan dan proses adaptasi saat anak menuju dewasa;
- Perilaku kurang rasional dan kekanak-kanakan;
- Pola tingkah laku yang salah termasuk apatisme, putus asa, pelaian diri, agresi, tindak kekerasan, dan sebagainya;
- Sikap pembenaran diri dari rasa tidak puas dan frustasi melalui tindakan yang salah;
- Memiliki keterbelakangan mental;
- Konflik batin, emosi labil, perasaan tidak peka terhadap orang lain, dan rasa rendah diri yang kuat.
- Faktor keluarga, misalnya ketidakharmonisan keluarga (broken home), orang tua yang terlalu overproteksi, keluarga yang melakukan kekerasan (KDRT), dan sebagainya.
- Faktor lingkungan sekolah, termasuk kurikulum yang tidak jelas, guru yang tidak memahami kejiwaan remaja, hingga kurangnya sarana di lingkungan sekolah.
- Faktor milieu atau lingkungan sekitar, termasuk anak-anak yang tumbuh di lingkungan penuh tindakan kriminal, antisosial, kemiskinan, dan sebagainya.
Bentuk-bentuk kenakalan remaja
Kenakalan remaja dapat dilakukan secara perseorangan ataupun kelompok, situasional ataupun sistemik. Apapun bentuknya, tindakan kenakalan remaja termasuk dalam bentuk penyimpangan karena melanggar norma di masyarakat dan merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Adapun beberapa bentuk penyimpangan yang berkaitan dengan kenakalan remaja, antara lain:
- Penyimpangan individu, yang dilakukan oleh perseorangan. Contoh kenakalan remaja yang termasuk penyimpangan individu seperti menggunakan obat-obatan terlarang, minum minuman beralkohol, hingga pencurian.
- Penyimpangan kelompok, yang dilakukan oleh sekumpulan orang. Contoh kenakalan remaja yang termasuk penyimpangan kelompok adalah tawuran, kericuhan saat menonton bola atau konser, hingga geng motor dan balapan liar.
- Penyimpangan situasional, yaitu penyimpangan yang dilakukan karena terpengaruh kondisi individu, seperti kondisi ekonomi. Contoh kenakalan remaja yang termasuk penyimpangan situasional adalah mencuri dan menipu.
- Penyimpangan sistemik, yaitu penyimpangan yang dilakukan secara terus menerus disertai organisasi khusus. Contoh kenakalan remaja yang termasuk penyimpangan sistemik adalah perpeloncoan dan bullying saat masuk organisasi atau saat orientasi siswa baru yang dilakukan dari tahun ke tahun.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari