Menuju konten utama

Menanti Tuah Stadion Baru Tottenham Hotspur

Tottenham Hotspur sedang ada di fase kritis. Stadion baru mereka jelas bisa memberikan semangat baru.

Menanti Tuah Stadion Baru Tottenham Hotspur
Stadion Tottenham Hotspur yang baru di London utara. AP Photo/Matt Dunham

tirto.id - Tottenham Hotspur terakhir kali bermain di Stadion White Hart Lane kala mengalahkan Manchester United 2-1 sekitar 97 minggu yang lalu. Sejak saat itu stadion dibongkar, dibangun yang baru, dan tim harus menjalani laga kandang di Wembley.

Meski sama-sama berada di London--hanya berjarak sekitar 48 menit perjalanan darat--Wembley jelas tempat asing bagi Spurs. Di tempat asing itulah tim menjalani hari-harinya.

Semula mereka tampak baik-baik saja, terutama pada musim ini. Selain tampil perkasa di liga, anak asuh Mauricio Pochettino itu juga melaju kencang di Liga Champions.

Namun dalam pertandingan penting di liga akhir-akhir ini, Wembley jadi tidak bersahabat bagi Spurs. Setelah kalah 0-1 dari Manchester United pada 13 Januari lalu, Spurs juga hanya mampu bermain imbang 1-1 saat dikunjungi Arsenal pada 2 Maret 2019.

Alhasil, ditambah hasil buruk dalam laga tandang, Spurs, yang sempat bersaing bersama Liverpool dan Manchester City untuk memperebutkan gelar liga, kini harus berjuang sekuat tenaga hanya untuk mendapatkan satu tempat di Liga Champions musim depan.

Sekali saja terpelesat, Arsenal dan United siap mendepak mereka dari posisi empat besar. Dan itu tampaknya tinggal menunggu waktu melihat penampilan mereka belakangan ini.

Yang menarik, sebelum skenario buruk itu benar-benar terjadi, Spurs ternyata mendapatkan suntikan tenaga yang kelewat besar. Setelah tertunda, stadion baru Spurs rampung dibangun dan siap menjadi rumah dalam pertandingan-pertandingan selanjutnya.

Mauricio Pochettino kembali bersemangat. Pelatih asal Argentina itu bahkan berani kembali bermimpi.

“Kami [Spurs] menangis saat meninggalkan White Hart Lane. Sekarang, hari pertama di stadion baru ini, kami menangis lagi karena mimpi kami menjadi nyata,” ujar Pochettino, saat ia dan anak asuhnya untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di stadion baru.

“Ini akan menjadi bantuan yang sangat besar di sisa musim. Dengan dukungan 62 ribu penonton di stadion ini, mengapa kita tidak bisa mencapai semifinal Liga Champions Eropa? Stadion ini akan memberikan keajaiban.”

Bangunan Anyar yang Tampak Akrab

Sementara ini, stadion baru tersebut masih diberi nama Tottenham Hotspur Stadium. Saat nama masih sementara, Spurs dipastikan akan mulai menggunakan stadion tersebut saat menjamu Crystal Palace pada 3 April nanti.

Sebelum dipakai resmi, stadion tersebut telah digunakan untuk dua laga test event. Laga pertama antara Tottenham Hotspur U-18 melawan Southampton sudah dilangsungkan Sabtu (23/3) kemarin, sementara laga kedua yang akan mempertemukan legenda Spurs melawan legenda Inter Milan berlangsung pada akhir pekan depan.

Seperti Pochettino, David Hytner, jurnalis Guardian yang datang pada laga test event pertama, tak bisa menutupi rasa kagumnya terhadap stadion baru itu.

“Satu kata: wow,” tutur Hytner.

Tentu bukan hanya Hytner dan Pochettino yang kagum dengan kemegahan stadion itu. Hytner lantas menulis: “ketika mereka masuk ke dalam stadion, setiap suporter tampak berekspresi kekanak-kanakan–mata mereka membelalak takjub, hilang akal.”

Hytner tentu mempunyai alasan mengapa ia berpendapat seperti itu. Menurutnya, stadion baru tersebut mampu menghasilkan suasana intim.

Meski ia berkapasitas 62.026 ribu tempat duduk--sekitar 41,5 persen lebih besar daripada White Hart Lane--stadion baru itu masih mengingatkan akan stadion lama: ia berdiri di tempat yang sama, dengan deretan bangku berwarna sama, serta penempatan papan iklan elektronik yang tak jauh beda.

Selain itu, stadion yang menghabiskan biaya pembangunan sekitar satu miliar pound sterling tersebut juga bisa membuat para penggemar benar-benar menjadi “pemain ke-12”. Kabarnya, jarak antara tribun penonton dan lapangan hanya lima meter, paling dekat di antara stadion-stadion Inggris lain.

Dan Tribun Selatan stadion itu dibangun dengan konsep single-tier yang mampu menampung 17,500 orang--seperti “Yellow Wall” di markas Borussia Dortmund.

Soal Tribun Selatan itu, David Aaronovitch, salah satu suporter Spurs, lantas mengungkapkan pendapatnya di The Times:

“Tempat itu dibangun untuk membuat kebisingan. Kebisingan yang mampu meningkatkan atmosfer pertandingan. Di Tribun Selatan, 17.500 orang akan duduk dan mungkin beberapa ribu di antaranya akan, jika Premier League mau mengubah aturan, 'berdiri dengan aman,' dilindungi oleh pembatas yang ada di depannya,” tutur Aaronovitch.

Melihat bagaimana reaksi penonton saat J’Neil Bennett, pemain Spurs U-18, mencetak gol ke gawang Soton U-18 (gol pertama yang yang terjadi di stadion baru Spurs itu), Aaronovitch kemudian menambahkan: “aku merasa saat sebuah pertandingan dimainkan di sini, baik itu Premier League maupun Liga Champions, pertandingan-pertandingan itu sepertinya akan berlangsung layaknya sebuah final.”

Atas semua komentar-komentar dan peristiwa-peristiwa di atas, pantas jika para pemain Tottenham Hotspur menaruh harapan besar di rumah barunya itu.

Baca juga artikel terkait PREMIER LEAGUE atau tulisan lainnya dari Renalto Setiawan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Renalto Setiawan
Editor: Rio Apinino