Menuju konten utama

Menaker Sebut 150 Ribu Pekerja Kena PHK Akibat Corona

90 persen dari 1,5 juta pekerja dirumahkan akibat Corona.

Menaker Sebut 150 Ribu Pekerja Kena PHK Akibat Corona
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah bersiap mengikuti foto bersama seusai pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Beranda Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc.

tirto.id - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah menyatakan sebanyak 150 ribu orang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) selama pandemi Corona atau Covid-19. Ida mengklaim jumlah itu masih cukup baik karena jumlah pekerja yang dirumahkan tanpa penetapan PHK masih lebih banyak.

“Kalau kita liat data dari 1,5 juta orang itu, 10 persennya di-PHK. 90 persennya itu dirumahkan,” kata Ida dalam siaran live di akun Youtube Kemenko Perekonomian, Sabtu (12/4/2020).

Ida menyatakan hal ini menunjukkan pengusaha masih berupaya mempertahankan karyawannya. Ia bilang opsi PHK memang tidak terhindarkan dalam kondisi ini, tetapi trennya menunjukan pilihan itu masih di tahap akhir.

Sebagai antisipasi ke depan, Ida bakal terus membicarakan hal ini dengan para pengusaha. Ia bilang masih banyak langkah alternatif yang bisa ditempuh alih-alih PHK.

Ida mencontohkan opsi itu terdiri dari mengurangi upah dan fasilitas tingkat atas, membatasi atau menghapuskan jam lembir, mengurangi jam kerja, pembatasan har kerja, meliburkan atau merumahkan buruh secara bergilir.

“Ini yang banyak diambil teman-teman pengusaha,” ucap Ida.

Ida juga mendorong pengusaha untuk selalu membicarakan terlebih dahulu dengan serikat pekerja sebelum mengambil keputusan yang menentukan nasib buruh. Ia bilang jika perusahaan itu tidak memiliki serikat, maka ada kewajiban untuk mengajak bicara pekerjanya langsung.

“Dalam kondisi sulit ini pentingnya membangun hubungna baik dari pekerja dan teman-teman pengusaha. Sekali lagi teman-teman pengusaha juga tidak ingin kondisi ini. Semua tidak ingin ini terjadi,” ucap Ida.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan