tirto.id - Keri Gans, konsultan gizi yang tinggal di New York sekaligus penulis The Small Change Diet: 10 Steps to a Thinner, Healthier You (2011) pernah menyatakan cara terbaik untuk menurunkan berat badan ialah dengan rutin berolahraga.
Dalam proses menurunkan berat badan, pembakaran kalori, jelas Gans, memegang peran penting. Singkat kata, pengeluaran kalori harus lebih banyak dibandingkan pemasukannya agar tercipta keseimbangan energi.
Cara membakar kalori bisa beraneka ragam. Selain berolahraga rutin, membakar kalori dapat dilakukan dengan menjaga pola makan. Contoh sederhananya adalah mengurangi kafein, minum santan dan susu, jeruk, hingga menghindari santapan yang diolah menggunakan mentega. Tak ketinggalan, langkah lain yang bisa dilakukan untuk membakar kalori adalah dengan berhubungan seks.
Gagasan mengenai seks dapat membantu pembakaran kalori, menurut National Health Service UK, sebetulnya sudah muncul sejak lama. Ia menjadi bahan obrolan majalah gaya hidup sampai acara reality show. Akan tetapi, jelas NHS, tidak ada yang mampu mengukur secara akurat berapa banyak kalori yang dikeluarkan saat sedang berhubungan badan.
Namun, penelitian Julie Frappier, Isabelle Toupin, Joseph Levy, Mylene Aubertin-Leheudre, dan Antoni Karelis menunjukkan angka energi yang dibakar lewat aktivitas seks.
Penelitian itu dilakukan terhadap 21 pasangan heteroseksual yang rata-rata berusia 23 tahun dan berada di Montreal. Dalam pelaksanaannya, para pasangan tersebut diminta melakukan dua hal: berhubungan badan serta lari-lari di atas treadmill selama 30 menit.
Aktivitas peserta lantas direkam dengan alat bernama SenseWear yang ditempelkan di lengan. Alat tersebut bakal mengukur tingkat energi yang dikeluarkan.
Konteks aktivitas seksual yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi foreplay sampai orgasme yang didapatkan kedua pihak. Selama satu bulan, pasangan diinstruksikan untuk melakukan satu aktivitas seksual tiap minggunya. Saat berhubungan seksual, pasangan dilarang menggunakan obat-obatan terlarang, alkohol, sampai Viagra.
Setelah bekerja satu bulan, peneliti lantas menghasilkan perhitungan bahwa saat berhubungan seks, pria membakar sekitar 101 kkal (kilokalori) atau 4,2 kkal per menit dan perempuan mengeluarkan 69,1 kkal (3,1 kkal per menit). Sementara kalori yang dibakar ketika berlari di atas treadmill adalah 276 untuk pria (9,2 kkal per menit) dan 213 untuk perempuan (7,1 kkal per menit).
Apabila diambil rata-rata secara keseluruhan aktivitas seksual mampu membakar 85 kkal atau 3,6 kkal per menit. Hasil ini, di lain sisi, menunjukkan bahwa aktivitas seks dianggap berpotensi menjadi sesi latihan fisik. Tak hanya itu, aktivitas seks menurut para peserta dipandang lebih menyenangkan daripada lari-lari di atas treadmill selama 30 menit.
Ihwal pembakar kalori saat berhubungan seks ini nyatanya menimbulkan respons beragam. Janita Vidyasari, perempuan 27 tahun yang bekerja sebagai pegawai bank swasta di Slipi menjelaskan dirinya tak mengetahui jika ada hitung-hitungan tersebut.
“Jujur, gue enggak terlalu ngeh kalau ada kaya gituan [pembakaran kalori]. Setau gue, kalau bakar kalori itu, ya, dengan olahraga dan lain sebagainya,” katanya kepada Tirto.
Sedangkan Raka Renaldi, pegawai di salah satu kementerian mengungkapkan dirinya mengetahui jika terdapat kalori yang dibakar ketika berhubungan seks. Namun, Renaldi tak terlalu memusingkan hal itu. Baginya, seks adalah “bentuk kesenangan” dan “cara merekatkan hubungan dengan pasangan.”
“Seks bagi gue, ya, soal having fun. Gue enggak sempet mikirin hal kaya gitu [pembakaran kalori]. Bayangin aja, lo mau intim sama pasangan atau lagi ikut pelajaran olahraga?” timpalnya.
Olahraga Jangan Diganti Seks
Kendati demikian, anggapan seks dapat membakar banyak kalori tak serta merta disetujui banyak pihak. Dalam “Myths, Presumptions, and Facts about Obesity” yang dipublikasikan New England Journal of Medicine, Krista Casazza dkk mengatakan aktivitas seks sebetulnya hanya membakar sekitar 21 kkal; tidak sebanyak hasil penelitian Université du Québec à Montréal yang kerap dikutip situs gaya hidup.
Sementara itu, National Health Service mengungkapkan ada celah dari hasil penelitian Université du Québec à Montréal. Beberapa hal yang dikritik National Health Service antara lain kriteria sampel penelitian yang dirasa homogen (pasangan dengan kondisi fisik sehat, heteroseksual, dan rata-rata berusia 23 tahun) hingga tidak jelas seberapa akurat ban lengan SenseWear dalam mengukur pengeluaran energi dari berbagai aktivitas yang mungkin, mengutip NHS, “mengandung kesalahan.”
Tak sebatas itu, NHS juga mempertanyakan mengenai tingginya angka kalori yang dibakar saat berhubungan seks. NHS berasumsi, angka yang tinggi tersebut tidak bisa dilepaskan dari faktor bahwa masing-masing pasangan mengetahui mereka sedang dipantau. Dampaknya membuat pasangan jadi "aktif" saat di ranjang.
Kemudian, NHS juga menggarisbawahi bahwa aktivitas seks tidak berada dalam level setingkat dengan lari di treadmill untuk mengukur berapa banyak kalori yang dibakar. NHS menyarankan jika ingin seimbang, maka, intensitas berhubungan badan (pada penelitian) ditingkatkan dari yang semula sekali dalam seminggu menjadi lima kali per minggu.
Salah satu penulis studi, Antony Karelis, menyarankan untuk tidak terlalu mengandalkan seks dan tetap menjalani olahraga rutin dalam membakar kalori.
“Seks seharusnya tidak menggantikan olahraga secara teratur,” katanya seperti dilansir Time. “Sebaliknya, seks dan olahraga harus dimasukkan dalam rutinitas Anda dengan baik. Studi menunjukkan masing-masing kegiatan tersebut dapat meningkatkan kesehataan. Jadi, kombinasi keduanya mengarah pada kualitas hidup yang lebih baik.”