tirto.id - PT Medco E&P Indonesia seperti di Sumatera Selatan lebih memilih melakukan efisiensi ketimbang melakukan pemutusan hak kerja (PHK) karyawan meskipun kondisi perusahaan terpuruk akibat dampak anjloknya harga minyak mentah.
Manager of PA-Security Indonesia West PT Medco E&P Indonesia Sutami mengatakan, keputusan perusahaannya tidak mem-PHK karyawan lantaran perusahaan masih bisa bertahan dengan cara melakukan sejumlah efisiensi untuk menekan pengeluaran.
“Dalam dua tahun terakhir sudah banyak pemilik KKKS melakukan PHK, sementara Medco sendiri belum karena menerapkan seni untuk bertahan hidup,” kata Sutami di sela-sela workshop industri hulu migas, di Palembang, Kamis (2/6/2016).
Sutami mencontohkan efisiensi itu di antaranya terjadi pada struktur pimpinan perusahaan. “Contohnya seperti di Sumsel yang sebelumnya memiliki tiga manajer untuk mengurus tiga blok, saat ini hanya satu saja,” kata dia.
Menurut Sutami, selain efisiensi di internal perusahaan, Medco juga berupaya maksimal untuk mempertahankan produksi dalam kaitannya merespons rendahnya harga minyak mentah.
Terkait keinginan ini, Medco belum lama ini diberikan kepercayaan lagi oleh pemerintah untuk memperpanjang kontrak karya di Blok Lematang hingga 10 tahun ke depan.
Blok Lematang diserahkan kepada Medco setelah PT Pertamina tidak berminat mengambil alih pengelolaan blok tersebut.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan, cadangan gas yang ada di blok tersebut sebesar 123,38 billion standard cubic feed. Sementara cadangan minyaknya 36 mtsb.
“Kondisi hulu migas dalam dua tahun ini sedang terpuruk, atau ibarat roda sedang berada di bawah. Tapi terlepas dari kondisi ini, ada sisi positif yang masih dapat diambil yakni membuat Medco semakin terpacu meningkatkan produksi dan efisiensi dalam penggunaan anggaran,” kata dia.
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz