tirto.id -
Proyek Tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu proyek tembaga terbesar di dunia yang masih dalam fase pra produksi. Merdeka memiliki 100 persen saham dalam proyek ini, yang terletak di bawah naungan Tambang Emas Tujuh Bukit.
"Masih agak lama sih itu, antara 2026-2027 [beroperasinya]. Itu pun masih banyak pertimbangan. Seperti keekonomian dari perkembangan proyek itu. Karena proyek bawah tanah itu kan mahal sekali investasinya," kata General Manager (GM) Corporate Communication MDKA, Tom Malik, dalam acara Media Year-End Luncheon, di SCBD, Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Tom menyampaikan, sejak 2018, MDKA telah menginvestasikan sekitar 176 juta dolar AS untuk studi kelayakan yang terperinci. Termasuk eksplorasi sepanjang 1.890 meter, pengeboran untuk mendefinisikan sumber daya, pemodelan geologi, studi teknis, dan studi pra-kelayakan (pre-feasibility study atau PFS) yang rampung pada Mei 2023 lalu.
Pengeboran untuk mendefinisikan sumber daya mineral di bawah tanah telah berjalan dengan baik pada 2023. Per September 2023, pengeboran sepanjang 26.290 meter telah diselesaikan.
Pengeboran akan berlanjut sepanjang sisa tahun ini dengan target 10,375 meter. Pembaruan sumber daya mineral berikutnya, yang ditargetkan pada kuartal pertama 2024, diharapkan akan memberikan tambahan besar pada tonase sumber daya terindikasi.
"Kita sudah bangun terowongan bawah tanah untuk melakukan pengeboran, sudah dari 2018. So far sudah investasi sekitar 150-an juta dolar AS hanya untuk eksplorasi doang," jelas dia.
Dia menyebut, panjang terowongan proyek tersebut hampir 2 kilometer (km) dengan tingkat kedalamannya sudah mencapai 70-80 meter di bawah permukaan laut (mdpl). Lokasinya sendiri berada di pinggir laut selatan.
"Jadi karena proyek itu besar, dan cukup besar investasinya, memang kita perlu mendapatkan gambaran cadangan yang betul-betul pasti, karena bukan main-main," kata dia.
Tom mengatakan berbagai studi terus dilakukan terhadap pengembangan proyek tersebut. Ini terus dilakukan lantaran penambangan proyek dilakukan di bawah tanah dan sangat kompleks.
"Jadi perlu studi macam-macam. Termasuk sisipan air laut, karena di pinggir pantai ya. Kalau sudah ke bawah seperti itu banyak hal yang perlu diketahui dengan pasti melalui studi-studi," kata dia.
Proyek Tembaga Tujuh Bukit mengandung sumber daya mineral sebanyak 1,71 miliar ton dengan kadar tembaga 0,47 persen dan emas 0,50 g/t, yang mengandung sekitar 8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ounces emas (termasuk 443 juta ton sumber daya terindikasi dengan kadar tembaga 0,60 persen dan emas 0,66 g/t).
Pada puncak produksinya, Proyek Tembaga Tujuh Bukit nantinya akan memproses 24 juta ton bijih per tahun untuk menghasilkan lebih dari 110.000 ton tembaga dan 350.000 ounces emas per tahun selama lebih dari 30 tahun.
Sementara itu, Direktur PT Bumi Suksesindo (BSI), Riyadi Effendi, yang juga merupakan anak usaha dari MDKA menyampaikan pihaknya bencananya mencari mitra untuk memproduksi tembaga hasil produksi tambang tembaga bawah tanah tujuh bukit tersebut. Saat ini ada dua perusahaan yang memiliki proyek fasilitas pemurnian atau smelter yang tengah dijajaki oleh PT BSI.
“Salah satu antara Freeport atau Amman,” kata Tedi dalam kesempatan sama.
Seperti yang diketahui, PT Freeport Indonesia (PTFI) sedang membangun smelter tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus Industri Java Integrated dan Industrial Port Estate (KEK JIIPE) Manyar, Gresik, Jawa Timur.
Sementara PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sedang membangun smelter tembaga di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri