Menuju konten utama

MDKA Segera Operasikan Tambang Emas & Tembaga Raksasa

PT Merdeka Copper Gold akan mengoperasikan tambang emas terbesar di Asia Pasifik pada 2025. Lalu tambang tembaga terbesar ketiga di Indonsia pada 2026.

MDKA Segera Operasikan Tambang Emas & Tembaga Raksasa
Tim Pengisi Materi Acara "Mining Workshops for Journalists" yang diadakan oleh PT Merdeka Copper Gold. (Tirto.id/Dwi Ayuningtyas)

tirto.id - PT. Merdeka Copper Gold Tbk (Merdeka) terus mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan tambang mineral dan logam di Indonesia. Hal ini dibuktikan dari bertambahnya beberapa proyek raksasa yang dibesut oleh perusahaan, yakni Proyek Emas Pani (PEP) di Gorontalo dan Proyek Tembaga Tujuh Bukit (PTTB) di Banyuwangi.

Proyek Emas Pani akan menjadi tambang emas terbesar, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di wilayah Asia Pasifik. Proyek ini diproyeksi memiliki umur cadangan yang dapat bertahan hingga beberapa dekade.

Merujuk hasil studi kelayakan, bakal tambang emas di Gorontalo tersebut mempunyai kandungan sumber daya mineral hingga 6,7 juta ton emas. Perusahaan menganalisa proyek ini dapat memproduksi hingga 19 juta ton biji per tahun dengan kapasitas maksimal sekitar 500 ribu ounces emas.

Proyek yang telah menghabiskan dana eksplorasi setidaknya 114 juta dolar AS ini akan secara resmi beroperasi pada tahun depan. "Kita akan mulai beroperasi kemungkinan akhir tahun depan," ungkap Tom Malik, GM Corporate Communication Merdeka pada acara "Mining Workshops for Journalists", Rabu (8/5/2024).

Sementara itu, Proyek Tembaga Tujuh Bukit akan menjadi tambang tembaga ketiga terbesar di Indonesia, setelah tambang tembaga milik PT Freeport Indonesia (Freeport) dan PT Amman Mineral Internasional (Amman).

"Di tambang bawah tanah tujuh bukit kita sedang kembangkan proyek yang akan menjadi tambang tembaga berumur panjang. Ketika beroperasi akan menjadi tambang ketiga setelah Freeport dan Amman," ungkap Tom.

Tambang yang dikelola oleh PT Bumi Suksesindo, anak perusahaan Merdeka, akan berkontribusi signifikan pada produksi tembaga Ibu Pertiwi. "Ini akan menyumbang setidaknya 10-15 persen (kenaikan) produksi tembaga Indonesia," imbuhnya.

Dirinya menjelaskan perusahaan sudah menghabiskan hampir 200 juta dolar AS sejak 2018 untuk studi kelayakan terperinci proyek tersebut. Pada puncak produksinya, Proyek Tembaga Tujuh Bukit nantinya akan memproses 24 juta ton bijih per tahun untuk menghasilkan lebih dari 110.000 ton tembaga dan 350.000 ounces emas per tahun selama lebih dari 30 tahun.

Selain itu, proyek ini adalah tambang bawah tanah yang memiliki panjang terowongan hingga 2 kilometer (km). Berbeda dengan Proyek Tambang Tembaga Wetar yang dioperasikan dengan sistem tambang terbuka.

Lebih lanjut, besar kemungkinan kedua operasional proyek tersebut akan mendapat kucuran dana dari private placement melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) III.

Merujuk keterbukaan informasi, perusahaan berencana menerbitkan 2,44 miliar saham yang setara dengan 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor.

Dalam kesempatan yang sama Merdeka juga menunjukkan komitmennya untuk menyebarluaskan ilmu dan pengetahuan mengenai industri pertambangan. Dalam rangkaian acara ini, jurnalis yang hadir disajikan informasi mengenai proses eksplorasi, produksi hingga pascapenambangan.

Tahap awal menjadi tahap yang paling krusial karena tidak hanya membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan potensi, tapi juga memerlukan biaya yang sangat besar.

Baca juga artikel terkait INSIDER atau tulisan lainnya dari Tim Media Service

tirto.id - Flash news
Penulis: Tim Media Service