tirto.id - Letkol (Mar) Kanang Budi Raharjo, Komandan Batalion Infanteri 7 Marinir mengatakan warga Slipi sebetulnya tidak ingin ada bentrok. Massa kesal karena cara aparat membubarkan kerumunan salah satunya dengan menggunakan gas air mata.
“Mereka ingin dialog dan cara-cara persuasif didahulukan,” kata Kanang.
Kanang bilang dia memutuskan bicara dengan massa karena dia tak melihat mereka sebagai lawan. Dia pun merasa sebetulnya massa tak membela apa-apa.
“Saya tidak melihat ada suatu urgensi yang harus dibela massa. Maka saya ajak mereka berbicara,” tambahnya.
Kini area flyover Slipi mengarah ke Petamburan dalam keadaan kondusif. Namun aparat masih berjaga di lokasi.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Harry Kurniawan menduga demonstran di Bawaslu pada Selasa malam (21/5/2019) berbeda dari massa siang hari. Massa malam hari berniat ingin rusuh, ujar Kombes Kurniawan.
Polisi berusaha membubarkan massa, tapi massa bersikap provokatif dan menantang polisi. Pukul 22:35, polisi menghalau massa ke arah Jalan Wahid Hasyim. Di sekitar jalan inilah, terutama di kawasan Pasar Tanah Abang, menjadi titik kericuhan antara massa dan polisi hingga Rabu dini hari (22/5/2019).
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Gilang Ramadhan & Rio Apinino