Menuju konten utama

Mantan PM Inggris David Cameron Mundur dari Parlemen

Setelah mengabdi selama 15 tahun di parlemen, David Cameron memutuskan untuk mundur. Keputusannya itu disebabkan dirinya keberadaannya menjadi pengalih perhatian dan gangguan untuk kerja-kerja pemerintahan.

Mantan PM Inggris David Cameron Mundur dari Parlemen
Mantan Perdana Menteri David Cameron berjalan keluar dari 10 Downing Street. Antara Foto/Reuters/Peter Nicholls.

tirto.id - Mantan Perdana Inggris David Cameron menyatakan telah mengundurkan diri sebagai anggota parlemen setelah 15 tahun. Seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (13/9/2016), Cameron menyatakan bahwa ia tidak ingin kehadirannya sebagai backbencher [anggota parlemen yang tidak menjabat sebagai menteri] Konservatif, menjadi gangguan bagi Perdana Menteri Theresa May.

Pemimpin Konservatif sebelumnya, yang telah mengakhiri karirnya dalam kancah politik Westminster hanya dua bulan setelah meninggalkan Downing Street ini, mengisyaratkan bahwa ia tidak ingin orang terlalu memperhatikan setiap perbedaan pendapat antara dirinya dan perdana menteri penggantinya . Kepergiannya dari parlemen dipduga akan memicu pemilihan umum sela di konstituensi Witney di Oxfordshire.

Ditanya tentang keputusannya yang membuka kemungkinan bahwa ia "menghina" Perdana Menteri Theresa May, Cameron sebelumnya mengatakan dirinya menduga May telah lebih dulu memecah hubungan yang ada. Namun, Cameron kini mengakui bahwa keputusannya mengundurkan diri karena tidak ingin menjadi pengalih perhatian dan gangguan dari kerja-kerja pemerintah.

"Jelas saya memiliki pandangan sendiri tentang isu-isu tertentu. Orang-orang tahu itu. Itu benar-benar intinya. Sebagai mantan Perdana Menteri sangat sulit untuk duduk sebagai 'backbencher' dan tidak menjadi pengalihan besar dan gangguan dari apa yang pemerintah lakukan. Saya tidak ingin menjadi pengalih perhatian itu," papar Cameron, dikutip dari The Guardian.

Dia pun membantah bahwa keputusannya terkait dengan kebijakan kontroversial untuk meningkatkan jumlah sekolah menengah. Gagasan yang itu telah ia perjuangkan sejak dulu itu telah menyebabkan kekhawatiran di antara banyak ahli pendidikan, politisi oposisi, dan bahkan sejumlah anggota parlemen Konservatif.

Cameron menyebutkan ada banyak hal yang baik dalam kebijakan itu. Ia pun tidak bermaksud memutuskan kebijakan itu bersamaan ketika pemerintah baru memperkenalkan dokumen konsultasi kebijakan sekolah. "Keputusan itu tak ada hubungannya dengan salah satu masalah individu, hanya persoalan waktu yang tidak tepat. Saya janji itu hanya kebetulan," katanya kepada berita ITV.

Cameron menyatakan bahwa ia mendukung Theresa May. Keberadaan May, menurut Cameron, merupakan permulaan yang baik. “Saya pikir dia bisa menjadi perdana menteri yang kuat bagi negara kita ... Aku berharap dia baik, saya berharap pemerintah dengan baik," ujar Cameron

Perdana Menteri May memuji pendahulunya. Ia mengatakan pemerintahan Cameron membawa kestabilan ekonomi dan memberikan reformasi sosial yang berdampak serius. Komitmen Cameron untuk memimpin suatu pemerintahan, menurut May, akan menjadi suatu hal yang ia teruskan.

"Saya bangga bekerja dalam pemerintahan David Cameron. Di bawah kepemimpinannya kita mencapai hal-hal besar. Saya berterima kasih atas segala yang telah dilakukan untuk partai Konservatif dan negara dan saya berharap dia dan keluarganya dalam kondisi baik pada masa depan," kata May.

Sementara itu, Cameron tidak mengumumkan rincian apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Namun, ia berharap masih dapat berkontribusi dalam hal pelayanan publik dan negara. Dia mengatakan dia akan mulai membangun kehidupan di luar Westminster.

Baca juga artikel terkait PARLEMEN atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari