"Alhamdulillah DPR menjadi lembaga pemerintah yang memiliki tingkat kepercayaan oleh rakyat Indonesia nomor 1, tapi dari bawah. Paling buruk," kata Agung.
Ada masanya kita hanya memilih parpol, dan parpol kemudian menunjuk kadernya sebagai anggota parlemen. Namanya sistem proporsional tertutup. Lalu kenapa sejak Reformasi kita memakai sistem proporsional terbuka?
Tanpa tekanan massa yang konsisten, sulit memastikan berbagai masalah yang ditimbulkan oleh industri ekstraktif untuk didengar dalam politik lokal dan nasional.
Rendahnya tingkat kehadiran anggota DPR pada masa sidang berbanding lurus dengan produktivitas DPR menghasilkan undang-undang. Persoalan ini sebuah contoh nyata lembaga DPR punya "rapor merah".