tirto.id - Bisa menghapal Asmaul Husna dan memahami arti serta makna dari nama-nama baik Allah SWT tentu saja memiliki banyak manfaat.
Dalam lafal hadis abu hurairah yang diriwayatkan oleh imam bukhari disebutkan bahwa salah satu keutamaan Asmaul Husna adalah siapa yang mau menghafalkannya maka ia akan masuk surga.
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي الله عَنْه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى الله عَلَيْه وَسَلَّم قَالَ إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمَا مِائَةً إِلاَّ وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
Artinya:
"Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda Sesungguhnya Allah Swt. mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga."
Makna Memahami 99 Asmaul Husna
Ustadz Abdullâh bin Taslîm al-Buthoni menyatakan, memahami Asmaul Husna atau nama-nama Allah Azza wa Jalla Yang Maha Indah dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna merupakan hal sangat penting dalam agama Islam, bahkan termasuk bagian paling penting dan utama dalam mewujudkan keimanan yang sempurna kepada Allah.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
“Sendi utama (kunci pokok) kebahagiaan, keselamatan dan keberuntungan adalah dengan mewujudkan dua jenis tauhid yang merupakan landasan tegaknya iman kepada Allah Azza wa Jalla, yang akan Allah Azza wa Jalla wujudkan dengan mengutus para rasul-Nya".
Dua jenis tauhid yang dimaksud tersebut adalah:
1. Tauhid al-‘ilmi al-khabari al-I’tiqâdi
Tauhid ini berhubungan dengan ilmu/pemahaman, yang bersumber dari berita/wahyu Allah semata-mata, dan menyangkut keyakinan dalam hati, yang mengandung penetapan sifat-sifat maha sempurna bagi Allah, dan pensucian sifat-sifat-Nya dari penyerupaan (dengan sifat makhluk), serta peniadaan sifat-sifat yang menunjukkan kekurangan dari-Nya.
2. Tauhid Asmâ`Wa Sifât
Memahami tauhid asmâ` wa shifât Allah Azza wa Jalla adalah landasan utama semua ilmu yang lainnya. Penghambaan diri kepada Allah semata-mata dan tiada sekutu bagi-Nya, memurnikan kecintaan, keikhlasan, ketakutan, pengharapan dan penyandaran diri kepada Allah SWT, serta sikap ridha kepada Allah Azza wa Jalla rabb (pencipta), sembahan dan pelindung satu-satunya, dan tidak menjadikan tandingan bagi-Nya dengan segala sesuatu.
Manfaat Membaca 99 Asmaul Husna dan Menghapalnya
Dikutip dari NU Online, Asmaul Husna sendiri sebenarnya memiliki keutamaan-keutamaan tersendiri, banyak rahasia dan manfaat yang terkandung di dalamnya.
Apalagi jika sudah terbiasa mengimplementasikan Asmaul Husna dalam sikap kesehariannya, seperti sifat Rahman yang artinya Maha Penyayang, maka bentuk pengimplementasiannya adalah dengan menyayangi seluruh mahluk-mahluk Allah SWT.
Syekh Shâlih al-Ja’fari menyatakan:
فَالَّذِي يَدْعُو بِهَا فَقَدِ اسْتَجْلَبَ الْخَيْرَ كُلَّهُ لِنَفْسِهِ وَجَعَلَ الْوِقَايَةَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الشَّرِّ كُلِّهِ، فَإِذَا قُلْتَ مَثَلًا الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ فَقَدِ اسْتَجْلَبْتَ الرَّحْمَةَ، وَإِذَا قُلْتَ: اللَّطِيْفُ فَقَدِ اسْتَجْلَبْتَ اللُّطْفَ... الخ
“Orang yang berdoa dengan Asma’ul Husna maka telah meminta kebaikan seluruhnya, dan membuat pencegahan di antara dirinya dan keburukan seluruhnya. Jadi apabila engkau menyebut ar-Rahmân ar-Rahîm, maka kamu telah meminta rahmat, dan jika kamu menyebut al-Lathîf maka kamu telah meminta kelembutan, dan seterusnya.”
Kemudian dalam kitab Khawwâsh Asmâ’ul-Husnâ Littadâwi wa Qadhâ il-Hâjât disebutkan:
فَذِكْرُهَا نَافِعٌ لِلدُّنْيَا وَالدِّيْنِ وَالآخِرَةِ، وَذِكْرُهَا يُسَمَّى مَجْمَعَ الْخَيْرَاتِ وَمَفَاتِحَ الْبَرَكَاتِ وَمَجَلَّى التَّجَلِّيَاتِ، مَاوَاظَبَ عَلَيْهَا مَكْرُوْبٌ إِلَّا فَرَّجَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ كُرْبَةً، وَلَا مَدْيُوْنٌ إِلَّا قَضَى اللهُ تَعَالَى دِيْنَهُ، وَلَا مَغْلُوْبٌ إِلَّا نَصَرَهُ اللهُ تَعَالَى، وَلَامَظْلُوْمٌ إِلَّا رَدَّ اللهُ تَعَالَى مَظْلَمَتَهُ، وَلَا ضَالٌّ إِلَّا هَدَاهُ اللهُ، وَلَامَرِيْضٌ إِلَّا شَفَاهُ اللهُ تَعَالَى، وَلَا مُظْلِمُ الْقَلْبِ إِلَّاَ نَوَّرَ اللهُ تَعَالَى بِهَا قَلْبَهُ
“Menyebut Asmaul Husna bermanfaat bagi (urusan) dunia, agama, dan akhirat, dan zikirnya dinamakan kumpulan kebaikan-kebaikan, kunci-kunci keberkahan, dan singkapan kejelasan. Tidaklah kesulitan yang ditekuni dengan Asmaul Husna melainkan Allah lapangkan kesulitannya, tidaklah hutang melainkan Allah tunaikan hutangnya, tidaklah kekalahan melainkan Allah akan menolongnya, tidak orang yang dizalimi melainkan Allah kembalikan kezalimannya, tidaklah orang yang sesat melainkan Allah beri petunjuk, tidaklah orang yag sakit melainkan Allah sembuhkan penyakitnya, tidaklah kegelapan hati melainkan Allah terangi hatinya dengan Asmaul Husna.
Jadi dapat disimpulkan bahwa beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari membaca Asmaul Husna seperti disebutkan berikut ini:
1. Membuka Pintu Rezeki
Dalam Asmaul Husna, ada beberapa nama Allah yang menunjukkan bahwa Allah Maha Kaya. Sehingga bila dibaca secara rutin, pasti Anda akan dibukakan pintu rezekinya, yaitu Al-Mughni, Al-Ghaniyyu, dan lainnya.
2. Memperoleh Ampunan Allah
Sebagai manusia, pasti tidak pernah luput dari perbuatan dosa, baik disengaja maupun tidak. Karenanya, umat muslim diwajibkan untuk memohon ampun kepada Allah.
Dengan rutin membaca Asmaul Husna, maka ada kemungkinan Allah akan mengampunkan dosa-dosa yang pernah diperbuat, seperti salah satu nama-Nya, Al-Affuwu atau Maha Pemberi Ampunan.
3. Dapat Mengendalikan Nafsu
Berbicara nafsu, biasanya cenderung dengan hal-hal negatif. Oleh karena itu, kita dapat mengendalikan nafsu dengan cara sering melantukan Asmaul Husna. Ada beberapa nama yang bila dibaca terus menerus akan mampu mengontrol hawa nafsu, antara lain ialah Al-Mumit dan Al-Muhshi.
4. Mencerdaskan Otak
Asmaul husna merupakan salah satu nutrisi yang baik bagi otak, baik dalam menjaga kesehatan otak maupun menyeimbangkan otak kanan dan kiri.
Dalam 99 Asmaul Husna, ada beberapa nama yang membahas mengenai kecerdasan dan kepintaran, antara lain ialah Al-Hakim, Al-Alliyu, dan Al-Ilmu.
5. Terhindar dari Sifat Lupa
Lupa merupakan sesuatu hal yang wajar bagi manusia. Tapi, sifat lupa ini bisa dicegah dengan cara membaca Asmaul Husna secara rutin.
Insyaallah hal ini akan menghindari dari sifat lupa. Terbukti dengan adanya nama Allah yang menjaga dari sifat lupa, yaitu Ar-Rahman.
Editor: Fitra Firdaus