Menuju konten utama

Makna Lambang Muhammadiyah dan Sejarah Lahirnya Muhammadiyah

Muhammadiyah lahir pada 18 November 1912 dan nama Muhammadiyah bermakna pengikut Nabi Muhammad.

Makna Lambang Muhammadiyah dan Sejarah Lahirnya Muhammadiyah
Muhammadiyah. wikimedia commons domain publik

tirto.id - Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas) berbasis Islam terbesar di Indonesia.

Muhammadiyah dikenal sebagai lembaga yang secara konsisten terjun dalam dunia dakwah dan pendidikan sekaligus. Sekolah-sekolah di bawah naungan Muhammadiyah tersebar sampai pelosok, dan melayani dari jenjang pendidikan dasar hingga Perguruan Tinggi.

Tidak hanya itu, Muhammadiyah juga memiliki unit-unit yang bertujuan untuk kepentingan keumatan. Salah satunya yaitu mendirikan pusat kesehatan umat dalam berbagai bentuknya seperti klinik sampai rumah sakit.

Ormas ini turut mengelola zakat, infak, dan sedekah dari para dermawan untuk disalurkan kepada yang membutuhkan melalui lembaga amil zakat yang didirikannya.

Kiprah Muhammadiyah dalam menjalankan misi dakwahnya di tengah masyarakat sudah berlangsung sejak awal abad 20.

Muhammadiyah didirikan secara resmi pada 8 Dzulhijjah 1330 H atau bertepatan dengan 18 November 1912. Pendirinya adalah Kyai Haji Ahmad Dahlan yang memiliki nama asli Muhammad Darwis, seorang santri cerdas asal Kauman, Yogyakarta.

Mengutip situs resmi Muhammadiyah, nama "Muhammadiyah" memiliki makna "pengikut Nabi Muhammad". Artinya, penamaan tersebut sebagai bentuk penisbatan dakwah dengan mengikuti ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad seperti yang dicontohkannya. Umat diajak untuk menjalani kehidupan di dunia mengikuti tuntutan yang diajarkan agama Islam.

Kelahiran Muhammadiyah diawali setelah Kyai Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) menyelesaikan ibadah haji dan bermukim kedua kalinya di Arab Saudi pada 1903.

Dia memiliki gagasan pembaruan dalam Islam usai berguru pada ulama di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang.

Gagasan Ahmad Dahlan turut dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha.

Selanjutnya, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan rekan-rekan dari Boedi Oetomo seperti, R. Budihardjo dan R. Sosrosugondo, yang juga tertarik dengan masalah keislaman yang diajarkannya.

Salah seorang siswa Ahmad Dahlan di Kweekscholl Jetis turut menyarankannya agar kegiatan pendidikan yang dirintisnya tidak diurus sendiri melainkan lewat suatu organisasi agar bisa berkesinambungan jika Ahmad Dahlan wafat.

Akhirnya, Muhammad Sangidu seorang Ketib Anom Keraton Yogyakarta yang mendukung pembaruan, mengusulkan nama Muhammadiyah pada Ahmad Dahlan sebagai organisasi.

Ahmad Dahlan menyetujuinya setelah melakukan shalat istikharah. Organisasi ini nantinya diharapkan mampu menaungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah yang dirintis Ahmad Dahlan sejak 1 Desember 1911.

Pada 18 November 1912, berdiri secara resmi organisasi Muhammadiyah. Pengajuan pengesahannya pada 20 Desember 1912 dengan mengirim Statuten Muhammadiyah (Anggaran Dasar Muhammadiyah). Gubernur Jenderal Belanda mengesahkannya pada 22 Agustus 1914.

Makna lambang Muhammadiyah

Muhammadiyah memiliki lambang sebuah lingkaran dengan tulisan Arab di tengah berupa kata "Muhammadiyah", lalu dilingkupi dengan dua kalimat syahadat. Bingkai berupa garis-garis melingkar seperti sebuah pancaran cahaya. Apa makna lambang Muhammadiyah tersebut?

Mengutip laman Suara Muhammadiyah, lambang ini diciptakan oleh putra dari Kyai Ahmad Dahlan yang bernama KH Siraad Dahlan. Lambang ini berupa matahari dengan 12 sinar putih. Kalau, ada tulisan Muhammadiyah yang dilingkari dua kalimat syahadat dan berlatar belakang warna hijau.

Lambang matahari ini ternyata tidak lepas dari keinginan Kyai Ahmad Dahlan. Dia ingin Muhammadiyah sebagai wadah organisasi yang mencerahkan hati dan pikiran masyarakat untuk menjalankan ajaran Islam yang benar sesuai Al Quran dan As Sunnah. Dengan begitu, masyarakat akan menjadi beriman, memiliki budi pekerti luhur, dan gemar beramal shalih.

Tulisan Muhammadiyah di bagian tengah menunjukkan bahwa organisasi ini bersungguh-sungguh untuk mengikuti ajaran Nabi Muhammadiyah. Lantas, dua kalimat syahadat yang melingkarinya sebagai bentuk keinginan warga Muhammadiyah dalam menegakkan kalimat-kalimat Allah, dengan menjadi masyarakat bertauhid dan hanya mengikuti ajaran Islam sesuai contoh dari Nabi Muhammad.

Adanya sinar matahari putih pada lambang Muhammadiyah merujuk pada warna yang disukai Nabi Muhammad yaitu putih.

Dengan sinar putih ini, warga Muhammadiyah diharapkan gemar untuk memancarkan agama Islam dalam rangka amar makruf nahi munkar melalui niat suci, tanpa pamrih, dan semata mencari ridha Allah.

Terakhir, warna dasar hijau merupakan warna yang kerap ditawarkan Allah kepada umat Islam seperti disebutkan pada surah Arrahman ayat 76, Al-Insan ayat 21, dan Al Kahfi ayat 31.

Mereka bertelekan (bersandar) pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah (Q.S. Arrahman: 76)

Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih. (Q.S. Al Insan: 21)

Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutra halus dan sutra tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat-istirahat yang indah. (Q.S. Al Kahfi: 31)

Baca juga artikel terkait MUHAMMADIYAH atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari