Menuju konten utama

Mahasiswa Papua di Bali Dapat Teror Paket Bangkai Kepala Babi

Kejadian tersebut juga membuat para korban mendapatkan tekanan dari segi mental dan psikologis, terutama rasa tidak aman.

Mahasiswa Papua di Bali Dapat Teror Paket Bangkai Kepala Babi
Paket berisikan kepala babi yang diterima oleh mahasiswa Papua di Denpasar, Bali, Jumat (06/06/2025). FOTO/AMP Papua Denpasar

tirto.id - Dua orang mahasiswa Papua di Bali, Yubertinus Gobay dan Wemison Enembe, mendapatkan teror dari orang tidak dikenal pada Jumat (06/06/2025). Mereka mendapatkan kiriman dua buah paket yang dibungkus kardus air mineral berisi bangkai kepala babi dan tanah.

Paket dikirim ke dua lokasi berbeda, yakni kontrakan Wemison di Denpasar Barat dan Asrama Papua (ASPURA) di Denpasar Selatan. Yubertinus dan Wemison, dikenal sebagai pengurus Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang sering mengadakan diskusi mengenai isu Papua.

Yubertinus membeberkan, paket tersebut tiba pada pukul 15.00 WITA. Sebelumnya, dia dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai kurir paket melalui pesan WhatsApp sebelum menerima paket. Namun, Yubertinus merasa tidak memesan barang apa pun, sehingga menanyakan isi paket itu dan apakah sudah ada yang membayar.

Kurir paket itu mengatakan bahwa paketnya sudah dibayar dan berisikan buku berjudul ‘Papua Bergerak’ yang merupakan bentuk solidaritas terhadap gerakan kemanusiaan di Papua. Oleh sebab itu, Yubertinus tidak menaruh curiga karena berpikir salah satu temannya mengirimi dia buku tersebut.

Paket itu lantas dibawa Yubertinus dari asrama ke kontrakannya di Denpasar Barat. Dia membuka paket tersebut bersama dengan teman-temannya. Dia mengaku terkejut karena aroma busuk bangkai langsung terhidup begitu kardus paket dibuka.

“Berisi kepala babi yang sudah busuk. Jadi tinggal tengkorak ini, kemudian di sampingnya ada tulang-tulang. Itu memang busuk, jadi saya langsung tutup hidung,” kata Yubertinus di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali, pada Selasa (10/06/2025).

Sementara itu, paket milik Wemison Enembe diterima oleh teman-teman satu kontrakannya karena Wemison sedang tidak berada di tempat. Paket tersebut juga mencantumkan keterangan bahwa isinya adalah buku ‘Papua Bergerak’. Namun, ketika kardus paket tersebut dibuka, isinya tengkorak berbau busuk serupa milik Yubertinus.

Kejadian tersebut lantas diunggah ke media sosial oleh mahasiswa Papua. Selanjutnya, pada Sabtu (07/06/2025) dan Minggu (08/06/2025), dua pria tidak dikenal mendatangi kontrakan mahasiswa Papua di Denpasar Barat. Yubertinus menyebutkan kedua orang laki-laki tersebut berbadan besar dan bertato, serta mengaku sebagai polisi.

“Mereka bertanya ke teman-teman yang tinggal di kontrakan itu, siapa yang mengunggah bangkai kepala babi itu, kemudian apakah Wemison tinggal di sini [kontrakan] atau tidak, semacam pertanyaan-pertanyaan itu yang diberikan ke teman-teman di sana. Namun, teman-teman tahu kalau itu tidak perlu dijawab,” jelasnya.

Yubertinus menyebut peristiwa tersebut akan dilaporkan kepada polisi setelah berkonsultasi dengan penasihat hukum. Dia mengaku, teror bangkai kepala babi tersebut bukanlah yang pertama kali menimpa para mahasiswa Papua. Sebelumnya, Yubertinus membeberkan, sebuah jarum suntik sempat dibuang ke tempat tinggal mahasiswa Papua di Bali.

Kejadian tersebut juga membuat para korban mendapatkan tekanan dari segi mental dan psikologis, terutama rasa tidak aman yang muncul.

“Kami meminta kepada pihak-pihak, seperti lembaga pemerhati HAM, untuk peduli terkait ini karena sudah berulang terus,” tutupnya.

Di sisi lain, Pengabdi Bantuan Hukum LBH Bali, Ufiyah Amirah, menyebut akan mendampingi mahasiswa Papua dan mendiskusikan langkah berikutnya. Dia juga menambahkan, tindakan teror yang dialami para mahasiswa dapat dikategorikan sebagai pelanggaran pidana menurut Pasal 335 KUHP dengan ancaman paling lama satu tahun empat bulan.

“Kebebasan berekspresi itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Serangan ini adalah teror dan pembungkaman ini melanggar hak asasi,” tandasnya.

Baca juga artikel terkait TEROR atau tulisan lainnya dari Sandra Gisela

tirto.id - Flash News
Kontributor: Sandra Gisela
Penulis: Sandra Gisela
Editor: Siti Fatimah