Menuju konten utama

Live Shopping Dinilai Jadi Pelengkap Cara Mendulang Cuan

Endah menilai live shopping menjadi pelengkap untuk para pedagang menjajakan dagangannya di media sosial.

Live Shopping Dinilai Jadi Pelengkap Cara Mendulang Cuan
Ilustrasi mobile payments online shopping. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Tren menggelar lapak online dengan metode baru live shopping di media sosial diprediksi bakal menggantikan platform e-commerce. Namun, Pengamat Media Sosial Enda Nasution menilai, cara tersebut justru menjadi pelengkap untuk para pedagang menjajakan dagangannya di media sosial.

"Menurut saya sih live commerce ya yang di Shopee maupun di TikTok tidak akan menggantikan platform e-commerce. Tapi, akan jadi complementary (pelengkap) gitu apa yang akan jadi satu lagi channel di mana mungkin ini menggabungkan antara hiburan dan juga belanja," ucap Enda saat dihubungi Tirto, Jakarta, Rabu (9/8/2023).

"Sama juga kalau di tv kan ada shopping channel untuk orang bisa nonton dan orang bisa beli di situ tapi kan juga tidak me-replace analoginya," lanjutnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan metode berjualan tersebuttidak hanya dilakukan para pelaku UMKM, tetapi juga pasar-pasar tradisional. Namun, dia menilai dengan adanya tren live di media sosial tidak akan menggantikan pasar atau e-commerce yang sudah ada.

"Mungkin supermarket atau pasar gitu jadi memang makin banyak kanal untuk berbelanja potensi ekonominya ada tapi tidak akan menggantikan pasar atau metode belanja atau metode commerce yang sudah ada," pungkasnya.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan setidaknya 30 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa pamer di toko online tahun ini. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa Kemendag Rifan Ardianto.

Dalam mewujudkan hal ini, dibutuhkan sebuah literasi digital serta pemanfaatan teknologi informasi. Rifan menuturkan dengan besarnya potensi pemanfaatan ekonomi digital di Indonesia, Kemendag terus membina pelaku usaha agar lebih berdaya saing.

Salah satunya dengan menyelenggarakan program pengembangan fasilitator edukasi perdagangan melalui sistem elektronik.

"Program ini bertujuan untuk menghasilkan tenaga fasilitator edukasi niaga elektronik yang akan berperan membantu UMKM mengembangkan usahanya melalui platform niaga elektronik," ungkap Rifan, Lampung, Kamis (2/3/2023).

Baca juga artikel terkait SOCIAL COMMERCE atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Intan Umbari Prihatin