tirto.id - Lagu berjudul "Ronggeng Jakarta" merupakan salah satu lagu daerah yang berasal dari Betawi atau DKI Jakarta.
Kata "Ronggeng" dalam judul lagu ini menurut KBBI adalah tari tradisional dengan penari utama wanita, dilengkapi dengan selendang yang dikalungkan di leher sebagai kelengkapan menari.
Oleh karena itu, lagu ini menceritakan tentang kehidupan para penari yang menari sambil bernyanyi dan berbalas-balasan lirik sambil diiringi oleh musik Ronggeng.
Dalam liriknya tergambarkan perasaan dari para penari yang selalu menghibur dan membuat penonton gembira, tetapi dalam diri mereka sendiri mereka terluka dan tersiksa. Mereka pun hanya bisa berserah kepada Tuhan akan takdir yang harus mereka jalani.
Seperti halnya lagu-lagu tradisional pada umumnya, pencipta lagu "Ronggeng Jakarta" tidak diketahui.
Lirik Lagu Daerah "Ronggeng Jakarta" dari DKI Jakarta
Dilansir dari laman Dinas Kebudayaan Jakarta, berikut adalah lirik lagu daerah "Ronggeng Jakarta" dari DKI Jakarta.
Takdir tak dapat aku pungkiri
Terserah Tuhan Khalikul Bahri
Hanya kerjaku sepanjang hari
Merangkai madah di sanubari
Aku menyanyi anda menari
Aku bersuara anda gembira
Tetapi anda tak pernah m'rasa
Dalam menyanyi jiwa tersiksa
Menurut Banoe (2011) dalam bukunya Kamus Musik, Lagu daerah di Indonesia yakni lagu dari daerah tertentu atau wilayah budaya tertentu, lazimnya dinyatakan dalam syair atau lirik bahasa wilayah (daerah) tersebut baik lagu rakyat maupun lagu-lagu ciptaan baru.
Sementara itu menurut Ali (2010) dalam bukunya Seni Musik, lagu daerah memiliki beberapa ciri khas, antara lain yaitu:
1. Menceritakan tentang keadaan lingkungan ataupun budaya masyarakat setempat yang sangat dipengaruhi oleh adat istiadat setempat.
2. Bersifat sederhana sehingga untuk mempelajari lagu daerah tidak membutuhkan pengetahuan musik yang cukup mendalam seperti membaca dan menulis not balok.
3. Jarang diketahui pengarangnya.
4. Mengandung nilai-nilai kehidupan, unsur-unsur kebersamaan sosial, serta keserasian dengan lingkungan hidup sekitar.
5. Sulit dinyanyikan oleh seseorang yang berasal dari daerah lain, karena kurangnya penguasaan dialek atau bahasa setempat sehingga penghayatannya kurang maksimal.
6. Mengandung nilai-nilai kehidupan yang unik dan khas.
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Yulaika Ramadhani