tirto.id - Korban topan Matthew yang menghantam Haiti hingga Jumat (7/10/2016) terus bertambah. Menurut laporan baru-baru ini, korban yang tewas mencapai 842 orang dan puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal. Akibat itu, sejumlah orang juga meninggal karena wabah kolera.
Sementara menurut informasi yang berdatangan dari daerah-daerah terpencil, yang aksesnya sempat terputusnya karena topan. Sedikitnya 175 orang dinyatakan meninggal dunia di desa-desa sekitar perbukitan serta di pantai ujung barat Haiti.
Selain itu, klinik-klinik kesehatan di perdesaan dipenuhi para pasien yang mengalami luka, termasuk patah tulang, dan mereka yang belum mendapat perawatan sejak topan menghantam pada Selasa (4/10/2016).
Akibat peristiwa itu, sekurangnya tujuh orang dilaporkan meninggal karena terkena kolera, hal itu terjadi karena air banjir yang bercampur dengan kotoran.
Tiga kota melaporkan bahwa puluhan warga tewas, termasuk di desa pertanian berbukit, Chantal. Wali kota di wilayah itu mengatakan kurang lebih 85 orang meninggal dunia. Hal itu terjadi karena sebagian besar ketika rumah mereka tertimpa pohon. Ia juga mengatakan bahwa 20 orang masih belum ditemukan.
Puluhan orang juga hilang, banyak di antaranya merupakan penduduk di kabupaten GrandAnse di bagian utara.
"Kami terbang di atas daerah-daerah GrandAnse. Ini adalah bencana kemanusiaan," kata Frenel Kedner, seorang pejabat pemerintah kota Jeremie di Haiti barat daya.
"Warga sangat membutuhkan makanan, air, obat-obatan segera," katanya.
Di kota Anse-dHainault, tujuh orang meninggal karena kolera.
Sebanyak 17 kasus kolera lainnya dilaporkan muncul di Chardonnieres di pantai selatan.
"Akibat banjir bandang dan dampaknya terhadap air serta fasilitas kebersihan, jumlah kasus kolera diperkirakan akan melonjak setelah Topan Matthew dan melewati musim hujan normal hingga awal 2017," kata Pan American Health Organization dalam suatu pernyataan.
Dengan terus bertambahnya korban jiwa, berbagai lembaga pemerintah memberikan data berbeda.
Menurut hitungan Reuters berdasarkan data yang berikan oleh para pejabat daerah dan perlindungan sipil, jumlah korban tewas adalah 842 orang.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto