tirto.id - Limbah anorganik meliputi sampah-sampah yang sulit diurai dan tidak dapat digunakan lagi sebagai barang.
Pengolahan terhadap limbah ini perlu dilakukan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan.
Berdasarkan ungkapan situs Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Buleleng, sampah anorganik adalah barang tak terpakai yang sulit diurai oleh alam.
Penumpukannya di tanah bisa menyebabkan pencemaran tanah, sedangkan ketika menumpuk di air menyebabkan pencemaran air.
Menurut ungkapan di laman resmi Ditsmp Kemdikbud, limbah anorganik ini memang tidak dapat membusuk.
Pengelolaannya baru bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi tertentu, misalnya penghancuran, pembakaran, atau pemanasan.
Pada umumnya, sampah yang masuk kategori anorganik merupakan hasil dari proses industri atau pertambangan.
Dengan begitu, sumber daya buatan ini tak dapat dicerna oleh alam dan untuk menghancurkannya terbilang susah.
Untuk melihat contoh limbah anorganik, terdapat beberapa benda yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Di antaranya mencakup plastik, kertas, kaca, kaleng, logam, hingga styrofoam.
Proses Pengolahan Limbah Anorganik
Sudah disebutkan bahwa limbah anorganik itu sulit terurai. Oleh sebab itu, pengolahannya agar bisa bermanfaat lagi bisa dipraktekkan dan menjadi solusi demi menjaga kebersihan lingkungan.
Istilah pengolahan kembali ini disebut juga sebagai “daur ulang”.
Sebut saja sampah plastik bekas bungkus minuman siap saji. Sekarang ada beberapa orang yang mengolahnya menjadi suatu benda yang dibutuhkan manusia, misalnya tas, dompet, baju, dan lain-lain.
Selain plastik, logam yang menjadi limbah anorganik bisa juga dimanfaatkan setelah proses peleburan.
Tak jarang kini ada penjual barang rongsokan yang mau menerima logam-logam tertentu untuk dijual kembali.
Bukan hanya itu, logam ini juga ada yang dijual untuk dileburkan. Peleburan tersebut akan menghasilkan barang baru yang mempunyai nilai guna.
Contoh barang hasil dari peleburan logam tersebut meliputi gantungan kunci, tempat sampah, celengan, sampai vas bunga.
Begitu juga dengan limbah anorganik berupa kaca, kerap juga dilebur menjadi gelas baru atau ornamen-ornamen tertentu.
Berdasarkan buku online terbitan situs DLHK Provinsi Banten bertajuk Pengelolaan Limbah Anorganik (salindia 10-11), terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam proses pengolahan limbah anorganik.
Langkah awal proses pengolahan limbah anorganik adalah mengumpulkan limbah tersebut. Berikut ini tahap pengolahannya secara lengkap.
- Kumpulkan barang-barang/sampah anorganik;
- Pisahkan sampah sesuai dengan bahan dasarnya masing-masing, misal plastik, logam, kaca, dll;
- Gunakan kembali barang tersebut seandainya memang masih dapat digunakan;
- Jika tidak bisa dipakai, kirim barang tersebut ke seorang pengepul atau perusahaan yang memang mempunyai kemampuan untuk mengolahnya;
- Jika bisa melakukan daur ulang sendiri, Anda bisa mengubah limbah anorganik tersebut menjadi berbagai macam barang yang diperlukan.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno