tirto.id - Harga crude palm oil (CPO) yang terus menukik sepanjang 2018 menggerus laba dua perusahaan sawit milik Salim Grup. Hal itu dapat terlihat dari laporan keuangan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) yang tercatat di bursa efek.
Pada 2018, SIMP bahkan merugi hingga Rp76,566 miliar. Padahal pada tahun sebelumnya, emiten tersebut masih mencetak laba hingga Rp486,072 miliar. Penjualan Salim Ivomas Pratama juga turun ke angka Rp 14,190 triliun dari tahun sebelumnya yang berada di angka Rp15,826 triliun.
Sementara LSIP mencatatkan penurunan laba hingga Rp331,364 miliar. Padahal di tahun 2017, laba emiten tersebut mencapai Rp733,306 miliar.
Padahal, perseroan yang disebut Lonsum itu mencatat kenaikan produksi cukup kuat. Sepanjang 2018, produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti meningkat 18,5 persen (yoy) menjadi 1.515.537 ton, terutama berasal dari Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan.
Seiring peningkatan produksi TBS, produksi CPO pada 2018 meningkat 16,4 persen menjadi 453.168 ton. Pada kuartal 4, produksi TBS inti meningkat 29,6 persen dan total produksi CPO meningkat 28,8 persen.
Benny Tjoeng, Presiden Direktur Lonsum mengatakan, hal itu tidak didukung oleh harga jual yang terus menukik hingga akhir tahun lalu.
"Harga CPO di semester kedua 2018 berada pada posisi terendah dalam kurun beberapa tahun terakhir dan pada FY2018 harga CPO turun 16 persen (yoy) dibandingkan 2017," tuturnya, dikutip dari keterangan resmi yang diterima Tirto, Jumat (1/3/2019).
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri