tirto.id - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyebut kronologi tragedi Kanjuruhan sebagai kronologi 16.26. Hal tersebut merujuk pada bukti video yang diperoleh LPSK menunjukkan bahwa pada waktu 16 menit 26 detik peristiwa yang menewaskan ratusan orang tersebut terjadi.
“Ini menyangkut durasi video yang pada waktu 16 menit 26 detik itu terjadi hal-hal yang cukup membuat kita miris. Tentu ini menyebabkan tewasnya ratusan korban," kata Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi dalam konferensi pers, Kamis, 13 Oktober 2022.
Pada pukul 21.59 WIB: Pertandingan selesai. Terlihat ada pergerakan diduga steward dan aparat keamanan dari arah selatan menuju utara.
“Setelah peluit panjang, kemudian posisi penjagaan oleh steward dan pengamanan TNI-Polri di Ring 1 dalam stadion, yang seharusnya mengelilingi antara batas stadion dalam dan penonton, itu di bagian timur sudah ada pergerakan dari arah selatan ke timur, sehingga (petugas penjagaan) tidak berada di tempatnya," kata Edwin.
Pukul 22.03 WIB: Terlihat seorang penonton pertama, dari tribun timur, yang memasuki lapangan untuk memberikan semangat pada pemain.
"Yang masuk ke lapangan pertama itu gagal untuk bertemu atau menyalami pemain dan official Arema. Yang berhasil itu penonton kedua,” kata dia.
Pukul 22.04 WIB: Penonton dari tribun timur mulai merangsek masuk ke lapangan.
"Tidak ada satu hal yang mengkhawatirkan buat pemain dan official, hanya saja di bagian tengah (lapangan) ada orang pakai kaos putih berlari ke arah pemain seperti menyentuh atau melakukan apa terhadap pemain," katanya.
Edwin menyebut pemain terakhir yang masuk ke dalam ruang ganti adalah Aldison Maringa.
Pukul 22.05 WIB: Terlihat sebuah flare menyala di depan tribun VIP dan terjadi konsentrasi massa.
"Ada konsentrasi massa di depan tribun VIP. (Lalu) tampak massa dihalau dan terlihat mulai ada kekerasan oleh orang yang berseragam," terang Edwin.
Pukul 22.06 WIB: Aparat berseragam melakukan kekerasan untuk menghalau suporter merangsek ke lapangan.
Pukul 22.07 WIB: Tampak massa dari arah tribun utara mengarah ke tengah lapangan. Namun kemudian kembali ke tribun sesuai arahan petugas.
“Sebagian besar massa kembali ke tribun dengan damai ya, tidak ada benturan fisik," katanya.
22.08 WIB: Massa dari tribun 8 dan 9 mengarah ke tengah lapangan lalu dihalau ke arah asalnya.
“Sisi lain, ketika yang di arah selatan sedang dihalau, dari arah utara kembali merangsek ke arah tengah. Kita bisa lihat beberapa kekerasan yang berlangsung oleh aparat berseragam menggunakan tameng, memakai topi dan tongkat" kata Edwin.
Pukul 22.09 WIB: Terdengar suara letusan.
“Ada letusan, tapi belum terlihat asapnya atau asal suara dari mana," katanya.
Lalu suara tersebut disusul rentetan tembakan berikutnya yang mengarah ke tribun selatan, 12 dan 13.
“Ini mulai kita lihat dan dengar suara tembakan. Tembakan dilepaskan mengarah ke tribun selatan, 12 dan 13, tembakan diarahkan langsung ke tribun."
Tembakan tersebut kemudian disusul tembakan lain ke arah tribun utara dan ke lapangan.
Hingga sekitar pukul 22.15 WIB rentetan tembakan masih terus terjadi dan mulai terlihat massa yang berusaha membawa sejumlah korban menuju ambulans.
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Abdul Aziz