tirto.id - Kram perut bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja, tak terkecuali pada ibu hamil. Pada ibu hamil, selama trimester pertama, kram sering kali terjadi akibat perubahan normal yang terjadi selama perkembangan bayi.
Kram perut ini umumnya dapat digambarkan sebagai sensasi menarik di satu atau kedua sisi perut.
Dalam kebanyakan kasus, kram perut adalah bagian normal dari kehamilan. Namun, pada beberapa kasus tertentu kram perut juga bisa menjadi salah satu tanda masalah serius dalam kehamilan.
Penyebab kram perut pada perempuan hamil
1. Efek samping awal kehamilan
Selama trimester pertama, tubuh Anda sedang mempersiapkan janin yang sedang tumbuh.
Perubahan ini bisa menyebabkan kram yang dianggap normal seperti dilansir laman Very Well Family. Kram perut yang terjadi ini biasanya ringan dan sementara.
Begitu Anda hamil, otot-otot di rahim Anda akan segera mulai meregang dan mengembang. Ini dapat menyebabkan rasa tertarik di kedua sisi perut Anda.
Di awal kehamilan, Anda bahkan mungkin merasakan nyeri yang mirip dengan saat menstruasi.
“Peningkatan tekanan panggul selama kehamilan cukup umum,” jelas Annette Bond, MD, direktur maternal-fetal medicine di Rumah Sakit Greenwich, Connecticut seperti dilansir Healthline.
Kram perut juga merupakan salah satu efek samping yang khas pada awal kehamilan. Anda mungkin juga mengalami kram saat mengikuti rutinitas seperti olahraga.
Sebab, hal ini dapat menambah tekanan pada otot Anda. Kram saat berolahraga selama Anda hamil merupakan sinyal bagi Anda untuk berhenti dan istirahat yang cukup.
2. Infeksi
Infeksi jamur atau infeksi saluran kemih (ISK) juga dapat menyebabkan kram pada perut.
Sebuah studi dari BMJ menyatakan bahwa hingga 6 persen calon ibu akan berpotensi mengalami ISK selama kehamilan mereka.
ISK dapat dengan cepat menyebabkan infeksi di ginjal pada Anda. Selain menyebabkan kram perut, infeksi ini juga dapat meningkatkan risiko Anda mengalami persalinan prematur.
3. Seks
Hubungan seksual saat kehamilan juga berpotensi bisa menyebabkan kram. Sehingga akan lebih baik jika Anda mengonsultasikan kepada dokter bagaimana kondisi kehamilan Anda saat ini dan apakah memiliki risiko jika melakukan hubungan seksual bersama pasangan.
Sebab, banyak perempuan yang beruntung memiliki kehamilan yang sehat dan normal sehingga dapat terus berhubungan seks sampai mereka melahirkan, menurut Healthy Women.
Namun tak sedikit pula yang terpaksa menunda melakukan hubungan seksual bersama pasangannya selama masa kehamilan karena berisiko bagi kondisi ibu maupun janin yang ada di kandungannya.
Selain itu, selama kehamilan, sebenarnya juga tak sedikit perempuan yang mungkin merasakan bahwa seks akan terasa sedikit berbeda.
Ini mungkin terasa kurang menyenangkan, karena perut Anda membesar. Dalam beberapa kasus kehamilan, Anda mungkin merasakan bahwa saat orgasme dapat menyebabkan Anda merasakan kontraksi ringan.
Jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut setelah berhubungan seks bersama pasangan, coba bicarakan dengan dokter Anda.
4. Kram di akhir kehamilan
Saat rahim terus membesar, kram perut juga bisa terjadi pada trimester kedua. Anda biasanya akan mengalami lebih sedikit kram selama trimester kedua.
Namun, pada saat inilah ligamen bundar Anda — otot yang menopang rahim — akan mulai meregang.
Selama waktu ini, wajar jika merasakan nyeri tajam atau nyeri tumpul di perut bagian bawah.
Jika Anda hamil anak kembar, mungkin Anda akan mengalami kram selama trimester kedua karena tubuh Anda memberikan ruang ekstra untuk dua bayi Anda.
Meskipun beberapa kasus kram adalah hal yang normal, waspadalah terhadap tanda-tanda persalinan prematur.
Ini termasuk sakit punggung, tekanan panggul yang intens, darah atau cairan yang keluar dari vagina Anda, atau Anda merasa lebih dari lima kali kontraksi atau kram dalam satu jam.
Kram Abnormal
Dilansir Very Well Family jika kram Anda terus berlanjut atau parah, jangan ragu untuk menghubungi dokter.
Lebih baik memeriksa apa pun yang tampaknya tidak benar daripada mengabaikan sesuatu yang mungkin menjadi perhatian serius.
Kram parah, khususnya, harus segera dicari tahu penyebabnya untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik.
Meskipun, menurut American Academy of Family Physicians (AAFP), ini hanya terjadi pada kurang dari 2% kehamilan. Namun, ini adalah penyebab utama kematian perempuan hamil di trimester pertama.
Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar rongga rahim dan tanda-tanda biasanya muncul saat Anda hamil enam sampai delapan minggu.
Ini paling sering disertai dengan kram dan keinginan terus menerus untuk buang air besar.
Jika Anda merasa mengalami tanda-tanda ruptur kehamilan ektopik, segera ke UGD sebab hal ini dapat membahayakan nyawa.
Selain itu, jika kram Anda tampaknya terfokus pada satu sisi perut bagian bawah, hubungi dokter Anda untuk memastikan bahwa kondisi dan kehamilan Anda tetap baik-baik saja, meskipun kramnya tidak parah.
Jika Anda mengalami kram saat hamil dan disertai dengan pendarahan vagina pada awal kehamilan, Anda juga harus segera menghubungi dokter sebab ada kemungkinan Anda mengalami keguguran.
Gejala-gejala ini tidak selalu berarti keguguran, tetapi dokter Anda harus dapat memastikan melalui pemeriksaan USG untuk mengetahui apa yang terjadi.
Cara mengatasi kram saat hamil
Menurut Holly Puritz, direktur medis untuk Sentara Lee Hospital Group for Women di Norfolk, Virginia saat Anda mengalami kram perut maka hal yang harus dilakukan adalah istirahat.
Selain itu minumlah lebih banyak cairan dan jaga agar suhu tubuh Anda tetap stabil atau tidak terlalu gerah.
Dilansir dari laman Parents Puritz juga merekomendasikan agar Anda mencoba mandi air hangat dan istirahat peregangan serta duduk sepanjang hari, terutama jika kram yang Anda rasakan semakin memburuk setelah lama berada dalam satu posisi.
Namun jika kondisi kram perut yang Anda rasakan tak juga membaik setelah satu jam maka segeralah hubungi dokter atau rumah sakit terdekat.
Editor: Agung DH