Menuju konten utama

Korea Selatan Gelar Pilpres Dadakan Juni 2025, Ini Kandidatnya

Mantan Presiden Yoon Suk Yeol resmi dimakzulkan pada Jumat (4/4/2025). Oleh karenanya, Korea Selatan gelar pilpres dadakan Juni 2025, ini kandidatnya.

Korea Selatan Gelar Pilpres Dadakan Juni 2025, Ini Kandidatnya
Sejumlah dokter magang membawa plakat sambil meneriakkan kecaman kepada Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol saat unjuk rasa di Seoul, Korea Selatan Minggu (8/12/2024). ANTARAFOTO/Reuters.Kimkyung Hoon/Spt

tirto.id - Mantan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, resmi dimakzulkan pada Jumat (4/4/2025). Korea Selatan kini menggelar Pemilihan Presiden (Pilpres) secara dadakan pada bulan Juni 2025. Daftar kandidatnya termasuk Lee Jae-myung, Kim Moon-soo, dan Ahn Cheol-soo.

Pemilu Presiden Korea Selatan (Korsel) akan digelar pada Selasa, 3 Juni 2025. Hal ini sebagaimana diumumkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri Korea Selatan, Ko Ki-dong.

"Pemerintah Korea Selatan telah memutuskan untuk menggelar Pilpres ke-21 pada Selasa, 3 Juni 2025," demikian ujar Ko Ki-dong, Menteri Dalam Negeri Korsel, dalam siaran persnya.

Pemungutan suara digelar menyusul keputusan Mahkamah Konstitusi yang mencopot Yoon Suk Yeol dari jabatannya karena dianggap menyalahgunakan wewenang. Ia mengeluarkan dekrit darurat militer dan mengerahkan pasukan untuk menghentikan proses parlemen pada Desember lalu.

Keputusan tersebut membuat kursi kepresidenan kosong dan berdasarkan undang-undang, pemilu baru harus dilaksanakan dalam waktu 60 hari. Namun, bukan melanjutkan periode jabatan sebelumnya, presiden yang terpilih akan menjabat selama 5 tahun penuh, demikian dikutip dari AP News.

Kandidat Potensial Calon Presiden Korea Selatan

Pemilu dadakan Korsel kemungkinan besar bakal jadi ajang persaingan dua kubu besar yang saling berseberangan, yakni PPP yang konservatif dan Partai Demokrat yang lebih liberal. Saat ini, Partai Demokrat menguasai mayoritas kursi di parlemen.

Adapun beberapa tokoh politik sudah mulai menyatakan kesiapannya untuk maju dalam pemilihan mendatang. Berikut sejumlah nama yang mencuat sebagai calon presiden potensial:

1. Lee Jae-myung

Lee Jae-myung merupakan pemimpin populis dari Partai Demokrat yang sebelumnya nyaris menang dalam pemilu 2022 melawan Yoon Suk Yeol. Anggota Partai Demokrat juga menolak darurat militer, berhadapan dengan pasukan yang dikirim Yoon untuk mengepung Gedung Majelis, dan memakzulkan Yoon.

Nama Lee bukanlah nama baru di dunia politik Korea Selatan. Ia pernah menjabat sebagai Wali Kota Seongnam pada 2010 hingga 2018 dan maju sebagai Gubernur Provinsi Gyeonggi pada 2018-2021.

Kini, Lee muncul sebagai kandidat terkuat berdasarkan jajak pendapat terbaru. Dikutip dari laman Reuters, sebuah survei Gallup menunjukkan bahwa 34% responden mendukung Lee sebagai pemimpin berikutnya.

Akan tetapi, pencalonan Lee tak lepas dari kontroversi. Ia tengah menghadapi sejumlah kasus hukum, termasuk dugaan pelanggaran pemilu dan suap. Selama pemerintahan Yoon, ia juga dituduh menyalahgunakan kekuatan parlemen untuk menghambat agenda pemerintah dan memangkas anggaran.

2. Kim Moon-soo

Mantan Menteri Tenaga Kerja, Kim Moon-soo, secara resmi menyatakan niatnya untuk maju sebagai calon presiden dengan mengundurkan diri dari jabatannya pada Selasa (8/4/2025) lalu.

"Saya mengajukan pengunduran diri dan memutuskan untuk maju karena rakyat menginginkannya, orang-orang di sekitar saya juga menginginkannya, dan saya merasa memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan kesulitan negara," katanya kepada wartawan.

Kim disebut-sebut sebagai salah satu kandidat konservatif yang paling menonjol saat ini, bahkan mengungguli sejumlah tokoh lain dari kubu yang sama dalam berbagai survei. Ia menilai kondisi ekonomi saat ini sebagai “krisis nasional yang parah” dan mendorong agar semua pihak bersatu untuk menghadapi tantangan tersebut.

Meski ia bukan anggota resmi partai PPP, ia dianggap paling pro-Yoon dan ia bahkan menentang pemakzulan Yoon.

3. Ahn Cheol-soo

Ahn adalah anggota Partai People Power (PPP) yang menjadi sosok pertama dari partainya yang mendukung pemakzulan Yoon. Ia kembali mencalonkan diri dan mengklaim dirinya sebagai "kandidat yang lebih bersih dari siapa pun.”

Dalam kampanyenya, Ahn berjanji akan mengembangkan sektor teknologi dan kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan mesin pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus menghadapi kebijakan perdagangan dari Amerika Serikat di bawah Presiden Trump.

Ahn sebelumnya sudah tiga kali ikut pemilu presiden. Di tahun 2017, ia sempat meraih lebih dari 21% suara, tapi di dua pemilu lainnya, ia mundur dan memilih mendukung calon lain.

Kandidat Lainnya

Selain ketiga nama di atas, ada sejumlah tokoh konservatif lain yang mulai mencuat, seperti Han Dong-hoon (mantan ketua PPP), Hong Joon-pyo (Wali Kota Daegu), dan Oh Se-hoon (Wali Kota Seoul).

Elektabilitas mereka memang masih di bawah para kandidat teratas, namun peluang untuk memperbesar dukungan masih terbuka menjelang hari pemungutan suara.

Survei Gallup yang dirilis Jumat lalu menunjukkan Lee berada di posisi teratas dengan dukungan 34% responden, diikuti Kim (9%), Han (5%), Hong (4%), dan Oh (2%).

Sementara itu, nama Ahn Cheol-soo tidak masuk dalam daftar karena tingkat elektabilitasnya yang masih rendah.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Nisa Hayyu Rahmia

tirto.id - Edusains
Kontributor: Nisa Hayyu Rahmia
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Beni Jo