tirto.id - Tim Search and Rescue (SAR) gabungan berhasil mengevakuasi Irfan Hidayat (19), mahasiswa Universitas Indonesia yang mengalami kecelakaan saat mendaki Gunung Slamet, Jawa Tengah. Evakuasi tersebut dilakukan di tengah-tengah medan yang cukup sulit.
Pantauan kantor berita Antara di Posko Lapangan PMI Banyumas, Senin, (18/4/2016), menunjukkan bahwa tim SAR gabungan tiba di tempat itu pada pukul 13.40 wib sambil membawa korban dengan menggunakan tandu.
Kondisi fisik korban langsung diperiksa oleh tim medis di Posko Lapangan PMI Banyumas di kawasan Wanawisata Baturraden, sebelum akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Tentara (RST) Wijayakusuma Purwokerto, Kabupaten Banyumas untuk menjalani perawatan lebih lanjut.
Sementara itu, salah seorang petugas medis dari SAR Purbalingga, dr. Trisma Nur Indra mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, laju napas dan kesadaran korban masih bagus.
Selain itu, paparnya, terdapat luka di kepala luar serta tidak ditemukan tanda cedera vertikal maupun cedera tulang belakang.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa hasil pemeriksaan awal tersebut harus dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan laboratorium atau radiologi di rumah sakit.
Ia menduga luka yang diderita korban akibat benturan benda tumpul atau batu.
"Saat pemeriksaan awal, tidak ditemukan adanya patahan," ujarnya.
Tim SAR gabungan yang mengevakuasi Irfan juga menjemput 12 rekan korban lainnya secara bersamaan. Kedua belas rekan korban ini juga mendapatkan pemeriksaan medis untuk memastikan kondisi fisik mereka.
"Kami merupakan teman sekampung dari Sumatra, 11 orang kuliah di UI dan dua orang kuliah di ITS. Kami berangkat mendaki pada Sabtu (16/4) melalui jalur ini (Baturraden, red.)," kata Lutfi, salah satu teman korban dalam rombongan pendakian, yang juga tercatat sebagai mahasiswa UI.
Sebelum kecelakaan terjadi, dia mengaku sempat mengingatkan Irfan untuk berjalan menggunakan pinggul namun tidak diindahkan sehingga korban terjatuh dan terguling di areal pasir.
"Kami pun segera membawanya ke areal vegetasi. Saya mencoba cari sinyal untuk menelepon tapi ternyata pulsanya habis," ujarnya.
Salah seorang kakak korban yang menunggu proses evakuasi, Aulia Rahman (23), mengatakan bahwa Irfan bukanlah anggota Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala UI).
Meskipun memiliki hobi mendaki gunung, dia mengatakan bahwa Irfan tidak memiliki dasar-dasar pendakian. Aulia menuturkan bahwa Irfan sudah lama merencanakan pendakian ke Gunung Slamet.
"Ini merupakan pendakian kedua yang dia lakukan. Sebelumnya dia mendaki Gunung Papandayan," kata Aulia yang saat ini tengah menempuh kuliah di Bandung.
Aulia mengaku bahwa dirinya mengetahui musibah yang dialami Irfan dari salah seorang teman kos korban di Depok, Jawa Barat.
"Teman kos Irfan kasih tahu kemarin sore, sekitar pukul 18.00. Dia bilang kalau Irfan terpeleset hingga jatuh dan mengalami luka di kepala saat hendak turun (turun dari Gunung Slamet, red.)," akunya.
Oleh karena itu, dia pun segera berangkat menuju Baturraden untuk menunggu proses evakuasi terhadap Irfan.
"Orang tua kami juga sedang dalam perjalanan dari Cikarang ke sini," pungkasnya.
Reporter: Putu Agung Nara Indra
Penulis: Putu Agung Nara Indra