Menuju konten utama

Kisah Kelam Pembantaian 45 Warga Kongo: Dibakar Hidup-hidup

Berikut kisah kelam pembantaian 45 warga Kongo, sebagian dibakar hidup-hidup.

Kisah Kelam Pembantaian 45 Warga Kongo: Dibakar Hidup-hidup
Ilustrasi Warga Kongo di desa Nyamukubi, provinsi Kivu Selatan, di Kongo, Sabtu, 6 Mei 2023. (AP Photo/Moses Sawasawa)

tirto.id - Sebanyak 45 warga sipil tewas dibantai setelah diserang milisi di Provinsi Ituri, Kongo, pada Senin, 12 Juni 2023 pagi hari. Kelompok CODECO (Cooperative for the Development of the Congo) dituding sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu.

Seperti diwartakan Reuterspada Selasa, 13 Juni 2023, misi penjaga perdamaian PBB (MONUSCO) mengonfirmasi tewasnya puluhan warga sipil di lokasi pengungsian Lala, wilayah Djugu, Kongo akibat serangan milisi.

Selain lebih dari 45 warga sipil meninggal dunia, serangan ini juga turut melukai 10 orang lainnya. 12 orang terbunuh dengan cara dibakar hidup-hidup.

Kronologi Serangan Milisi di Kongo

Jules Ngongo Tshikudi, juru bicara militer Ituri menyatakan, serangan tersebut merupakan tindakan sabotase terhadap upaya pemulihan perdamaian. Saat ini kasus ini masih diselidiki.

Adapun kepala distrik Bahema Badjere, Jean Richard Lenga menyebutkan, anggota milisi menghabisi 45 orang menggunakan pisau serta senjata api. Mereka juga membakar rumah-rumah di tengah kamp pengungsian.

"Seluruh desa sedang berkabung sekarang," ucap Jean Richard Lenga.

Sementara itu, MONUSCO menyatakan para penyerang menewaskan warga yang sebagian besar terdiri dari wanita serta anak-anak itu menggunakan senjata serta parang.

Mengutip keterangan Al-Jazeera, seorang saksi mata bernama Maki Lombe mengaku telah melihat lebih dari 40 jenazah dalam kondisi tergeletak di tanah. Ia selamat lantaran mampu menyelamatkan diri.

Desire Malodra, anggota masyarakat sipil menambahkan:"Mereka (penyerang) mulai melepaskan tembakan, banyak orang dibakar sampai mati di rumah mereka, yang lainnya dibunuh dengan parang."

Menurut Charite Banza, kepala kelompok hak-hak sipil lokal, para korban rencananya akan dimakamkan dalam 1 tempat di kuburan massal.

"Kami tidak memiliki keamanan di sini, kami mengatakannya setiap hari," ungkap Banza.

Banyak warga kini melarikan diri ke kota terdekat, Bule, di mana terdapat 70 ribu pengungsi yang sudah tiba antara 15 April hingga 15 Mei 2023 dengan alasan keamanan.

CODECO (Cooperative for the Development of the Congo) bertanggung jawab terhadap serangan di kamp pengungsian Lala. CODECO berdalih, mereka membela kepentingan para petani Lendu yang sudah lama berkonflik dengan Hema.

Menurut sumber di PBB, anggota milisi CODECO selama ini sudah membunuh ratusan warga sipil di Provinsi Ituri dan membuat ribuan penduduk mengungsi.

Di lain sisi, AP News menerangkan pertempuran selama ini sudah berlangsung sejak tahun 2017 antara CODECO, kelompok milisi etnis Lendu dengan Zaire yang sebagian besar terdiri dari etnis Hema.

Angka pembunuhan disertai dengan kekerasan semakin meningkat akibat konflik selama beberapa dekade di Kongo. Bahkan, sekitar 120 kelompok bersenjata yang berperang demi memperebutkan kekuasaan atas lahan dan tambang dengan kandungan mineral berharga.

Selain itu, juga terdapat kelompok pertahanan yang dibangun untuk melindungi diri dari serangan milisi lain.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Politik
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto