tirto.id - Kilang Minyak Putri Tujuh Pertamina RU II di Dumai, Riau, mengalami kebakaran pada Sabtu malam (1/4/2023). Insiden tersebut menyebabkan beberapa rumah warga bergetar kuat dan runtuhnya plafon masjid yang berada pada radius 3 kilometer.
Anggota Komisi VII DPR, Syaikhul Islam menyayangkan kejadian kebakaran kilang minyak terjadi kembali. Dia pun mempertanyakan kesiapan Pertamina yang dipimpin oleh Komisaris Utama, Basuki Tjahaja Purnama itu dalam melaksanakan operasinya.
“Kita pertanyakan kerjanya Komisaris Utama sebagai wakil dari pemegang saham (BUMN),” katanya dikutip dari keterangan tertulis, Senin (3/4/2023).
Dia pun mengaku heran dengan kondisi perusahaan nasional yang mendunia saat ini terlihat memiliki track record manajemen risiko buruk. Padahal perusahaan pelat merah itu memiliki portofolio yang baik.
Tidak hanya itu, Pertamina merupakan perusahaan multinasional yang membangun jejaring bisnis tidak hanya di Indonesia namun juga di beberapa negara lain seperti Aljazair, Malaysia, Irak, Kanada, Prancis, Italia, Namibia, Tanzania, Gabon, Nigeria, Kolombia, Venezuela bahkan hingga ke Angola.
“Pak Ahok kerjanya apa ya? Atau jangan-jangan Pak Ahok sudah kerja tapi gak digubris sama Direksinya?" tukasnya.
Dia merinci selama lima tahun ke belakang, di bawah kepemimpinan Ahok, unit bisnis Pertamina di dalam negeri mengalami rentetan kecelakaan kerja. Mulai dari kebakaran kapal di Teluk Balikpapan terjadi pada Maret 2018, kebakaran Kilang Pertamina Balongan, Maret 2021.
Lalu Kilang Cilacap terjadi November 2021, Kilang Pertamina Balikpapan pada Maret 2022, kebakaran Depo Pertamina Plumpang pada Februari 2023 hingga yang terakhir ledakan di Kilang Dumai Riau pada Maret 2023.
Sementara itu, Ahok menegaskan sudah memberikan arahan kepada pihak direksi di perusahaan pelat merah. Salah satunya fokus menangani Health, Safety, Security and Environment (HSSE) di Pertamina Group.
"Arahan saya ke direksi sudah jelas, apalagi ini sudah berulang kali terjadi dengan jarak waktu yang pendek,” kata Ahok saat dikonfirmasi.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin