tirto.id - Contoh khutbah Jumat singkat pekan ini mengambil tema tentang makna peringatan kemerdekaan Republik Indonesia bagi umat Islam.
Bismilaahirrahmaanirrahiim,
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..
الحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَدِيْنِ اْلحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ اْلكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ اْلمُنَافِقُوْنَ
اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Alhamdulillah hari ini, Jumat, 13 Muharram 1444 Hijriah atau bertepatan dengan 12 Agustus 2022, kita bertemu kembali dalam majelis khotbah dan salat Jumat yang insya Allah dirahmati Allah SWT.
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat rezeki dan nikmat sehat, sehingga sampai detik ini kita masih bisa merasakan indahnya kehidupan, tak lupa salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad salallaahu 'alaihi wasallam, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan juga para pembimbing alam semesta di seluruh negeri.
Khutbah Jumat menyambut HUT RI ke-77
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Bulan Agustus merupakan bulan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena di bulan ini pada tahun 1945 silam, Indonesia memperoleh kemerdekaannya dan bebas dari para penjajah.
Sebagai bagian dari negara Indonesia tercinta ini, sudah selayaknya kita mengisi kemerdekaan dengan hal-hal baik dan menanamkan rasa cinta terhadap Tanah Air.
Merdeka dan bebas dari penjajahan adalah nikmat dan rahmat dari Allah SWT yang harus selalu kita syukuri, kemerdekaan ini juga karunia yang sangat mulia dari Allah SWT.
Menjadi bangsa yang merdeka merupakan amanah yang selanjutnya bisa kita manfaatkan dan gunakan untuk meraih kembali kedaulatan negara, kehormatan, keadilan, kesejahteraan serta kemuliaan sebagai manusia maupun hamba Allah.
Dikutip situs FST UIN Alauddin, menjadi merdeka adalah nikmat utama sesudah nikmat keimanan.
Sama seperti nikmat-nikmat lainnya, Allah subhaanahu wa ta’aala memerintahkan kita untuk mensyukurinya. Sebab mensyukuri nikmat akan menghasilkan pelipatgandaan terhadap nikmat Allah yang lainnya.
Lalu bagaimana sebenarnya makna kemerdekaan bagi umat Islam?
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT,
Islam mengajarkan kita mencintai Tanah Air, karena ini termasuk bagian dari keimanan.
Sebagai rakyat Indonesia sekaligus makhluk ciptaan Allah SWT, umat Islam wajib menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal ini, seperti dilansir laman NU, sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Beliau Baginda Rasulullah SAW mampu memupuk persaudaraan dan persatuan di kalangan Muhajirin, antara kalangan Muhajirin dan Ansor, serta mengakomodasi kepentingan umat Islam, umat Yahudi, dan orang-orang Musyrik.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
"Ketika Rasulullah hendak datang dari bepergian, beliau mempercepat jalannya kendaraan yang ditunggangi setelah melihat dinding kota Madinah. Bahkan beliau sampai menggerak-gerakan binatang yang dikendarainya tersebut. Semua itu dilakukan sebagai bentuk kecintaan beliau terhadap tanah airnya," (HR Bukhari).
Dalam hadis ini jelas disebutkan tentang keutamaan kota Madinah dan bagaimana Rasul digambarkan mencintai tanah air serta merindukannya.
Sementara untuk konteks Indonesia, menjaga kemerdekaan RI, menjaga Pancasila, menjaga Bhineka Tunggal Ika, menjaga NKRI, dan menjaga Undang-undang 1945 adalah bagian dari iman dan agama.
Hadirin kaum muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,
Kemerdekaan sejatinya juga bermakna memberi kebebasan dan kelapangan hati, pikiran, dan perbuatan manusia untuk menyampaikan pendapat dan berkreasi dalam amal perbuatan secara terbuka tanpa ada rasa khawatir, takut dan tertekan.
Terkait apa-apa yang bisa kita lakukan, Allah SWT berfirman:
وَقُلِ اعۡمَلُوۡا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُوۡلُهٗ وَالۡمُؤۡمِنُوۡنَؕ وَسَتُرَدُّوۡنَ اِلٰى عٰلِمِ الۡغَيۡبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمۡ بِمَا كُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَۚ
Wa quli'maluu fasayaral laahu 'amalakum wa Rasuuluhuu walmu'minuuna wa saturadduuna ilaa 'Aalimil Ghaibi washshahaadati fa yunabbi'ukum bimaa kuntum ta'maluun
Artinya Dan katakanlah, "Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. At-Taubah: 105).
Dalam ayat ini dijelaskan agar manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya berbuat apa-apa, utamanya bekerja dengan berbagai pekerjaan yang mendatangkan manfaat, agar Allah melihat pekerjaan itu, yang akan dibalas dengan memberi penghargaan atas pekerjaan tersebut.
Begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin juga akan menyaksikan dan menilai pekerjaan yang kita lakukan, hingga manusia akan dikembalikan, yakni meninggal dunia.
Kemudian pada hari kebangkitan, semua makhluk akan kembali kepada Allah Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Allah akan memberitakan kepada apa-apa yang telah manusia kerjakan di dunia, baik yang tampak atau yang disembunyikan.
Pada akhirnya kita semua akan dikembalikan-Nya ke alam akhirat dan akan diberikan pula ganjaran atas amal-amal yang telah kita lakukan selama hidup di dunia.
Umat Islam dianjurkan agar tidak hanya merasa cukup dengan melakukan tobat, zakat, sedekah dan salat semata-mata, melainkan haruslah mengerjakan semua apa yang diperintahkan kepada mereka.
Allah akan melihat amal-amal yang manusia lakukan itu, sehingga ini dapat membuat manusia semakin dekat kepada-Nya.
Ayat ini pun berisi peringatan keras terhadap orang-orang yang menyalahi perintah agama, bahwa amal mereka itupun nantinya akan diperlihatkan kepada Rasul dan kaum Muslimin lainnya kelak di Hari Kiamat.
Dengan wafatnya seseorang maka ia dikembalikan ke alam akhirat. Di sana Allah akan memberitahukan kepada setiap orang tentang hasil dari perbuatan-perbuatan yang telah dilakukannya selama di dunia dengan cara memberikan balasan dari setiap amal yang dikerjakan.
Kebaikan dibalas dengan kebaikan, dan kejahatan dibalas dengan azab dan siksa.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Selagi hidup dan kita masih bisa merasakan nikmat kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan negeri ini, maka sudah sepantasnya pula kita sebagai rakyat indonesia khususnya umat Islam menjaga, mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan, kedaulatan dan kehormatan bangsa untuk berdiri setara bahkan terdepan dengan bangsa-bangsa lain dengan berbagai cara yang kita bisa.
Demikianlah khotbah Jumat kali, semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari apa-apa yang disampaikan dan mudah-mudahan kita juga bisa menjadi contoh teladan bagi anak cucu kelak dalam memaknai kemerdekaan dan kehidupan ini.
Wabilllahi taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warhamatullaahi wabarakatuh.
Editor: Addi M Idhom