tirto.id - Khofifah Indar Parawansa mengaku akan kembali maju dalam kontestasi Pilgub Jawa Timur (Jatim). Dia pun menampik adanya tawaran kursi menteri di dalam pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Khofifah juga membantah bahwa dirinya akan diusung dalam kontestasi Pilgub DKI Jakarta.
"Oh enggak (jadi menteri). Saya dari awal menyatakan Insyaallah akan fokus di Jawa Timur saja untuk periode ini saya akan mengikuti kontestasi Pilgub Jatim," kata Khofifah di Plaza PBNU, Jakarta Pusat, Minggu (28/4/2024).
Menurut Khofifah, dirinya bahkan telah mendapat dukungan dari sejumlah partai sejak Desember 2023. Dia pun berharap masyarakat Jatim memilihnya untuk melanjutkan program yang telah berjalan di periode kepemimpinannya kemarin.
"Sudah dari Desember yang lalu, empat partai, Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, bulan Desember lalu sudah memberi surat penugasan," ungkap Khofifah.
Dibeberkan Khofifah, dirinya juga sudah memilih nama untuk mendampinginya di Pilgub Jatim. Bukan sosok yang asing, Khofifah menyebut Emil Dardak akan mendampinginya di kontestasi tersebut.
"Insyaallah saya merasa nyaman dan produktif dengan Mas Emil," tutur Khofifah.
Diwartakan sebelumnya, analis politik Unair Suko Widodo menilai Pilkada Jawa Timur memang tidak bisa dilepaskan dengan Khofifah.
Ia mengingatkan, Khofifah punya pengaruh besar bagi Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Jawa Timur. Hal itu juga tidak lepas dari upaya partai KIM memberikan surat rekomendasi gubernur, baik Golkar, Gerindra, PAN dan Demokrat.
Namun, melihat situasi saat ini, Suko tidak memungkiri bahwa akan ada pergelutan antar-partai KIM untuk menentukan nama wakilnya. Hal itu berpengaruh pada kestabilan koalisi Khofifah.
"Apa lagi karena Khofifah tidak punya partai maka harus ada perbincangan itu secara bersama-sama terhadap keputusan waktu itu. Memang kalau mengajukan sendiri dilemanya kan waktu itu Demokrat juga mengajukan Emil satu pasang misalnya. Hal itu saja perlu segera dibicarakan agar tidak terjadi konflik antar-parpol di dalam pengajuan Ibu Khofifah dalam running pilkada Jawa Timur," kata Suko, beberapa waktu lalu.
Suko mengingatkan, suara perolehan pileg tidak serta-merta sejalan dengan suara pilkada. Ia mengingatkan tidak sedikit partai bersuara besar gagal maju pilkada. Di sisi lain, esensi maju Pilkada adalah untuk memenangkan kandidatnya. Oleh karena itu, Gerindra perlu berhitung dengan cermat.
Selain perhitungan, Gerindra juga perlu melihat situasi politik seperti kelompok fanbase. Ia mencontohkan kemenangan komedian Komeng di Pileg 2024 yang ditopang oleh kelompok penyuka atau fanbase. Selain itu, publik saat ini mulai tidak dekat dengan partai sejak 2011-2024.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Fahreza Rizky