tirto.id - Israel mendesak warganya yang mengunjungi Turki untuk segera meninggalkan negara tersebut dalam peringatan perjalanan yang dikeluarkan pada Senin, (28/3/2016). Hal itu terkait prediksi adanya kemungkinan serangan lanjutan bom bunuh diri 19 Maret lalu di Istanbul yang dituduhkan kepada Islamic State (IS).
Tiga wisatawan Israel dan seorang warga Iran tewas dalam serangan itu, yang mendorong biro pemberantasan terorisme di kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengeluarkan peringatan umum "tingkat 3" untuk tidak bepergian ke Turki.
Pernyataan dari biro itu meningkatkan peringatan tersebut ke "tingkat 2" pada Senin, menandakan yang disebut "ancaman" bahwa IS atau kelompok yang sama akan menyerang tempat wisata di Turki.
Sebuah sumber diplomatik mengatakan peringatan itu hanya untuk wisatawan Israel, bukan bagi yang memiliki dua kewarganegaraan dan tinggal di Turki, dan bahwa pembaruan peringatan itu dikeluarkan seiring dengan informasi terkini dari pihak berwenang Turki.
Juru bicara Presiden Turki Tayyip Erdogan, ketika ditanya pada jumpa pers tentang peringatan perjalanan Israel, mengatakan bahwa langkah itu mengikuti peringatan Turki terhadap warganya. Tapi, dia mendesak agar negara tidak menguntungkan para militan, setelah serangkaian peringatan keamanan dari misi diplomatik asing di Turki.
"Orang harus menahan diri dari gerakan yang mengarah pada penangguhan kehidupan sehari-hari, dengan cara yang akan disambut teroris," kata Juru bicara Kepresidenan Ibrahim Kalin, seperti dikutip Antara, Selasa, (29/3/2016).
Pernyataan dari Israel mengatakan warga Israel harus menghindari perjalanan ke Turki dan, jika sudah berada di sana, "sesegera mungkin untuk pulang".
Jika peringatan "tingkat 1" dikeluarkan oleh Israel, maka akan mendorong warga untuk "segera" meninggalkan negara itu. (ANT)