tirto.id - Air ketuban adalah cairan bening, agak kekuningan yang melindungi dan menopang tumbuh kembang janin selama di dalam rahim.
Saat berada di dalam kandungan, janin akan mengapung di dalam air ketuban.
Jumlah air ketuban paling banyak terjadi pada usia 34 minggu kehamilan, dengan rata-rata 800 mililiter. Sekitar 600 mililiter cairan ketuban mengelilingi bayi cukup bulan (usia kehamilan 40 minggu).
Air ketuban terus bergerak (bersirkulasi) saat bayi menelan dan "menghirup" cairan tersebut, lalu melepaskannya, demikian seperti ditulis Medline Plus.
Air ketuban bukan hanya sekedar cairan yang hanya berguna sebagai media bayi untuk mengapung, lebih dari itu air ketuban memiliki sejumlah fungsi yang penting, berikut uraiannya melansir Medical News Today.
- Kontrol suhu: Air ketuban berfungsi untuk menjaga bayi agar tetap hangat dan mempertahankan suhu yang teratur.
- Melindungi janin: Air ketuban melindungi bayi dari tekanan luar, bertindak sebagai peredam kejut.
- Pengendalian infeksi: Air ketuban mengandung antibodi.
- Perkembangan sistem paru-paru dan pencernaan: Dengan menghirup dan menelan cairan ketuban, bayi berlatih menggunakan otot-otot sistem ini saat mereka tumbuh.
- Perkembangan otot dan tulang: Saat bayi mengapung di dalam kantung ketuban, ia memiliki kebebasan untuk bergerak, memberi otot dan tulang kesempatan untuk berkembang dengan baik.
- Pelumas: Air ketuban mencegah bagian tubuh seperti jari tangan dan kaki untuk tumbuh bersama; kondisi bayi dengan jari tangan atau jari kaki yang dempet dapat terjadi jika kadar cairan ketuban rendah.
- Penopang tali pusat: Cairan di dalam rahim mencegah tali pusat tertekan. Tali pusat ini mengangkut makanan dan oksigen dari plasenta ke janin yang sedang tumbuh.
Air ketuban biasanya akan keluar menjelang persalinan. Menurut Today's Parent, hanya sekitar 15 persen ketuban yang tetap benar-benar utuh saat persalinan.
Ketika ketuban pecah atau air ketuban merembes keluar, saatnya untuk segera menghubungi penyedia layanan kesehatan karena persalinan mungkin akan segera terjadi.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari