Menuju konten utama

Kerugian Inalum Jika Gagal Akuisi 51,23 Persen Saham Freeport

Inalum akan mengalami kerugian jika transaksi akuisisi saham Freeport pada 30 Juni 2019 tak kunjung dilakukan hingga batas akhir transaksi 30 Juni 2019.

Kerugian Inalum Jika Gagal Akuisi 51,23 Persen Saham Freeport
Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, menyaksikan CEO Freeport McMoRan Richard Adkerson dan Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin, menandatangani Sales and Purchase Agreement, di Gedung Setjen Kementerian ESDM, Kamis (27/9/2018). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id -

PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ternyata punya tenggat tersendiri untuk melakukan transaksi akuisisi 51,23 persen saham PT Freeport Indonesia. Direktur Keuangan Inalum, Orias Petruk Oredak menyampaikan, batas akhir transaksi tersebut ditentukan hingga 30 Juni 2019.

Jika transaksi akuisisi tak kunjung dilakukan hingga batas waktu yang telah ditentukan, maka perseroan plat merah itu akan rugi. Akibatnya, Inalum harus membayar bunga global bond (obligasi internasional) sebesar 5,9 persen dan mengembalikan global bond yang telah diperoleh.

"Bunganya tetap sama 5,9. Tapi kan kita bayar bunganya aja, enggak ada transaksi," ujarnya saat dihubungi Tirto, Selasa (11/12/2018).

Orias menyampaikan, Inalum telah mendapatkan dana dari obligasi internasional untuk membiayai akuisisi PT Freeport Indonesia sejak awal November lalu.

Total obligasi yang mencapai 4 miliar dolar AS itu sudah ditawarkan ke beberapa negara seperti Amerika Serikat, Hongkong, dan Singapura.

Pinjaman dari global bond ketimbang kredit dari sindikasi bank internasional dipilih untuk mengurangi risiko pembengkakan bunga kredit. Apalagi, saat ini suku bunga di London Interbank Offerd (LIBOR) menunjukkan tren kenaikan.

Selain itu, global bond juga lebih bagus bagi arus kas perusahaan. Sebab jika pinjam dari perbankan harus ada cicilan pokoknya dalam 6 bulan tiap tahun, dalam bentuk obligasi pokoknya dibayarkan di akhir.

Namun, Orias menekankan bahwa dana obligasi tersebut hanya bisa dipakai untuk keperluan akuisisi saham PT FI sebesar 3,8 miliar dolar AS.

Sisanya, sekitar 150 dolar AS, kata dia, "nanti bisa digunakan untuk keperluan lain."

Sayangnya, ia enggan menyampaikan rencana lain yang dimaksud. Begitu pula dengan rencana jangka panjang setelah akuisisi selesai.

"Nanti tanya ke Dirut saja, saya tugasnya cari uang," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait AKUISISI FREEPORT atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Bisnis
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri