tirto.id - International Women’s Day (IWD) diperingati setiap tanggal 8 Maret. IWD menjadi momen mengingat dan menyalakan kembali semangat gerakan perempuan.
Tanggal 8 Maret dipilih sebagai hari diperingatinya IWD memiliki alasan. Pada tahun 1857, 1907, dan 1909 pada tanggal tersebut terjadi gerakan unjuk rasa kaum buruh perempuan pabrik tekstil di Kota New York Amerika Serikat.
Mereka melakukan protes atas apa yang dialami kaum buruh perempuan di lingkungan kerja. Kala itu buruh perempuan kerap mendapatkan perlakukan yang semena-mena dan upah rendah.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai memperingati Hari Perempuan Internasional mulai tanggal 8 Maret 1975.
Peresmian tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Sedunia terjadi dua tahun kemudian, tanggal 8 Maret 1977, dan terus diperingati hingga saat ini.
Setiap tahunnya, IWD memiliki tema yang berbeda-beda. Tahun ini,dikutip laman International Women’s Day, Hari Perempuan Internasional mengusung tema kampanye #EmbraceEquity atau jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah #RangkulKesetaraan.
Sementara badan khusus perempuan Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB (UN Women) mengambil tema "DigitALL: Innovation and technology for gender equality".
Peringatan IWD adalah gerakan kesetaraan perempuan dalam segala bentuknya. IWD adalah tentang memperjuangkan hak perempuan, memperkuat komitmen utama, dan berfokus pada kemajuan perempuan.
Warna Ungu dalam Peringatan IWD
Apabila diperhatikan, saat perayaan IWD, ungu kerap menjadi warna tema yang dipakai.
Meski ungu menjadi warna dominan yang menjadi simbol IWD, ternyata warna hijau dan putih juga bersanding dengan ungu sebagai warna tema gerakan perempuan. Ketiga warna tersebut memiliki arti masing-masing.
Dikutip laman International Women’s Day, ungu menandakan keadilan dan martabat, serta kesetiaan.
Hijau melambangkan harapan. Putih mewakili kemurnian, meskipun konsepnya kontroversial. Warna tersebut berasal dari Women's Social and Political Union (WSPU) di Inggris pada tahun 1908.
Seperti dilaporkan Antara, pada peringatan IWD 2019 lalu, perempuan di Madrid berkumpul memukul panci dan kuali sebagai bentuk unjuk rasa kesetaraan gender.
Sebagian besar dari mereka mengenakan pakaian berwarna ungu dan tas ungu serta membawa spanduk yang bertuliskan "saudariku, aku percaya padamu". Mereka menyerukan suaranya di alun-alun Puerta del Sol, Ibu Kota Spanyol.
Mengenakan warna ungu pada Hari Perempuan Internasional berarti menunjukkan bahwa Anda bergabung dengan wanita lain di seluruh dunia dalam solidaritas untuk merayakan hari istimewa ini yang juga menandai seruan untuk mempercepat kesetaraan gender.
Editor: Dhita Koesno