tirto.id - Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan dua minggu sebelum Amerika Serikat menyelesaikan penarikan pasukan usai perang selama dua dekade. Para pemberontak menyerbu seluruh negeri, merebut semua kota besar dalam hitungan hari.
Taliban adalah sebuah kelompok militan yang menguasai Afghanistan pada akhir 1990-an. Invasi AS ke Afghanistan pada 2001 menggulingkan pemberontak dari kekuasaan, tetapi mereka tidak pernah pergi.
Menurut AP News, setelah mereka menyerbu seluruh negeri dalam beberapa hari terakhir, pemerintahan Afghanistan yang telah menjalankan negara itu selama 20 tahun runtuh. Orang-orang Afghanistan, yang takut akan masa depan, berlomba-lomba ke bandara, salah satu rute terakhir ke luar negeri.
Apa Itu Taliban dan Kenapa Menguasai Afghanistan?
Taliban dibentuk pada 1994. Kelompok ini terdiri dari mantan pejuang perlawanan Afghanistan, yang dikenal sebagai mujahidin. Mereka memerangi pasukan Soviet pada 1980-an. Taliban bertujuan memaksakan interpretasi mereka terhadap hukum Islam di negara itu, dan menghilangkan pengaruh asing.
Dilansir CNN.com, setelah Taliban merebut Kabul (ibu kota Afghanistan) pada 1996, organisasi Islam Sunni memberlakukan aturan ketat. Wanita harus mengenakan penutup kepala hingga ujung kaki, tidak diizinkan untuk belajar atau bekerja dan dilarang bepergian sendiri. TV, musik dan hari libur non-Islam juga dilarang.
Semua itu berubah setelah serangan pada 11 September 2001, ketika 19 orang membajak empat pesawat komersial di AS, menabrakkannya ke menara World Trade Center, satu ke Pentagon, dan satu lagi yang menuju Washington, ke sebuah lapangan di Pennsylvania. Lebih dari 2.700 orang tewas dalam serangan itu.
Serangan itu diatur oleh pemimpin al Qaeda, Osama bin Laden, yang beroperasi dari dalam Afghanistan yang dikuasai Taliban. Kurang dari sebulan setelah serangan itu, pasukan AS dan sekutu menginvasi Afghanistan, bertujuan untuk menghentikan Taliban dan menghentikan Al Qaeda menggunakan Afghanistan sebagai basis operasi untuk kegiatan teroris.
Dalam dua dekade sejak mereka digulingkan dari kekuasaan, Taliban telah melancarkan pemberontakan terhadap pasukan sekutu dan pemerintah Afghanistan yang didukung AS.
Taliban mengambil alih pemerintahan setelah tentara AS akan ditarik pada akhir bulan. AS telah berusaha keluar dari Afghanistan, perang terpanjangnya, selama beberapa tahun belakangan.
Pasukan Amerika menggulingkan Taliban dalam hitungan bulan ketika mereka menyerbu untuk membasmi al Qaeda, yang mengatur serangan 9/11 saat disembunyikan oleh Taliban. Tetapi ternyata lebih sulit untuk mempertahankan wilayah dan membangun kembali negara yang dilanda perang berulang kali.
Ketika fokus AS bergeser ke Irak, Taliban mulai berkumpul kembali dan dalam beberapa tahun terakhir mengambil alih sebagian besar pedesaan Afghanistan.
Tahun lalu, Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk menarik diri dan menandatangani kesepakatan dengan Taliban yang membatasi tindakan militer AS terhadap mereka. Presiden Joe Biden kemudian mengumumkan bahwa pasukan terakhir akan pergi pada akhir Agustus.
Ketika tenggat waktu akhir semakin dekat, Taliban memulai serangan kilat, menyerbu kota demi kota.
Sejarah Hari Kemerdekaan Afghanistan 19 Agustus
Afghanistan akan memperingati Hari Kemerdekaan pada 19 Agustus. Ini adalah hari libur nasional di Afghanistan untuk memperingati kemerdekaan dari pengaruh Inggris pada 1919.
Afganistan adalah negara Islam di Asia Tengah. Dengan posisinya yang strategis antara India, Persia dan Jalur Sutra, Afghanistan telah menjadi wilayah yang didambakan oleh kerajaan asing sejak awal peradaban.
Negara yang kita kenal sekarang sebagai Afghanistan muncul pada tahun 1747, ketika Ahmad Shah Durrani menyatukan suku-suku Pashtun.
Dilansir Britannica dan Office Holidays, Inggris datang ke Afghanistan pada awal abad kesembilan belas. Terancam oleh pertumbuhan Kekaisaran Rusia, Inggris pindah ke Afghanistan untuk mengamankannya dari Rusia dan apa yang disebut 'Jewel in the Crown' Kerajaan Inggris, India.
Hal ini menyebabkan Perang Anglo-Afghanistan pertama ketika pasukan Inggris menyerbu, mengalahkan Raja Shah Shujah, yang dibunuh pada tahun 1842. Perang berakhir secara tiba-tiba dengan pembantaian seluruh pasukan invasi Inggris oleh pasukan Afghanistan di kota Jalalabad.
Pada 1878, Inggris kembali dan Perang Anglo-Afghanistan Kedua menghasilkan kemenangan bagi Inggris atas tentara Afghanistan di Kandahar dan sebuah perjanjian yang memberi Inggris kendali atas urusan luar negeri Afghanistan dengan imbalan perlindungan dan subsidi.
Pada tahun 1919, Perang Inggris-Afghanistan Ketiga yang singkat mengakhiri kendali Inggris atas aspek apa pun di Afghanistan.
Afghanistan menandatangani Perjanjian Rawalpindi (atau Perjanjian Anglo-Afghanistan) pada tanggal 8 Agustus 1919, ketika Inggris secara resmi mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Afghanistan dan memastikan hubungan netral antara Afghanistan dan Inggris.
Pada 19 Agustus 1919, Emir Amanullah Khan mendeklarasikan kemerdekaan dari pengaruh Inggris.