tirto.id - Jakarta International Stadium (JIS) tengah menjadi bahan perbincangan publik Tanah Air setelah anggaran pembangunannya yang mencapai triliunan rupiah ternyata belum sesuai standar FIFA terutama dalam hal rumput di lapangannya. Lantas, apa saja jenis rumput standar FIFA dan bedanya dengan JIS?
Belum lama ini, para pecinta sepakbola Tanah Air tengah dihebohkan dengan kabar stadion JIS yang hendak digunakan untuk perhelatan Piala Dunia U-17 2023 di bulan November-Desember mendatang, belum memenuhi standar FIFA. Padahal, anggaran dana yang digunakan untuk membangun stadion termegah di Indonesia ini mencapai triliunan rupiah.
Kabar mengenai stadion JIS belum memenuhi standar FIFA ini diungkapkan langsung oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuldjono, pada saat melakukan peninjauan langsung ke JIS bersama Ketum PSSI, Menpora, dan PJ DKI Jakarta, pada Selasa, 4 Juli 2023.
Hal itu dilakukan para pejabat tinggi pemerintahan mengingat Jakarta International Stadium sendiri menjadi salah satu opsi pemilihan stadion pada saat perhelatan Piala Dunia U17 dua tahunan sekali ini.
Sayangnya, pada saat dilakukan peninjauan, Menteri PUPR Basuki sempat mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan dari stadion JIS agar dapat memenuhi standar FIFA. Menurut Basuki, salah satu komponen vital yang harus ditigkatkan yakni rumput lapangan agar pada saat pemeriksaan FIFA bisa memenuhi standar.
Di samping itu, menurut ahli, tak hanya rumput JIS yang kurang memenuhi standar FIFA, stadion GBK yang dipersiapkan untuk Asian Games juga ternyata masih belum memiliki standar FIFA.
Dalam peninjauan Jakarta International Stadium (JIS), ahli juga memperkirakan untuk memperbaiki rumput di stadion tersebut memerlukan sekitar anggaran sebesar Rp6 miliar.
Selain permasalahan rumput JIS yang utama, Menteri PUPR juga mengungkapkan akan bekerja sama dengan KAI, Jasa Marga, serta PJ DKI Jakarta guna menambah akses masuk JIS, sehingga nantinya stadion yang berkapasitas 82.000 penonton ini dapat digunakan untuk Piala Dunia U17 2023.
Beberapa waktu sebelumnya, Dirut PT Jakarta Propertindo, Dwi Wahyu Daryoto, sempat membeberkan bahwa pembangunan JIS ini menggunakan anggaran mencapai Rp5 triliun dengan biaya perawatan dan operasional per tahunnya memakan anggaran sebesar Rp50-Rp60 miliar.
Beranjak dari informasi tersebut, lantas apa saja jenis rumput yang sesuai dengan standar FIFA ini?
Jenis Rumput Stadion yang Sesuai Standar FIFA
Mengutip ilikesport.com, rumput sepakbola menjadi salah satu alternatif terbaik untuk rumput alami karena keunggulannya seperti ketahanan terhadap berbagai kondisi cuaca serta ketahanannya pada saat digunakan dalam skala yang lebih intens.
Pada Februari 2004 lalu, Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) telah menyetujui penggunaan rumput sintetis untuk pertandingan kompetisi sepak bola di seluruh penjuru dunia.
Terdapat dua standar utama FIFA terkait rumput sintetis yang dapat digunakan untuk pertandingan resmi sepak bola, yang pertama rumput untuk lapangan sepak bola rekreasi, komunitas, dan amatir dengan jangka penggunaan 40-60 jam per minggu, sedangkan yang kedua rumput yang memenuhi standar keamanan dan performa profesional dengan intensitas penggunaannya hanya 20 jam per minggu.
Di samping itu, terdapat sejumlah kriteria yang bisa diklasifikasikan sebagai standar FIFA untuk jenis dan kekuatan rumput lapangan, diantaranya mencakup:
1. Pantulan bola
2. Rebound Bola Sudut
3. Gulungan Bola
4. Penyerapan Guncangan
5. Deformasi Vertikal
6. Energi Restitusi
7. Resistensi Rotasi
8. Resistensi Rotasi Ringan
9. Gesekan Kulit / Permukaan dan Abrasi
10. Pelapukan Buatan
11. Penilaian pengisian sintetis
12. Penilaian planaritas permukaan
13. Panas pada produk rumput sintetis
14. Keausan pada rumput sintetis
15. Jumlah percikan pengisi
16. Mengurangi gulungan bola
17. Mengukur tinggi tumpukan bebas
18. Kandungan penstabil UV pada benang rumput sintetis
19. Distribusi ukuran partikel dari bahan pengisi butiran
20. Kedalaman pengisi
21. Kalorimeter pemindaian diferensial
22. Decitex (Dtex) dari benang
23. Laju infiltrasi sistem rumput sintetis
24. Pengukuran ketebalan benang
25. Kekuatan penarikan jumbai
26. Meminimalkan migrasi infill ke dalam lingkungan
Di samping itu, terdapat jenis rumput sintetis yang paling eksklusif yang pernah digunakan di Piala Dunia 2022 Qatar yakni rumput jenis Platinum TE Paspalum. Rumput ini termasuk varietas paspalum pantai vegetatif yang paling canggih di pasaran.
Apa Bedanya Rumput JIS dengan Standar FIFA?
Rumput di lapangan Jakarta International Stadium (JIS) diketahui menggunakan jenis rumput hibrida atau rumput hasil dari perpaduan antara rumput sintetis dengan rumput alami.
Rumput jenis ini sebenarnya sudah biasa digunakan oleh sejumlah stadion ternama di Eropa seperti Allianz Arena, Wanda Metropolitano, Tottenham Hotspur Stadium, dan yang lainnya.
Selain itu, rumput jenis hibrida ini termasuk juga sesuai dengan standar FIFA, dimana terdapat tiga jenis tipe lapangan yang bisa memenuhi spesifikasi FIFA yakni diantaranya rumput alami, rumput hibrida, dan rumput sintetis.
Jika mengacu pada ketentuan tersebut, sebenarnya rumput yang digunakan di lapangan JIS sudah sesuai standar FIFA dengan jenis rumput hibrida bertipe karpet. Hanya saja, menurut Chairman Karya Rama Prima Qamal Muttaqin, pemakaian rumput hibrida di JIS bermasalah akibat media tanam dan kurangnya pencahayaan karena bentuk stadionnya.
Qamal menambahkan bahwa jenis rumput hibrida yang ditanam di lapangan JIS ialah rumput Japonica, namun media tanamnya terlalu dangkal sehingga akar tidak tembus ke bawah yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hingga ketahanan rumput tersebut.
Beranjak dari analisi tersebut, akhirnya Menteri PUPR dan beberapa jajaran pemerintah lainnya pada saat melakukan inspeksi ke JIS menyatakan bahwa rumput di lapangan JIS diperlukan adanya peningkatan dan perbaikan agar sesuai standar FIFA.
Hal ini tentunya sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah, terutama jika pada saat FIFA melakukan inspeksi lapangan JIS dan menyatakan rumput maupun fasilitas lainnya tidak sesuai standar FIFA, maka stadion tersebut berkemungkinan tidak akan digunakan untuk perhelatan Piala Dunia U17 2023 bulan November 2023 mendatang.
Editor: Dipna Videlia Putsanra