tirto.id - Gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS) terhadap produk yang terafiliasi pihak tertentu menimbulkan fenomena salah sasaran. Banyak brand tidak masuk list BDS tapi malah kena salah boikot.
Gerakan BDS merupakan bentuk protes yang dilakukan sipil untuk menekan suatu pihak secara ekonomi dengan cara tidak membeli atau memakai produk tertentu.
Belakangan gerakan BDS populer di masyarakat Indonesia ketika adanya seruan untuk memboikot produk atau brand yang mendukung Israel. Ini merupakan bentuk perlawanan sipil terhadap pendudukan, kolonialisme, dan genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina.
Akan tetapi, gerakan boikot ternyata tidaklah sederhana, sebab jika tidak cermat memahami, masyarakat bisa saja salah boikot. Ini juga terjadi pada kasus boikot produk Israel.
Penyebab Brand Kena Boikot Meski Tak Masuk List BDS
Salah satu fenomena menarik dalam aksi boikot di Indonesia adalah ketika suatu merek atau produk tidak tercantum dalam BDS, tetapi tetap menjadi target boikot dari masyarakat. Ada beberapa alasan di balik fenomena ini:
1. Asosiasi Brand dan Sentimen Publik
Produk tersebut mungkin terkait dengan brand atau perusahaan yang terkena dampak langsung dari boikot. Meskipun produk itu sendiri tidak terdaftar dalam list boikot, masyarakat bisa mengasosiasikan merek tersebut dengan perusahaan yang sedang diboikot. Hal ini dapat memicu reaksi boikot terhadap semua produk yang terkait dengan brand tersebut.
2. Media Sosial dan Informasi yang Tidak Lengkap
Di era digital ini, informasi dapat dengan mudah menyebar melalui berbagai platform di media sosial. Sehingga, gerakan boikot terhadap suatu brand dapat berkembang dengan cepat, bahkan tanpa adanya pengumuman resmi dari pemerintah atau lembaga terkait.
Di sisi lain, informasi yang cepat juga dapat membingungkan masyarakat atau informasi yang diterima kurang lengkap tentang produk mana yang sebenarnya terkait dengan perusahaan yang diboikot. Hal ini bisa menyebabkan produk yang seharusnya tidak terpengaruh juga ikut terkena dampak dari aksi boikot.
3. Sumber Informasi
Masyarakat cenderung percaya pada informasi yang disebarkan oleh sumber yang dianggap kredibel, baik itu tokoh masyarakat atau selebritas di media sosial. Jika sumber tersebut mengeluarkan pernyataan untuk menghindari suatu merek atau brand, maka hal itu dapat memicu gerakan boikot meskipun tidak ada keputusan resmi dari otoritas terkait.
4. Efek Domino
Terkadang, aksi boikot terhadap sebuah brand atau perusahaan dapat menyebar dan memengaruhi merek lain dalam industri yang sama. Bahkan, aksi salah boikot ini juga bisa dimanfaatkan oleh kompetitor dalam persaingan bisnis.
Tips Agar Tak Salah Boikot
Dalam konteks boikot terhadap produk-produk yang dianggap pro Israel baru-baru ini, disarankan agar masyarakat berhati-hati atau tidak asal boikot. Sumber dan bukti yang terpercaya perlu dimiliki sebagai rujukan bahwa aksi boikot tidak salah sasaran.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahkan secara khusus meminta pemerintah Republik Indonesia membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar dan jelas terkait produk mana saja yang mendukung Israel.
“MUI meminta kepada stakeholder yang terkait seperti pemerintah, kementerian terkait dan lembaga non-struktural untuk ikut aktif memberikan literasi bagi masyarakat dengan membuka data dan informasi produk mana yang terafiliasi serta menyebutkan sumber yang jelas itu tidak masalah,” kata Wakil Sekretaris Jenderal MUI Arif Fahrudin dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu dikutip dari Antara.
Terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk melakukan cek produk yang perlu diboikot, beberapa di antaranya termasuk:
1. Mengecek list produk atau brand di laman resmi BDS
Cara cek produk yang terafiliasi Israel dapat dilakukan dengan mengakses laman resmi BDS Movement dengan mengikuti tahapan di bawah ini:
- Akses website BDS melalui link https://bdsmovement.net/;
- Pada halaman awal BDS Movement pilih menu Campaigns;
- Selanjutnya, pilih Economic Boycott;
- Laman akan menampilkan deskripsi boikot berjudul Economic and corporate support for Israeli Apartheid;
- Kemudian pilih Boycott Israeli Companies and Products;
- Lalu, klik tautan What to boycott;
- Nantinya, akan tertera brand apa saja yang menjadi sasaran boikot.
2. Update informasi soal gerakan boikot dari media terpercaya
Gunakan mesin pencari misalnya Google untuk mencari apakah ada berita atau unggahan terkait boikot terhadap merek tersebut. Periksa juga platform media sosial untuk mengetahui apakah ada diskusi atau kampanye terkait boikot tersebut.
3. Respons merek atau perusahaan terkait
Jika ada kekhawatiran terhadap suatu brand atau perusahaan, Anda dapat menghubungi langsung merek tersebut melalui media sosial atau layanan pelanggan untuk meminta klarifikasi atau informasi lebih lanjut.
Selain itu, Anda juga bisa memantau respons brand atau perusahaan terkait aksi boikot tersebut melalui website atau media sosial perusahaan tersebut.
Editor: Yantina Debora