tirto.id - Musik tradisional adalah musik yang berakar pada tradisi masyarakat tertentu, yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Keberadaan, keberlangsungan, dan kemajuan musik tradisional sangat dipengaruhi oleh masyarakat pendukungnya. Sehingga, dalam perkembangannya ada pula alat musik tradisional.
Menurut sumber bunyinya, alat musik tradisional dapat dibedakan menjadi alat musik idiophone, membranophone, aerophone dan chordophone.
Sementara, ciri-ciri umum musik tradisional adalah sebagai berikut, seperti dikutip dari e-modulSeni Budaya SMA Kelas X (2019):
- Memiliki bentuk struktur musik dan alat musik yang sederhana.
- Ide musik tidak ditulis menggunakan partitur, tetapi dipelajari secara lisan.
- Diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
- Lirik lagunya menggunakan bahasa daerah setempat musik.
Teknik Bermain Alat Musik Tradisional Berdasarkan Bentuknya
Mengutip modul Seni Budaya SMA Kelas X (2020), berdasarkan cara memainkan dan bentuknya, alat musik dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah:
a. Dipukul
Teknik yang digunakan dengan memukul bagian alat musik menggunakan alat pemukul yang terbuat kayu yang dilapisi kain atau karet, kayu tanpa pelapis, dan juga menggunakan tangan telanjang.
Alat musik yang cara memainkannya dengan dipukul adalah alat musik idiophone dan membranophone. Contohnya adalah tifa dari Papua, rebana dari sumatera. Bonang, saron, kendang dari Jawa, dan lain-lain.
b. Dipetik
Dawai-dawai pada alat musik chordophone akan menghasilkan bunyi ketika dipetik. Cara memetik dawai bisa dengan jari-jari tangan dan dengan menambahkan alat bantu berupa pick dari logam atau plastik untuk menghasilkan bunyi yang lebih nyaring.
Contohnya adalah gambus dari Riau, kecapi dari Jawa Barat, sape dari Kalimantan, Sasando dari Rote NTT, dan lain-lain.
c. Digesek
Selain dengan cara dipetik, terdapat alat musik chordophone yang cara memainkannya dengan digesek.
Dawai alat musik digesek menggunakan bow yang terbuat dari rambut kuda atau bahan sintetis dan stik kayu. Contohnya adalah tehyan dari Betawi/DKI, rebab dari Yogyakarta. keso keso dari Sulawesi Selatan, dan lain-lain.
d. Ditiup
Memainkan alat musik tiup membutuhkan teknik dan latihan yang cukup, tidak semua orang mampu menghasilkan bunyi yang baik pada saat meniupkan udara pada bagian alat musik yang biasanya berupa lubang kecil.
Tekanan udara harus sesuai dengan intensitas nada yang dimainkan, nada tinggi membutuhkan tekanan udara yang lebih banyak dibandingkan pada saat meniup untuk nada rendah.
Contoh alat musik yang ditiup di antaranya adalah Saluang dari Sumatera Barat, Serangko dari Jambi, Foy doa dari Flores, dan lain-lain.
e. Ditepuk
Teknik ditepuk adalah alat musik yang dimainkan dengan menggunakan telapak tangan langsung terutama pada alat-alat yang berbahan kulit atau membran. Contoh seperti kendang, tifa, gendang, rebana, dan lain-lain.
f. Digoyang
Alat musik yang dimainkan dengan digoyang seperti angklung.
Fungsi Alat Musik Tradisional dalam Komposisi Musik
Berikut ini adalah fungsi dari alat musik tradisional dalam komposisi musik:
a. Sebagai Pola Ritme dan Irama
Dalam fungsi ini yang berperan dan bertugas adalah alat musik ritmis (alat musik yang memiliki bunyi namun tidak memiliki nada).
Dalam musik selalu ada irama yang menjadi pondasi untuk menjaga tempo dan ketukan dalam musik. Contohnya adalah alat musik Tifa Totobuang dari Maluku.
b. Sebagai Melodi Utama
Dalam fungsi ini yang berperan tentunya alat musik melodis (alat musik yang dapat menghasilkan nada).
Jika alat musik melodis memainkan nada dengan nilai ketukan dan jarak tertentu akan menghasilkan melodi. Contohnya adalah alat musik gesek Rebab sebagai melodi utama pada Gamelan Jawa.
c. Sebagai Pengiring Melodi
Dalam musik sering kita dengan istilah akord atau harmoni yang merupakan kumpulan tiga nada atau lebih dengan jarak tertentu yang dimainkan secara bersamaan.
Fungsi ini selalu terlihat dalam sebuah pertunjukan alat musik tradisional yang menggunakan beberapa alat musik, contohnya sebuah pertunjukan angklung yang memainkan lagu “Suwe Ora Jamu”.
Editor: Addi M Idhom