tirto.id - Musik merupakan bahasa yang universal. Melalui musik orang dapat mengekspresikan perasaan. Musik tersusun atas kata, nada, dan melodi yang terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat dipahami lintas budaya, agama, suku ras, dan juga kelas sosial.
Adapun penampilan musik tradisional daerah di Indonesia sering berkaitan dengan musik tradisi, terkadang menyatu dengan pertunjukan tari atau pengiring upacara adat, dan sebagai ilustrasi pergelaran teater tradisi serta sebagai media hiburan.
Mengutip bukuKesenian Budaya Kelas VIII (2014), musik tradisional biasanya menggunakan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah asalnya. Oleh karena itu, musik daerah memiliki arti penting bagi masyarakat pendukungnya.
Di Aceh sendiri terdapat musik yang disebut Didong. Didong merupakan kesenian tradisional sangat popular di Aceh Tengah.
Kesenian ini dilaksanakan secara vokal oleh sejumlah 30-40 pria dalam posisi duduk bersila dalam lingkaran. Nyanyiannya diiringi dengan tepuk tangan secara berirama oleh para peserta sendiri.
Para pemusik memegang Bantal tepok di tangan kiri, yaitu sebuah bantal kecil berisi kapuk dengan ukuran kira-kira 20x40 cm dan setebal 4 cm biasanya dihiasi reramu, yaitu semacam rumbai-rumbai berwarna cerah-menyala pada pinggirnya.
Permainan bantal dengan menyanyi jika ditelisik hampir mirip dengan Saman, perbedaanya hanya terletak pada penggunaan properti.
Sementara di daerah Jakarta atau Betawi, terdapat Wayang Cokek. Wayang Cokek berupa kesenian nyanyi dan tari dilakukan oleh pemain-pemain perempuan.
Zaman dahulu, yang menari adalah perempuan yang menjadi budak belian. Mereka mengepang rambutnya dan mengenakan baju kurung, lazim dikenakan oleh orang-orang dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi.
Kedudukan dan Fungsi Musik Tradisional di Indonesia
Dikutip dari modul Kehidupan Sosial Mendayu Melalui Musik Tradisional (2017), secara umum, kedudukan musik tradisional di Indonesia memiliki fungsi di antaranya :
1.Sarana Upacara Adat
Di berbagai daerah Indonesia bunyi-bunyian tertentu dianggap memiliki kekuatan yang dapat mendukung kegiatan magis. Inilah sebabnya musik terlibat berbagai upacara adat.
Seperti upacara Merapu di Sumba menggunakan irama bunyi-bunyian untuk memanggil dan menggiring kepergian roh ke pantai merapu (alam kubur). Begitu pula suku Sunda yang menggunakan musik angklung pada waktu upacara Seren Taun (panen padi).
2. Sebagai Pengiring Tari
Irama musik dapat berpengaruh pada perasaan seseorang untuk melakukan gerakan indah dalam tari.
Contohnya tari Kecak (Bali), tari Pakarena (Sulawesi), tari Mandalika (Nusa Tenggara Barat), tari Ngaseuk (Jawa Timur), tari Mengaup (Jambi), tari Mansorandat (Papua), dan lain-lain.
3. Sarana Ekonomi
Tidak bisa dinafikan, musik tradisional bisa menghasilkan pendapatan sambil tetap menikmati kepuasan batin. Bagi senimannya pendapatan bisa berupa ucapan terima kasih (honorarium) atas jasa main musiknya.
Pendapatan berupa bayaran atau gaji apabila bersifat pekerjaan pokok (profesi) ataupun sambilan (amatir). Pendapatan ekonomis bisa bersifat komersial maupun layanan bakti.
4. Sarana pengungkapan Diri
Mencipta atau memainkan musik bagi para seniman maupun orang biasa merupakan wahana mengungkapkan diri.
Apa saja yang diungkapkan, tidak lain perasaan cinta, suka-duka; pemikiran, gagasan, impian, harapan, cita-cita tentang berbagai kesadaran. Lingkaran-lingkaran kesadaran meluas mulai diri sendiri, keluarga, orang lain, lingkungan, negara, dunia dan Tuhan.
5. Sebagai Sarana Komunikasi
Sebuah musik di suatu daerah kebudayaan mengandung isyarat yang hanya diketahui oleh masyarakat. Seperti pesan, kritik sosial, kebijakan, gagasan, dan memperkenalkan kepada masyarakat.
Melalui media seni seperti, wayang kulit, wayang orang dan seni teater, dapat pula syair lagu yang mempunyai pesan.
6. Sarana Musikalisasi Syair
Sering kali pembacaan puisi diiringi suatu musik instrumental untuk menciptakan suasana pendukung. Kadang-kadang musik juga digunakan sebagai selingan antar bait pembacaan puisi untuk memberikan penegasan-penegasan.
Syair atau puisi adalah karya sastra. Namun apabila diberi nada beserta tanda-tanda musik lainnya, berubah menjadi lagu. Apabila lagu dinyanyikan dengan iringan alat-alat musik, maka keindahan sebuah
7. Sebagai Hiburan
Sebuah musik pasti mengandung unsur-unsur yang bersifat menghibur, hal ini dapat dilihat derai melodi atau pun liriknya.
Contoh jaipongan, campursari, uyon-uyon,dangdutan, dan lain sebagainya. Kualitas dan ungkapan estetisnya tidaklah penting tetapi kepuasan penonton merasa puas dengan pertunjukannya.
8. Sarana Pendidikan
Ada pendidikan musik, ada pula musik pendidikan. Pendidikan musik adalah mengajarkan musik agar peserta didik atau warga belajar tahu tentang musik, terampil bermain musik, mampu menikmati dan menggali nilai-nilai yang berguna dari musik.
Sedangkan musik pendidikan adalah pendayagunaan musik untuk mengajarkan sesuatu, misalnya pesan-pesan
nilai, mempermudah hafalan dan mengasah syaraf-syaraf kecerdasan musikal agar pembelajar peka terhadap gejala musikal.
9. Sarana Penelitian dan Pengembangan IPTEK
Salah satu fungsi musik tradisional telah berfungsi sebagai hiburan pelepas lelah, terutama hiburan mental. Mulai tahun 80-an musik-musik tertentu yang bersifat ringan dan ritmik digunakan untuk alat bantu terapi kesehatan jiwa yaitu untuk relaksasi tegangan mental.
Musik juga digunakan untuk stimulasi kecerdasan otak janin sebelum lahir. Musik juga digunakan untuk upaya peningkatan hasil pertanian.
Penulis: Olivia Rianjani
Editor: Maria Ulfa