tirto.id - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi menyebutkan risiko risiko infeksi flu burung kepada manusia masih dikategorikan rendah. Selain itu, belum ada laporan kejadian infeksi flu burung dari manusia kepada manusia.
"Belum ada kejadian transmisi pada manusia ke manusia. Baru pada unggas itik," kata Siti Nadia Tarmizi dikutip dari Antara, Rabu (1/3/2023).
Nadia mengatakan flu burung atau Avian Influenza (AI) adalah suatu penyakit menular pada unggas yang disebabkan oleh Virus Influenza tipe A. Virus ini menginfeksi beragam spesies hewan termasuk babi, kuda, mamalia laut, dan manusia.
"Virus H5N1 tergolong Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI). Sejak 2020 hingga saat ini, enam kasus manusia Influenza A (H5N1) yang termasuk dalam clade 2.3.4.4b dilaporkan ke WHO," katanya.
Kasus tersebut dilaporkan Tiongkok dengan satu kasus yang menyebabkan kematian, Vietnam satu kasus dengan gejala parah namun sembuh, Spanyol dua kasus, Inggris dan Irlandia Utara satu kasus, serta Amerika Serikat satu kasus.
"Kasus dari Eropa dan Amerika bergejala ringan atau asymptomatic," ujar dia.
Nadia mengatakan semua kasus terpapar unggas terinfeksi melalui kontak langsung pada 2023 telah terkonfirmasi H5N1. Di antaranya satu orang meninggal di Kamboja berdasarkan laporan otoritas setempat pada Februari 2023.
Selain itu, satu orang kasus positif H5N1 dilaporkan Ekuador melalui Website WHO Outbreak News pada Januari 2023.
"Pada 2022, di Indonesia sudah ditemukan kasus HPAI H5N1 2.3.4.4b pada unggas air atau ternak yang belum divaksin di Kalimantan Selatan," katanya.
Nadia juga mengatakan terdapat peningkatan penyebaran virus dari burung liar ke beberapa spesies mamalia di berbagai negara di Eropa dan Amerika Utara
"Kemungkinan merupakan hasil dari prevalensi virus yang tinggi pada populasi unggas di wilayah ini," ujarnya.
Nadia mengatakan bukti mutasi flu burung yang terkait dengan adaptasi terhadap mamalia dan manusia masih sangat terbatas.