tirto.id - Kesehatan Kementerian RI tengah mewaspadai munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) virus flu burung clade baru 2.3.4.4b setelah temuan virus ini di peternakan komersial bebek peking yang tidak divaksin di Provinsi Kalimantan Selatan.
Berdasarkan surat edaran resmi Kemenkes RI, virus flu burung clade baru 2.3.4.4b ini menyebar cepat dan konsisten pada mamalia sehingga berpotensi menjadi infeksi zoonosis yang dapat menular pada manusia.
Sebagai bentuk kewaspadaan, Kemenkes RI mengimbau sederet wilayah perlu meningkatkan 'alarm' tinggi terkait penularan flu burung.
"Seperti lokasi peternakan unggas dan wilayah konservasi satwa liar. Tentu harus ada pengawasan yang ketat terhadap kemungkinan penularan H5N1 ke manusia," ujar Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi, saat dihubungi Senin (27/2/2023).
Nadia menambahkan, pihaknya telah berkomunikasi dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jika ada temuan suspek atau konfirmasi kasus flu burung.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Kementan dan KLHK untuk mengantisipasi situasi ini dengan melakukan rapat koordinasi pada 15 Februari 2023 untuk merespons SE Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nomor 16183 tahun 2023 tentang Peningkatan Kewaspadaan terhadap Highly Pathogenic Avian Influenza subtype H5N1 Clade 2.3.4.4b," sambungnya.
Sementara itu, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr. Maxi Rein Rondonuwu menegaskan belum ada laporan penularan virus flu burung clade baru ini ke manusia.
"Saat ini memang belum ada laporan penularan ke manusia, tapi kami tetap harus waspada,” kata Maxi yang dikonfirmasi di Jakarta, Senin (27/2/2023).
Maxi juga berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk meningkatkan pengawasan terhadap pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas darat negara.
"Melakukan pemeriksaan dan penanganan kasus jika ditemukan perilaku perjalanan yang memiliki gejala ILI (Influenza-Like Illness) sesuai pedoman yang berlaku. Melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan seluruh lintas sektor yang berada di wilayah kerja KKP," tambahnya.
Dinkes Provinsi dan Kabupaten-Kota juga diminta menyiapkan fasilitas kesehatan untuk kasus suspek flu burung, serta meningkatkan kapasitas labkesmas yang digunakan untuk pemeriksaan sampel dari kasus dengan gejala suspek flu burung.
Kasus flu burung di dunia kembali menjadi sorotan akibat meningkatnya kasus di berbagai negara. Belum lagi, kemunculan kasus flu burung pada manusia di Kamboja beberapa waktu lalu tengah menjadi sorotan WHO karena menyebabkan satu korban jiwa.
Meski begitu, belakangan pihak otoritas kesehatan Kamboja memastikan gadis 11 tahun yang meninggal tersebut bukan terpapar virus flu burung clade baru.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Maya Saputri