tirto.id -
"Harapan saya tentu ini tidak terulang, otoritas sudah bisa menangani itu, bisa mengungkap siapa yang mengancamnya," ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, di Madinah, Minggu (22/6/2025).
Hilman mengatakan, aparat masih mendalami kasus tersebut demi menjamin keamanan dan kenyamanan jemaah. Ia optimistis kasus ini bisa segera diselesaikan.
"Karena saya masih harus menerbangkan, masih ratusan ribu orang ya. Jadi jangan sampai ketenangan jemaah itu yang terancam," tutur Hilman.
Ancaman bom kali ini menyasar pesawat Saudia Airlines SV 5688 yang mengangkut 376 jemaah haji dengan rute Jeddah–Muscat–Surabaya. Ancaman diterima melalui telepon oleh petugas Air Traffic Control (ATC).
Pesawat pun mendarat darurat di Bandara Kualanamu. Penanganan langsung dilakukan oleh petugas bandara, tim Gegana Polri, TNI, aviation security, dan unsur lainnya. Seluruh penumpang, kru, kabin, serta kompartemen kargo diperiksa menyeluruh.
"Dan informasinya, Insyaallah ternyata ancaman itu tidak terbukti terhadap penerbangan," jelas Hilman.
Sementara itu, Kementerian Perhubungan memastikan bahwa pemulangan jemaah kelompok terbang (kloter) 33 Debarkasi Surabaya berjalan lancar dan aman menggunakan pesawat Saudia Airlines SV 5688.
Pesawat itu sempat mendarat darurat di Kualanamu pada Sabtu (21/6/2025) pukul 09.27 WIB. Setelah pemeriksaan, pesawat dinyatakan aman dan kembali terbang menuju Surabaya Minggu dini hari (22/6/2025) pukul 03.30 WIB. Pesawat tiba di Bandara Juanda pukul 08.00 WIB.
Selama masa penanganan, seluruh penumpang dan kru difasilitasi akomodasi, konsumsi, serta pendampingan pelayanan oleh tim bandara dan maskapai.
Penulis: Fahreza Rizky
Editor: Intan Umbari Prihatin