tirto.id - Hadiah Nobel Perdamaian telah diberikan kepada kelompok International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN).
Berit Reiss-Andersen, Ketua Komite Nobel, mengatakan bahwa penghargaan itu diberikan terkait upaya terobosan kelompok tersebut hingga menghasilkan perjanjian soal larangan terhadap senjata nuklir.
"Kita tinggal di dunia di mana risiko senjata nuklir yang digunakan lebih besar untuk waktu yang lama," lanjut Reiss-Andersen dalam pengumuman resmi yang disiarkan pada Jumat (6/10/2017), seperti dikutip BBC.
Dikatakan, beberapa negara kini sedang memodernisasi persenjataan nuklir mereka. Ada bahaya nyata bahwa lebih banyak negara akan mencoba untuk mendapatkan senjata nuklir, seperti Korea Utara
“Senjata nuklir merupakan ancaman konstan bagi kemanusiaan dan semua kehidupan di bumi," lanjutnya.
Masyarakat internasional sebelumnya telah mengadopsi larangan mengikat terhadap ranjau darat, munisi tandan serta senjata biologis dan kimiawi, katanya. Namun "senjata nuklir bahkan lebih merusak" dan belum dilarang.
ICAN dinilai telah membantu mengisi celah hukum ini sehingga mendorong negara-negara dunia agar berjanji untuk bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan terkait upaya menstigmatisasi, melarang, dan melenyapkan senjata nuklir.
Karenanya, Nobel Perdamaian ini juga merupakan seruan kepada negara-negara pro nuklir untuk memulai perundingan serius menghapus secara bertahap hampir 15.000 senjata nuklir di dunia.
"Ini merupakan keyakinan tegas Komite Nobel Norwegia bahwa ICAN, lebih dari yang lainnya, pada tahun lalu telah memberikan upaya untuk terciptanya dunia tanpa senjata nuklir sebagai arah dan semangat baru," jelas Reiss-Andersen.
Pada Juli lalu, 122 negara mengadopsi sebuah perjanjian PBB yang dirancang untuk melarang dan akhirnya menghilangkan semua senjata nuklir. Namun tidak satu pun dari sembilan negara dengan senjata nuklir yang diketahui di dunia - termasuk Inggris dan Amerika Serikat - yang mendaftar.
ICAN, sebuah koalisi ratusan LSM, berusia 10 tahun dan berbasis di Jenewa, Swiss. Kelompok ini akan menerima sembilan juta kronor Swedia ($ 1,1 juta, £ 94.000) bersama dengan medali dan sertifikat Nobel Perdamaian ini pada sebuah upacara di bulan Desember.
Meski perjanjian nuklir itu merupakan kemenangan yang signifikan, pelucutan senjata ini sebenarnya masih jauh. "Kami belum selesai... Pekerjaan tidak berhenti sampai senjata nuklir hilang," kata kepala organisasi ICAN Beatrice Fihn seperti dikutip The Guardian.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari