Menuju konten utama

Kekuatan Militer Malaysia 2019 dari Senjata hingga Sumber Daya

Kekuatan militer Malaysia pada 2019 didukung oleh 410 ribu personel dan 74 tank perang.

Kekuatan Militer Malaysia 2019 dari Senjata hingga Sumber Daya
Ilustrasi operasi militer US di Timur Tengah. iStockphoto/GettyImages

tirto.id - Kekuatan militer Malaysia menempati posisi ke-41 terkuat di dunia dari 137 negara lainnya menurut Global Fire Power, dengan indeks 0,6523 (0,0000 adalah poin sempurna).

Dalam penilaian tersebut, militer Malaysia terbagi dalam 3 sektor, yaitu Angkatan Udara (AU), Angkatan Darat (AD), dan Angkatan Laut (AL). Jumlah personel militer Malaysia mencapai 410 ribu dengan personel aktif 110 ribu, dan 300 ribu lainnya personel cadangan.

Angkatan udara, yang ditinjau dari sistem paten dan sistem rotasi dalam pelayanannya di semua cabang AU, memiliki total kekuatan 187, dengan 39 penyerang dan 52 serangan. AU Malaysia memiliki 18 transportasi militer, 43 personel dalam pelatihan, dan 71 helikopter.

Di sektor angkatan darat, Malaysia memiliki 74 tank perang dan 1,4 ribu kendaraan perang. Selain tiu, Malaysia juga memiliki 29 artileri otomatis dan 211 artileri manual, serta 54 proyektor roket.

Peralatan dan transportasi militer Malaysia, khususnya AD, tidak diproduksi dalam negeri. Sebagian besarberasal dari Inggris, dan lainnya berasal dari Amerika Serikat, Brazil, dan Korea Selatan, terangkum dalam Military Factory.

Total aset dalam angkatan laut Malaysia adalah 61, dengan 6 frigate, 6 corvete, dan 2 kapal selam. Disamping itu, AU Malaysia juga memiliki 41 kapal patroli dan 4 pangkalan perang.

Untuk menunjang kemiliteran, diperlukan minyak untuk operasionalnya. Konsumsi minyak untuk keperluan militer Malaysia adalah 625 ribu barel per hari. Dengan produksi minyak dalam negeri mencapai 647,9 ribu per hari, diperkirakan Malaysia memiliki cadangan minyak sebesar 3,6 miliar barel.

Selain minyak bumi, kemiliteran juga didukung oleh 14,9 juta orang yang bekerja di sektor militer, dan jumlah perdagangan di sektor kelautan mencapai 1,6 ribu. Ruas jalan di Malaysia mencapai 98,7 ribu km, dan jalur rel 1,8 ribu km, dengan 7 pelabuhan inti dan 114 bandara aktif.

Anggaran yang digelontorkan pemerintah Malaysia untuk militer mencapai 4,7 miliar dolar AS.

Dari tiga sektor kemiliteran, Asian Military Review melansir, sektor yang paling mudah adalah angkatan darat, karena sebagian besar programnya berjalan dengan lancar. Sebagai contoh, pengiriman Deftech AV-8 Gempita diharapkan akan selesai pada 2020.

Lebih dari setengah (dari total 257 pesanan) telah dikirim dan telah beroperasi. Pada pameran militer Defence Services Asia pada April 2018 di Kuala Lumpur, Malaysia menandatangani kontrak pembelian 18 buah artileri Nexter LG1 105mm Howitzers dan 29 buah artileri otomatis M109A5 155mm Howitzers, yang keduanya diharapkan dikirim pada 2020.

Angkatan Laut Malaysia, yang dikenal dengan Royal Marine Navy (RMN) masih berencana akan memperluas cakupan pengawasan dengan Scan Eagles di bagian Malaysia di Laut Cina Selatan, kemudian akan memperluasnya lagi hingga ke operasional Laut Sulu dan melakukan operasi kapal.

Royal Malaysian Air Force (RMAF) merencanakan program yang diprakarsai oleh Menteri Pertahanan, Mohammad Sabu, yang rilis pada Juli 2018.

Program tersebut berisi kerangka RMAF akan terdiri dari dua skuadron Pesawat Tempur multi-peran (MRCA), tiga skuadron Light Conbat Aircraft (LCA), dan satu pengangkut udara strategis, dua skuadron pengangkut udara taktis, dua skuadron helikopter tempur, dan masingmasing satu skuadron pesawat patroli maritim.

UAV dan pesawat radar dini dan pesawat kontrol juga akan diplotkan dalam strategi. Sembilan stasiun radar dan resimen pertahanan udara nerbasis darat juga akan termasuk dalam rencana ini.

Baca juga artikel terkait MILITER atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora