tirto.id - Sami Khedira adalah pesepakbola muslim kelahiran Jerman berdarah Tunisia. Gelandang yang kini memperkuat Juventus ini mengakui bahwa ia pernah meninggalkan puasa Ramadan demi menjaga profesionalismenya.
Sepak bola telah membuat kehidupan Sami Khedira menjadi lebih baik. Tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga sosial. Khedira melakukan segalanya demi tampil bagus di lapangan. Ia pun mengaku sering tak melaksanakan ibadah puasa saat kompetisi sedang berlangsung.
Sebagai pesepakbola profesional, Sami Khedira harus berlatih setiap hari demi meningkatkan kemampuannya. Berkat sepak bola, anggota skuad Timnas Jerman ini dicintai banyak orang tanpa memandang agama, dan ia harus menjaga rasa cinta untuk dirinya itu.
"Seorang muslim seharusnya berpuasa selama bulan Ramadan sejak matahari terbit sampai tenggelam," kata Khedira dalam suatu wawancara yang dikutip Republikaedisi 26 Mei 2012 silam.
"Tapi, saya adalah atlet yang kompetitif, saya membutuhkan tenaga yang tidak mungkin saya dapatkan tanpa makanan," imbuh mantan pemain VfB Stuttgart dan Real Madrid ini.
Kendati demikian, Khedira mengaku rajin melakukan puasa saat kompetisi libur. Ia juga tidak meninggalkan ibadah Ramadan saat masih remaja. Kini, jika terpaksa harus meninggalkan puasa, Khedira selalu membayar denda sesuai yang telah diatur dalam Islam.
Khedira di Tengah Islamofobia
Di luar lapangan, Sami Khedira kerap melakukan kegiatan amal untuk masyarakat muslim di Jerman yang mengalami kesulitan. Ia menjadi salah satu pemain muslim yang selalu menyisihkan sebagian pendapatan untuk lembaga amal.
Diakui bahwa pesepakbola muslim keturunan imigran Tunisia yang lahir di Stuttgart ini memang sudah mendapatkan cinta dari publik Jerman. Namun, ia hanya bisa membuat dirinya dicintai masyarakat Jerman, tetapi dianggap belum dapat mengubah persepsi terhadap Islam.
Dilansir dari Harvard Political Review,Sami Khedira dinilai belum memberi dampak signifikan dalam upaya mengikis Islamofobia di Eropa, khususnya di Jerman yang merupakan negara kelahirannya.
Di Jerman, masih sering terjadi ketegangan antara komunitas muslim dengan masyarakat umum yang belum dapat melepaskan stigma Islam dari pandangan miring, terutama terkait terorisme.
Kendati begitu, apa yang telah dilakukan Sami Khedira untuk Jerman, termasuk turut mengantarkan tim panser meraih gelar juara di Piala Dunia 2014, setidaknya bisa membuat orang Jerman sedikit melupakan ketegangan itu.
"Komunitas muslim di Jerman, terutama [keturunan] orang Turki masih dibenci dan ditakuti sebagai teroris oleh sebagian warga Jerman," tulis Alex Koeing dalam laporannya di Harvard Political Review.
"Pujian terhadap Khedira yang seorang muslim membuat kita lupa masih ada ketegangan di tengah masyarakat Jerman terhadap orang-orang muslim," tambahnya.
Sami Khedira memang berhasil membuat dirinya diterima dan dicintai orang Jerman sebagai pesepakbola. Namun, pungkas Koeing, belum jelas bagaimana masyarakat Jerman menerimanya sebagai seorang muslim.
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Iswara N Raditya