tirto.id - Bek Arsenal, Shkodran Mustafi, dikenal sebagai pesepakbola muslim yang sangat taat. Anggota skuad juara Piala Dunia 2014 bersama Timnas Jerman ini mengakui bahwa Islam telah melepas semua beban dan mengajarinya untuk selalu bersyukur.
Lahir di Bad Hersfeld, Jerman, tanggal 17 April 1992, Shkodran Mustafi adalah muslim berdarah Albania-Makedonia. Sang ayah, Kujtim Mustafi, juga sempat berkarier di lapangan hijau sebagai kiper klub amatir Jerman.
Meskipun sempat merintis pengalaman sepak bola di akademi klub Jerman, Hamburg SV, namun Mustafi justru mengawali karier profesionalnya di klub Inggris, Everton, kendati tidak berjalan mulus.
Mustafi hanya bermain 15 menit sepanjang 2 musim di Goddison Park. Kemudian ia pindah ke Italia bersama Sampdoria. Bersama Il Samp, Mustafi tampil impresif dan mendapat panggilan ke Timnas Jerman untuk Piala Dunia 2014.
Juara Dunia & Raja Blunder
Di Piala Dunia 2014 yang digelar di Brasil, Mustafi hanya bermain sekali sebagai starter dan 3 kali sebagai pemain pengganti sebelum mengalami cedera di babak 16 besar.
Kendati begitu, namanya turut tercantum dalam skuad juara karena Tim Panser berhasil menjadi kampiun Piala Dunia 2014 setelah mengalahkan Argentina dengan skor tipis 1-0 di final.
Usai Piala Dunia 2014, Mustafi direkrut klub Spanyol, Valencia, dan dikontrak selama 5 musim. Namun, baru menjalani dua musim di La Liga, aksi Mustafi memikat perhatian manajer Arsenal, Arsene Wenger.
The Gunners kala itu rela merogoh kocek hingga 35 juta euro untuk membawanya kembali ke Premier League.
Mustafi tampil reguler dalam dua musim perdananya di Inggris dengan catatan 75 penampilan serta 5 gol. Kendati belum memberikan gelar, ia turut mengantarkan Arsenal sampai ke final Europa League 2018/2019.
Performa Mustafi dalam dua musim terakhir mendapat banyak kritik pedas, bahkan dari fans Arsenal dan mantan legenda klub asal London ini.
Emmanuel Petit, misalnya, menyebut Mustafi adalah raja blunder. Kecaman eks gelandang Arsenal dan Timnas Perancis itu tak pelak memerahkan telinga Mustafi.
"Saya cukup kritis terhadap diri sendiri sehingga saya melakukan kesalahan itu. Dan aku bisa mengatasi kritik keras," kata Mustafi kepada Der Spiegel.
"Tetapi kritik itu meningkat, menjadi tidak rasional. Saya menjadi target. Dan kami mencapai titik di mana orang-orang menganggap saya bertanggung jawab atas kekalahan dalam pertandingan yang bahkan tidak saya ikuti," sambungnya.
Musim 2019/2020, Mustafi jarang tampil di Premier League. Terhitung, pemain yang biasa dipanggil Smiley Donny itu hanya bermain 8 kali untuk Arsenal di Liga Inggris.
"Saya kesal. Adalah satu hal ketika Anda dikritik oleh penggemar atau media. Tapi itu hal yang sama sekali berbeda jika seorang mantan pemain, yang tahu betapa sulitnya bisa berada di luar sana di lapangan, mengatakan sesuatu seperti itu," tukasnya.
"Saya berharap para pemain itu menjadi lebih sensitif dan menyadari apa yang dapat mereka mulai dengan kritik yang begitu keras," imbuh Mustafi.
Kritik keras yang dilontarkan Petit tampaknya masih membayangi Mustafi. Awal tahun 2020 ini, ia menulis surat pembelaan diri di laman resmi Arsenal. Mustafi mengaku hanya manusia biasa dan membutuhkan dukungan.
Pertanyaan yang Mencerahkan
Sebagai muslim, Mustafi tidak mengonsumsi minuman keras. Pilihan ini tentunya unik mengingat bir sudah menjadi minuman sehari-hari orang Jerman, negara yang menjadi tempat kelahirannya.
Kala bermain di Everton, Mustafi pernah mendapat pertanyaan seputar bir dan ini menjadi titik pencerahan bagi dirinya. Ia menegaskan tidak minum bir karena meminum minuman yang bisa memabukkan dilarang dalam ajaran Islam.
Selanjutnya, muncul pertanyaan, apa alasan Mustafi menjadi seorang muslim. Pertanyaan ini kemudian kerap ia pikirkan lebih dalam.
"Saya pulang dan berpikir, itu adalah pertanyaan bagus karena saya tidak pernah menanyakan kepada diri saya," ungkap Mustafi dikutip dari Goal.
"Ini [memeluk Islam] adalah sesuatu yang orangtua ajarkan pada Anda tetapi Anda tidak pernah tahu apakah itu bagus atau buruk, mengapa saya tidak minum, mengapa saya tidak makan babi, mengapa saya shalat lima waktu sehari," lanjutnya.
"Saya mulai membaca Alquran dan bertanya: 'Apa pemikiran di balik semua itu?' - dan itu menjadi semakin menarik. Hal itu banyak membantu saya," imbuh Mustafi.
Saat bermain di Valencia, ada satu momen di mana Mustafi kembali menolak alkohol. Tapi kali ini bukan tawaran minuman, melainkan sponsor Valencia, bir Estrella yang berada di meja konferensi pers.
Mustafi menggeser botol minuman keras tersebut dari hadapannya lantaran keyakinannya untuk tidak membolehkan mempromosikan miras. Namun, pihak klub meyakinkannya untuk tetap menaruh botol tersebut di depannya.
Kritik pedas dalam dua musim terakhir memang berat bagi Mustafi. Akan tetapi dirinya menganggap agama [Islam] membantunya untuk melalui semua itu, dan menyukuri segala apa yang telah ia capai.
"Bagi saya, agama melepas semua beban. Agama saya mengajarkan untuk bersyukur atas apa yang Anda miliki, kemudian Anda akan mendapatkan lebih banyak," jelas Mustafi.
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Iswara N Raditya