Menuju konten utama
Seri Pesepakbola Muslim

Tiga Belas Alasan Emmanuel Adebayor Masuk Islam

Emmanuel Adebayor dikabarkan menjadi (pesepakbola) muslim atau mualaf pada 2015. Bahkan, ia punya 13 alasan masuk Islam.

Tiga Belas Alasan Emmanuel Adebayor Masuk Islam
Emmanuel Adebayor. (Foto AP / Jorge Saenz)

tirto.id - Emmanuel Adebayor mengucapkan kalimat syahadat dalam video yang diunggah The Telegraph,tanggal 7 Juli 2015. Eks bomber Timnas Togo yang kala itu memperkuat Tottenham Hotspur ini dikabarkan telah memeluk Islam alias menjadi mualaf.

Bernama lengkap Sheyi Emmanuel Adebayor, striker yang disebut-sebut sebagai penerus Nwanko Kanu ini lahir di Lome, Togo, 26 Februari 1984. Adebayor tumbuh di lingkungan keluarga miskin dengan enam saudara, tiga di antaranya laki-laki dan tiga lainnya perempuan.

Keprihatinan dalam kehidupan masa kecilnya itulah yang membentuk Adebayor menjadi pribadi yang tangguh, dan akhirnya menantang Eropa lewat jalan sepak bola.

Tak main-main, yang pernah diperkuat Adebayor adalah deretan klup top Eropa, macam AS Monaco, Arsenal, Real Madrid, Manchester City, hingga Spurs. Kendati begitu, jalan kariernya ternyata amat berliku.

Performa Naik-Turun

Awal karier profesional Emmanuel Adebayor dimulai dari Perancis bersama FC Metz pada 2001. Dua musim berselang, ia digaet klub mapan Ligue 1, AS Monaco. Adebayor diboyong sebagai pelapis duet Fernando Morientes dan Shabani Nonda.

Pelan tapi pasti, performanya kian terasah. Torehan 78 penampilan di ajang Ligue 1 dengan catatan 18 gol di AS Monaco membuat Arsenal membawanya ke London pada musim 2005/2006.

Koleksi golnya meningkat. Dari 104 laga di Premier League, Adebayor mencetak 46 gol untuk The Gunners hingga musim 2008/2009.

Dari Arsenal, Adebayor pindah ke klub kaya baru, Manchester City. Ia sempat dituding mata duitan oleh fans The Gunners. Adebayor kian memantik kontroversi karena merayakan gol di depan pendukung Arsenal saat mengantarkan kemenangan City 4-2.

Karier Adebayor di City hanya bertahan 1,5 musim saja. Pada awal tahun 2011, ia dipinjamkan ke klub raksasa La Liga Spanyol, Real Madrid.

Akhir musim 2010/2011, Adebayor kembali ke London, kali ini ia bergabung dengan Tottenham Hotspur.

Performanya naik turun karena urusan keluarga. Manajemen Spurs sampai memintanya untuk menyelesaikan masalah itu agar penampilannya kembali membaik.

Seperti dilaporkan BBC, Adebayor sempat mencurahkan masalahnya lewat laman Facebook pribadinya.

Satu di antara beberapa masalah yang ia ungkapkan yakni mengenai sang adik, Rotimi Adebayor, yang kerap mencuri barang-barang miliknya seperti jersey almarhum Marc-Vivien Foe, jersey Zinedine Zidane, kalung seharga 25.000 euro, dan lainnya.

“Saya telah menyimpan cerita-cerita ini untuk waktu yang lama, tapi saya pikir hari ini perlu berbagi dengan kalian," tulis pengemas 87 caps dan 32 gol untuk Timnas Togo ini.

"Memang benar urusan keluarga mesti dipecahkan secara internal dan tidak di depan umum, tapi saya melakukan ini agar semua keluarga dapat belajar dari apa yang terjadi terhadap saya,” tambahnya.

Ada beberapa saudara Adebayor lainnya semakin membuatnya pusing karena selalu meminta uang kepadanya. Kondisi seperti inilah yang barangkali membuat karier Adebayor sulit berkembang lagi.

Alasan Menjadi Mualaf

Emanuel Adebayor tak ragu memilih Islam sebagai agama barunya. Ia membeberkan sejumlah alasan disertai perbandingan dengan agama yang dianut sebelumnya secara rinci.

Menurutnya, ada beberapa kesamaan antara agama Islam dengan ajaran yang dibawa Yesus Kristus, juga perihal kebiasaan serta kepribadian Nabi Isa.

Adebayor setidaknya punya 13 alasan masuk Islam,terlepas dari perdebatan yang muncul setelahnya, termasuk soal keraguan apakah ia benar-benar menjadi mualaf atau tidak.

Berikut 13 ini alasan Adebayor memeluk Islam. Untuk versi lebih lengkap bisa dilihat lewat artikel bertajuk "13 Reasons Why I Am A Muslim – Emmanuel Adebayor", dalam The Herald edisi 31 Juli 2015:

  1. Yesus mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan yang harus disembah, demikian pula dalam ajaran Islam.
  2. Yesus tidak makan daging babi seperti halnya umat Islam sebagaimana yang diajarkan dalam Alquran.
  3. Yesus disambut dengan kata-kata "as salaamu alaikum" (damai bersamamu). Orang-orang Islam juga saling menyapa dengan cara ini.
  4. Yesus selalu berkata "Insya Allah", umat Islam mengatakan ini juga.
  5. Yesus mencuci muka, tangan, dan kakinya sebelum berdoa. Orang-orang muslim melakukan hal yang sama sebelum melaksanakan salat.
  6. Yesus dan nabi-nabi lain dalam Alkitab berdoa dengan kepala mereka ke tanah Orang-orang muslim juga melakukan serupa.
  7. Yesus memiliki janggut dan mengenakan jubah. Bagi muslim, itu adalah sunah.
  8. Yesus mengikuti hukum dan mempercayai semua nabi, demikian pula kaum muslimin.
  9. Ibunda Yesus, Maria (Siti Maryam), berpakaian sopan yang sepenuhnya menutupi tubuh, termasuk mengenakan jilbab. Pakaian perempuan muslimah juga seperti itu.
  10. Yesus dan nabi-nabi lain dalam Alkitab berpuasa hingga 40 hari. Umat muslim melakukannya selama bulan Ramadan.
  11. Yesus mengajarkan untuk mengatakan "damai untuk rumah ini" ketika memasukinya dan menyapa orang-orang di rumah dengan "damai sejahtera bagimu". Orang-orang muslim juga melakukan itu.
  12. Yesus disunat, demikian pula dengan laki-laki muslim.
  13. Yesus berbicara bahasa Aram dan menyebut Tuhan "Elah", yang dilafalkan sama dengan "Allah", Tuhan umat Islam.

Setelah diterpa banyak masalah, Adebayor ingin kembali fokus pada sepak bola. Dari Spurs, ia direkrut Crystal Palace meskipun hanya bertahan selama 6 bulan saja.

Liga Turki menjadi ajang berikutnya yang dijajal Adebayor. Ia bergabung dengan Istanbul Basaksehir pada 2017.

Namun, karier Adebayor menukik dan ia tak bisa kembali ke performa terbaik. Sempat memperkuat Kayserispor selama 4 bulan, penampilannya terus saja menurun.

Terakhir, ia berkelana sampai ke Paraguay dan membela Olimpia, klub yang diperkuatnya hingga kini.

Baca juga artikel terkait SERI PESEPAKBOLA MUSLIM atau tulisan lainnya dari Hendi Abdurahman

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Hendi Abdurahman
Penulis: Hendi Abdurahman
Editor: Iswara N Raditya