tirto.id - Diego Michiels termenung sembari menunggu sidang atas kasus penganiayaan yang menjeratnya. Pesepakbola naturalisasi ini akan segera mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Di ruang pengadilan, si bengal mantap menjadi muslim.
Disaksikan oleh tim kuasa hukumnya, Diego Michiels melafalkan dua kalimat syahadat. Ia resmi memeluk agama Islam di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Kamis tanggal 7 Februari 2013.
“Diego sudah masuk Islam dan sudah mengucapkan dua kalimat syahadat,” kata salah satu kuasa hukum Diego Michiels, Kapitra Ampera, dalam jumpa pers di PN Jakarta Pusat, dilansir Detikcom.
"Islam itu tidak mengenal tempat dan tidak ditunda-ditunda, sekitar 10 menit lalu dia mengucapkan dua kalimat syahadat," lanjutnya.
Setelah resmi menjadi seorang muslim, pemain yang mulai merumput di Indonesia pada 2011 dengan memperkuat Pelita Jaya FC ini memperkenalkan diri dengan nama baru: Diego Muhammad.
Yakin Menjadi Mualaf
Pamor Diego Michiels meroket usai membela Timnas Indonesia U23 di ajang SEA Games 2011. Aksinya di lapangan yang penuh semangat dan cenderung menggebu-gebu membuat orang dengan mudah mengenal karakter bermainnya.
Apalagi ia adalah pemain naturalisasi, dengan wajah bule yang tentunya lebih gampang diingat. Terlebih pada masa itu, pencinta sepak bola Indonesia menaruh harapan besar kepada para pemain naturalisasi lantaran prestasi timnas yang belum sepenuhnya memuaskan.
Impresi awal yang diberikan Diego Michiels kepada publik sepak bola nasional membuatnya tak butuh waktu lama untuk menjadi terkenal. Pada Januari 2012, ia menjalin hubungan dengan selebritas papan atas Indonesia yang kala itu tengah naik daun, Nikita Willy.
Sebagian kalangan menganggap bahwa keputusan Diego Michiels memeluk agama Islam lantaran faktor sang kekasih. Namun, ia dengan tegas membantah tudingan tersebut. Diego menegaskan bahwa ia menjadi mualaf atas keyakinan sendiri.
“Saya tumbuh bersama lingkungan muslim dan banyak membaca soal Islam. Jadi, tidak ada hubungannya dengan kekasih saya. Tidak [pula] ada hubungannya juga dengan kasus ini. Saya merasa memang ini momen yang tepat,” kata Diego Michiels kala itu.
Sering Terjerat Kasus
Lahir di Deventer, Belanda, 8 Agustus 1990, Diego berayahkan Robbie Michiels yang berasal dari Jakarta. Darah Timor mengalir dalam dirinya lewat garis sang nenek, Aninjola. Sementara ibundanya, Annet Kloppenburg, perempuan asli Belanda.
Diego Michiels meniti karier sepak bola di Belanda dengan bergabung ke akademi RDC Deventer di kota kelahirannya sebelum masuk klub junior Go Ahead Eagles pada 2007.
Sejak 2009, ia dipromosikan ke skuad utama Go Ahead Eagles -juga bermarkas di Kota Deventer- yang saat itu berlaga di Eerste Divisie atau kompetisi Divisi Dua Liga Belanda.
Di klub yang pernah menghasilkan pemain top macam Marc Overmaars, Paul Bosvelt, hingga Bert van Marwijk ini, Diego Michiels mengemas 28 penampilan hingga akhirnya ia memutuskan "pulang" ke tanah leluhurnya: Indonesia.
“Ada yang ajak saya main di sini [Indonesia], saudara saya juga bantu saya selama di sini. Saya tiba di sini tahun 2011 bulan Februari,” ucap Diego Michiels dalam wawancaranya dengan Panditfootball.
“Awalnya saya tidak mau, soalnya sedang bermain untuk klub yang paling saya cinta [Go Ahead Eagles] dan hidup di Deventer. Apalagi saya waktu itu sudah main untuk tim senior, juga sudah perpanjang kontrak sampai tahun 2015,” lanjutnya.
Namun, Diego Michiels tidak menyesali keputusannya tersebut. Ia bahkan dengan mantap memilih menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Pelita Jaya FC merupakan klub pertama Diego Michiels di tanah air kendati ia sempat "mampir" ke Persija dan Arema Indonesia yang berlaga di kompetisi Indonesian Premier League (IPL) pada 2012.
Diego Michiels kemudian hijrah ke Palembang, Sumatera Selatan, untuk memperkuat Sriwijaya FC pada musim 2013/2014 sebelum beralih ke Kalimantan Timur dan bergabung dengan Mitra Kukar sejak musim berikutnya.
Perjalanan hidup Diego Michiels di Indonesia amat berwarna. Tabiat yang cenderung gampang naik darah membuatnya beberapa kali harus berurusan dengan polisi, bahkan masuk pengadilan hingga sempat masuk bui.
Setelah kasus penganiayaan di Jakarta pada 2012 dan disidang tahun 2013 yang sekaligus menjadi momen memeluk Islam itu, masih ada sejumlah perkara hukum lain yang menerpa Diego Michiels.
Saat memperkuat Mitra Kukar, Diego Michiels dipolisikan oleh petugas keamanan kompleks perumahan tempat tinggalnya di Samarinda, Kalimantan Timur, pada 16 Mei 2014.
Diego Michiels dituding telah menendang, juga melempar sang satpam dengan garpu. Beruntung, bek bengal ini akhirnya dibebaskan berkat jaminan dari Mitra Kukar sehingga korban mencabut gugatan.
Selain itu, Diego Michiels juga pernah dilaporkan melakukan tindak kekerasan terhadap seorang manajer sebuah klub malam di Samarinda pada 2017.
Setahun berselang, ia kembali berurusan dengan pihak kepolisan terkait dugaan penganiayaan terhadap salah satu pengunjung kafe di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Islam Kunci Ketenangan
Dari Mitra Kukar, Diego Michiels pindah ke klub asal Kalimantan Timur lainnya, Pusamania Borneo FC (kini bernama Borneo FC), pada 2016.
Peran dan pengaruhnya cukup kuat di klub Samarinda berjuluk Pesut Etam ini sehingga sejak 2017 ia dipercaya menjabat sebagai kapten tim.
Diego Michiels memang mulai tenang, tidak sebengal sebelumnya. Sifat temperamennya perlahan menyusut. Hal itu dapat dilihat dari minimnya berita negatif dari media perihal perilaku Diego sejak bergabung dengan Borneo FC.
Bahkan, usai timnya kalah oleh Persib dalam laga Liga 1 2018 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Diego Michiels mendapat sanjungan dari suporter tuan rumah berkat penampilan sportif yang ia tunjukkan.
Diakui oleh Diego Michiels, Islam menjadi salah satu faktor kunci dalam proses pendewasaan dirinya.
“Islam memiliki peranan penting bagi saya dalam beberapa tahun terakhir. Keyakinan ini membawa kedamaian dan keteraturan kepada saya," ucap Diego Michiels kepada media Belanda, De Stentor.
Diego Michiels semakin tenang sejak merajut bahtera rumah tangga dengan Dhea Ananda Boru Simatupang. Terlebih setelah pasangan yang menikah pada 5 Juli 2019 ini dikaruniai anak perempuan yang diberi nama Anceyra Aisyah Michiels.
Penulis: Hendi Abdurahman
Editor: Iswara N Raditya