Menuju konten utama

Kecam Elham Yahya, PBNU Ingatkan Dakwah Harus Jaga Martabat

Alissa menyebut, tindakan Elham Yahya yang merupakan penceramah muda itu tidak mencerminkan akhlakul karimah serta bertentangan dengan ajaran Islam.

Kecam Elham Yahya, PBNU Ingatkan Dakwah Harus Jaga Martabat
Alissa Wahid memberi keterangan pers usai mengunjungi rumah mendiang Iko, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (10/9/2025). tirto.id/Baihaqi Annizar

tirto.id - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Alissa Wahid, menyesalkan tindakan dan perilaku pendakwah Elham Yahya Luqman. Alissa menyebut, tindakan penceramah muda itu tidak mencerminkan akhlakul karimah serta bertentangan dengan ajaran Islam.

Alissa menyoroti perilaku Elham yang dinilai bersifat merendahkan martabat manusia, terlebih terhadap anak-anak. Hal itu merupakan pelanggaran serius terhadap nilai kemanusiaan dan prinsip dakwah bil hikmah yang menjadi ciri dakwah Islam rahmatan lil 'alamin.

"Itu menodai nilai-nilai dakwah sendiri yang seharusnya memberikan teladan melalui sikap dan lakunya kepada umat," kata Alissa dalam keterangan pers, Rabu (12/11/2025).

Sebagai catatan Elham Yahya menjadi sorotan setelah videonya bersama anak kecil viral di media sosial. Elham terlihat memasukkan anak kecil ke dalam mulutnya. Cuplikan lain menunjukkan Elham mencium anak kecil berkerudung merah.



Putri dari Gus Dur tersebut menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama mewarisi amanah besar untuk membangun kemaslahatan umat dengan berpegang pada prinsip Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyyah. Oleh karena itu, Alissa menjelaskan bahwa segala bentuk praktik yang mencederai maqashid syariah (tujuan penerapan syariat), terutama perlindungan terhadap kehormatan manusia (hifdz al-‘irdh), harus ditentang.

"Prinsip maqashid syariah inilah yang harus dipegang dan menjadi pertimbangan utama para pendakwah," ujarnya.

PBNU juga menekankan bahwa penghormatan tinggi kepada para kiai-nyai didasarkan pada keulamaan, kearifan sebagai sosok pengasuh, serta peranannya sebagai pengayom jamaah. Penghormatan ini adalah amanah dan seyogyanya setiap tokoh agama wajib menjaga diri dan berperilaku sebagai uswatun hasanah bagi umat.



"Sebab sejatinya kiai-nyai, pendakwah secara umum juga merupakan guru yang sudah sepantasnya digugu dan ditiru," katanya.



Sejalan dengan itu, PBNU mengajak seluruh elemen jamaah dan jam'iyah Nahdlatul Ulama untuk menciptakan ruang yang aman dan bermartabat bagi semua insan, terutama bagi mereka yang lemah seperti anak-anak, santri, dan perempuan.

Sebagai bentuk tanggung jawab kelembagaan, PBNU telah membentuk Satuan Tugas Penanggulangan Kekerasan di Pesantren (SAKA). Tim ini dibentuk secara aktif bekerja menanggulangi praktik kekerasan, pelecehan, dan bentuk penyimpangan lainnya di lingkungan pesantren NU.

"Pembentukan SAKA merupakan wujud nyata komitmen PBNU dalam menjaga marwah pesantren serta memastikan lingkungan dakwah dan pendidikan Islam tetap berlandaskan kasih sayang, akhlak mulia, dan perlindungan terhadap kemanusiaan, serta maqashid syariah," jelasnya.

PBNU menegaskan kembali tidak ada ruang bagi kekerasan, pelecehan, dan penyalahgunaan otoritas dalam dakwah Islam.

"Dakwah harus menumbuhkan kemuliaan, bukan menistakan martabat manusia," tegasnya.

Baca juga artikel terkait DAKWAH atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Flash News
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Andrian Pratama Taher