tirto.id - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser, Kalimantan Timur Abdur Rasyid menyatakan kebutuhan beras daerah itu pada 2016 sebanyak 30.962 ton per tahun. Jumlah itu didapat berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Paser, yang menyatakan tingkat konsumsi beras di Paser sebesar 113 kg per jiwa per tahun.
Rasyid mengatakan jumlah penduduk Kabupaten Paser kurang lebih ada 270.000 jiwa, jumlah itu bila dikalikan 113 kilogram, hasilnya sebanyak 30.962 ton (30.510.000 ton) dalam setahun.
Rasyid mengasumsikan, jika konsumsi beras tiap orang dalam setahun 113 kilogram, maka sama saja dengan orang makan nasi sepertiga kilo setiap hari.
"Bisa dibayangkan, makan nasi sepertiga kilo setiap hari, pasti itu akan sangat kenyang," kata Rasyid, di Paser, Jumat (11/3/2016).
Menurut Rasyid, jumlah konsumsi beras tersebut sudah terlalu tinggi, padahal masyarakat bisa mengkonsumsi makanan lain pengganti beras.
Rasyid membandingkan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia dengan Malaysia dan Jepang yang jauh lebih rendah. Masyarakat Malaysia, kata Rasyid, mengkonsumsi beras tiap tahun di bawah 80 kilogram, sedangkan Jepang kurang lebih 40 kilogram per tahun.
"Berbeda dengan di Indonesia, kita di sini makan nasi, makan jagung juga, kacang serta labu, semuanya dimakan. Kalau belum mengkonsumsi nasi, dianggap belum makan," papar Rasyid.
Rasyid menjelaskan, akibat tingkat konsumsi yang tinggi, Kabupaten Paser mengalami kesulitan untuk mewujudkan swasembada pangan.
"Swasembada pangan sulit tercapai jika konsumsi masyarakat terhadap beras sangat tinggi," ujar Rasyid
Menurut hitungan Rasyid, jika warga Paser bisa mengurangi konsumsi beras 13 kilogram per tahun, pemerintah bisa menghemat 3.562 ton beras setiap tahun.