tirto.id - Budiarto tertawa ketika ditanya soal rambutnya yang mulai menipis. Sambil mengelus bagian belakang kepala, ia bercerita awal mula merasakan gejala kebotakan. Gejala itu mulai ia rasakan saat masuk kuliah. Ia sering mendapati rambutnya rontok. Lama kelamaan, di bagian ubun-ubun, rambutnya menipis. Ia sempat tidak percaya diri.
"Tapi sekarang sih sudah biasa saja, sudah tidak terlalu khawatir," kata pegawai swasta yang tinggal di Jakarta ini.
Kerelaan seperti yang dilakukan Budiarto adalah hal langka. Tak banyak lelaki yang rela rambutnya menipis untuk kemudian jadi botak. Dunia medis menyebut kehilangan rambut ini sebagai alopecia.
Dalam "Alopecia in General Medicine", Rajani Nalluri dan Matthew Harries, dua ahli dermatologi (cabang kedokteran yang mempelajari kulit dan bagian yang berhubungan, termasuk rambut) menyebut bahwa kerontokan rambut bisa menyebabkan seseorang tidak percaya diri.
"Banyak orang yang kehilangan kepercayaan diri dan mungkin menunjukkan gejala kegelisahan dan depresi," tulis mereka.
Ketidakpercayaan diri itu jelas akan bertambah kalau seseorang adalah figur publik, orang termasyhur. Entah itu bintang film, produser, atlet, hingga keluarga kerajaan. Tak banyak figur publik yang bisa mengolah kebotakan menjadi identitas. Sedikit di antaranya itu, mulai dari Bruce Willis, Jason Statham, Vin Diesel, juga The Rock. Di luar nama-nama itu, banyak figur publik yang mengusahakan berbagai cara untuk tetap punya rambut lebat.
Di kancah musik hair metal, di mana rambut gondrong, lebat, dan cemerlang adalah kebanggaan tersendiri, menjadi botak adalah aib. Sejumlah bintang rock yang sudah menua, menutupi aib itu dengan cara memakai wig. Apa daya, banyak gosip bermunculan. Misal tentang wig personel band Britny Fox yang dikabarkan lepas saat ia sedang headbanging, lalu wig tersebut digondol lari anjing.
Baca juga:Rambut Gondrong di ITB, Rene Conrad Tertembak
Penanganan rambut rontok adalah semacam usaha sia-sia melawan waktu. Dr. William Yates, pendiri Dr. Yates Hair Science, mengatakan pada Business Insider bahwa tak ada orang yang punya rambut lebih lebat seiring usia yang bertambah.
"Kalau kamu semakin tua rambutmu semakin bagus, maka kamu jelas melakukan hal yang lebih dari sekadar memakai sampo mahal," katanya.
Ada beberapa macam penanganan rambut rontok. Jika merujuk pada makalah yang ditulis oleh McElwee dan Shapiro (2012), penanganan yang bisa dipakai begitu beragam. Misalkan mengoleskan minoksidil ke bagian yang ingin ditumbuhi rambut. Di Indonesia, banyak orang menggunakan obat ini untuk menumbuhkan jenggot dan cambang.
Selama beberapa tahun terakhir, ujar McElwee dan Shapiro, terapi yang paling laris dipakai untuk mengatasi kerontokan rambut dan kebotakan ini adalah penggunaan laser. Cara ini juga sering dipromosikan sebagai tindakan pencegahan kebotakan berpola. Beberapa klinik dermatologi juga menyediakan layanan ini, walau tak banyak.
"Meski pengobatan dengan laser ini bebas untuk dieksplorasi oleh pasien, sejauh ini ia belum menjadi pendekatan signifikan di sebagian besar klinik dermatologi."
Baca juga:Bukan Cukur Rambut Biasa
Kalau semua cara sudah mentok, banyak orang memutuskan untuk melakukan penanaman rambut (hair transplant). Secara sederhana, penanaman rambut, kerap pula disebut cangkok rambut, dapat diartikan sebagai pemindahan rambut dari area yang cukup, ke bagian yang mengalami kebotakan. Banyak orang memilih cara ini karena efektif, dan sebagian besar hasilnya bersifat permanen.
Salah satu ahli pencangkokan rambut di Indonesia adalah dr. Gunawan Budisantoso, SpKK. Menurutnya, 80 hingga 90 persen kebotakan pada pria disebabkan oleh faktor genetik. Kebotakan karena faktor genetik, tulisnya, terjadi karena pengecilan akar rambut secara bertahap. Akar rambut itu yang awalnya normal, akan mengecil, terus mengecil, hingga hilang permanen.
"Ini merupakan proses 1 arah dan tidak mungkin dikembalikan ke kondisi semula dengan pengobatan atau peralatan apapun," ujar Gunawan.
Masalahnya adalah, tidak semua orang mampu membayar ongkos pencangkokan rambut. Di luar negeri, ongkosnya mencapai USD5 ribu hingga USD20 ribu untuk satu kali sesi. Ongkos itu tergantung seberapa luas area kebotakannya. Dan biasanya tidak cukup satu kali proses.
Baca juga:Hutan Indonesia Makin Botak
Di Indonesia, saya sempat bertanya pada The Clinic—salah satu klinik kecantikan di Jakarta Selatan—soal harga cangkok rambut. Harganya mulai dari Rp30 juta. Harga itu akan merambat naik kalau area yang harus ditanam lebih besar.
"Harga memang tergantung berapa banyak graft (pemindahan) dan area yang dibutuhkan."
Maka tak heran kalau yang bisa melakukan pencangkokan rambut adalah orang dengan dompet tebal, juga figur publik. Salah satu yang paling buka-bukaan adalah pesepakbola asal Inggris, Wayne Rooney. Ini tak biasa, sebab seringkali para publik figur merasa malu jika kedapatan mencangkok rambut.
Namun, Rooney berbeda. Pemain berjuluk Wazza ini sadar bahwa rambutnya mulai rontok dan kepalanya botak. Begitu pula para penonton yang paham bahwa rambut Rooney tak bisa diselamatkan lagi. Pada 4 Juni 2011, Rooney memberi kabar bahwa ia sudah melakukan cangkok rambut. Beberapa media menyebut bahwa ongkos pencangkokan rambut Rooney mencapai $18 ribu dolar.
"Hanya mengabari pada para pengikutku, aku baru saja melakukan pencangkokan rambut. Aku mulai botak pada usia 25 tahun, jadi kenapa tidak. Aku senang dengan hasilnya," cuitnya di akun Twitter pribadinya.
Baru-baru ini, beredar meme Elon Musk, pebisnis dan salah satu orang terkaya di dunia. Meme itu membandingkan dua wajah Musk berbeda periode. Foto pertama diperkirakan diambil pada sekitar 1995, saat ia dan kakaknya memulai bisnis perusahaan piranti lunak bernama Zip2. Foto kedua diambil sekitar tahun 2015 atau 2016. Yang terlihat amat berbeda adalah rambut. Di foto pertama, tampak Musk dengan rambut tipis dari bagian tengah hingga depan kepala. Di foto kedua, Musk tersenyum lebar dengan rambut yang lebat.
"Saat kamu begitu kaya sehingga rambutmu tumbuh lagi," tulis ledekan di meme itu.
Ada pula kasus pencangkokan rambut yang menerbitkan rasa malu dan berujung di pengadilan. Pada akhir 2010 dan 2011, Chris Hutcheson, datang ke kantor media Daily Mail. Ia menawarkan informasi pribadi terkait juru masak terkenal, Gordon Ramsay. Daily Mail menerbitkan informasi itu, di antaranya adalah soal pencangkokan rambut Ramsay.
Ternyata Hutcheson, yang merupakan ayah mertua Ramsay, mendapatkan informasi itu dari membobol komputer Ramsay. Mereka memang berseteru sejak 2008, saat bisnis restoran yang mereka dirikan limbung dan membuat mereka rugi besar.
Gara-gara kasus pembobolan dan penyebaran informasi pribadi itu, sang juru masak yang dikenal galak dan berlidah tajam itu marah besar dan menuntut sang mertua. Ia menuntut ke pengadilan, dan menang. Hutcheson dipenjara selama 6 bulan, serta diharuskan membayar ganti rugi 1 juta poundsterling.
Kasus Ramsay mengajarkan: jangan bercanda soal rambut pada orang yang mulai botak.
Penulis: Nuran Wibisono
Editor: Maulida Sri Handayani