Menuju konten utama

Kata Golkar soal Pemecatan Guru Honorer Usai Kritik Ridwan Kamil

Ace sebut Ridwan Kamil sudah mengklarifikasi bahwa kewenangan melakukan pemecatan bukan pada Pemprov Jabar.

Kata Golkar soal Pemecatan Guru Honorer Usai Kritik Ridwan Kamil
Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih Ridwan Kamil menyampaikan paparannya dalam acara Kuliah Umum Partai Golkar di Golkar Institute, Jakarta, Senin (13/3/2023). Kuliah umum yang dihadiri para politisi muda partai Golkar tersebut bertemakan kepemimpinan transformatif yang berbasis karya. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.

tirto.id - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Tubagus Ace Hasan Syadzily merespons ihwal pemecatan guru asal Cirebon, Muhammad Sabil Fadilah yang mengkritik Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di akun Instagramnya, @ridwankamil.

Ace mengatakan, pria yang karib disapa Kang Emil itu sejatinya sudah mengklarifikasi dan menyampaikan otoritas atau kewenangan melakukan pemecatan itu bukan pada pemerintah Provinsi Jawa Barat.

“Bukan dari Kang Emil, tetapi kewenangan itu sebagai guru di SMK Telkom Cirebon dan SMKS Ponpes Minbauul Ulum," kata Ace di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Kamis (16/3/2023).

Menurut Ace, kedua lembaga itu menaungi seorang guru yang dinilai tidak memiliki etika dengan menyebut Kang Emil dalam bahasa Sunda.

Ia mengatakan, Ridwan Kamil telah meminta agar menganulir pemecatan guru itu.

“Sebagai guru tidak dipecat, saya kira sikap yang dilakukan Kang Emil, dengan imbauan untuk tidak melakukan pemecatan terhadap guru tersebut," ucap Ace.

Ia mengatakan, secara pribadi sebagai kader Golkar agar guru itu tidak dipecat, tetapi dibina, diperbaiki, dipulihkan kembali. Sebab, hal itu bagian dari kritik yang disampaikan oleh guru tersebut terhadap Kang Emil sebagai Gebernur Jabar.

"Saya kira walaupun Kang Emil pada saat kritik tersebut memakai baju kuning, bajunya enggak ada gambar Golkarnya. Jadi, siapa pun berhak menggunakan baju kuning," tutur Ace Hasan.

Ridwan Kamil sebelumnya mengklaim dirinya bukan pemimpin daerah yang antikritik.

"Saya tidak antikritik, saya terbuka, sudah ribuan kritik masuk. Seorang pemimpin tidak boleh antikritik, makanya saya tidak mengeluarkan statement yang antikritik," kata kata pria yang akrab disapa Kang Emil, Kamis (16/3/2023).

Kang Emil mengklaim setiap kritikan atau pertanyaan yang ditujukan kepada dirinya di jagat maya selalu dibalas berdasarkan kritikan atau pertanyaan tersebut.

"Kalau keliru saya jawab dengan data. Kalau bercanda saya jawab dengan bercanda. Bahwa ada pihak sekolah yang merespons berbeda, itu jadi momentum peraturan mereka," kata dia.

Saat Muhammad Sabil Fadhilah mengkritik dirinya di media sosial dengan menggunakan kata "maneh" (bahasa sunda yang artinya kamu. Panggilan ini biasa digunakan kepada lawan bicara sebaya dan tidak sopan juga digunakan untuk orang yang lebih tua), Emil memerintahkan pihak sekolah cukup mengingatkan saja.

Baca juga artikel terkait PEMECATAN GURU atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Abdul Aziz