Menuju konten utama

Kasus Molly dan Ketika Media Sosial Jadi Penyebab Depresi Anak

"Internet menghasilkan uang dari kesengsaraan orang lain, seharusnya tidak begitu."

Kasus Molly dan Ketika Media Sosial Jadi Penyebab Depresi Anak
Ilustrasi depresi anak. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Sekretaris Negara untuk Kesehatan Inggris Matt Hancock meminta perusahaan sosial media menghapus konten-konten yang tidak pantas bagi anak-anak dan akan memberi hukuman bagi penyedia konten yang merugikan. Langkah ini dilakukan menyusul kasus kematian Molly, remaja 14 tahun, karena depresi yang berujung bunuh diri.

Hal ini Hancock nyatakan pada Sabtu (26/1/2019), di tengah berkembangnya kasus bunuh diri dan laku menjahati diri sendiri pada para remaja, sebagaimana dikutip The Guardian.

“Ini mengerikan, melihat bagaimana dengan mudahnya mengakses konten kejahatan online. Saya tidak meragukannya, apalagi untuk para remaja. Sudah waktunya internet dan sosial media menyediakan langkah dan pembersihan,” tulis Hancock.

Kejahatan yang bersumber dari media sosial ini sebelumnya telah menimpa Molly, seorang remaja 14 tahun yang meninggal karena depresi. Akun instagramnya didapati mengandung konten depresi dan bunuh diri.

Ian ayahnya percaya sosial media adalah salah satu pihak yang patut disalahkan atas kematian putrinya itu. Facebook yang dalam hal ini telah mengakuisisi Instagramtelah mengucapkan permintaan maaf serta berjanji tidak akan mengizinkan konten serupa naik.

"Yang benar adalah internet menghasilkan uang dari kesengsaraan orang lain, seharusnya tidak begitu,” kata Ian seperti dikutip BBC.

Hancock menyebutkan, bunuh diri menjadi alasan kematian remaja yang berumur di bawah 20 tahun.

Riset menunjukkan, seseorang yang ingin bunuh diri menggunakan internet untuk mencari metodenya. Sementara itu, laman-laman di internet telah memberikan informasi dan grafis yang detail bagaimana melakukannya.

Sebagai Sekretaris Kesehatan, Hancock merasa bertanggung jawab melindungi remaja dari konten jahat. Ini menjadi bagian isu kesehatan mental yang terus dicari solusinya.

“Saya terinspirasi oleh keberanian ayah Molly yang berbicara tentang peran sosial media dalam tragedi tersebut. Ada banyak kasus serupa dan kita wajib menghentikan kasus ini agar tidak terjadi lagi,” jelas Hancock seperti ditulis The Guardian.

Dikutip BBC, iklan dari beberapa merek kelas di instagram telah menyebabkan seseorang melukai dirinya sendiri, depresi, dan bunuh diri. Sementara itu, pihak instagram sendiri membantah telah menaruh iklan yang ditargetkan muncul di sebelah video atau konten tertentu.

Steve Hatch, pejabat eksekutif Facebook mengatakan perusahaan akan memenuhi tanggung jawab terhadap penggunanya dan berusaha meningkatkan keamanan.

“Ada beberapa area di mana kami telah melakukan investasi yang signifikan dan fokus yang besar dalam menangani hal ini. Namun ini adalah bagian yang kompleks,” kata Hatch.

Baca juga artikel terkait KEKERASAN ANAK atau tulisan lainnya dari Isma Swastiningrum

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Isma Swastiningrum
Editor: Yulaika Ramadhani